WAWANCARA EKSKLUSIF

Dokter RSBP Batam Ungkap Cara Mengatasi Anak Susah Makan dan Penyebabnya

Dokter RSBP Batam, dokter Meidy Daniel Posumah, Sp.A memberi tips dan cara mengatasi anak susah makan sekaligus mengungkap penyebabnya.

via kompas.com/M-image
Ilustrasi anak susah makan - Dokter RSBP Batam, dokter Meidy Daniel Posumah, Sp.A mengungkap cara mengatasi anak susah makan dan penyebabnya. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Dokter RSBP Batam atau Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam mengungkap cara mengatasi anak yang susah makan.

Anak susah makan merupakan salah satu problem yang kerap dialami para orang tua.

Problem ini menurut Dokter RSBP Batam, dr Meidy Daniel Posumah, Sp.A bukannya tidak bisa diatasi.

Orang tua bisa mencoba beberapa tips jitu untuk memberi makan anak.

Contohnya dengan mengatur jadwal makan, mengurangi distraksi, dan menjaga tekstur makanannya.

TribunBatam.id merangkum wawancara eksklusifnya termasuk memberi sejumlah tips mengatasi susah makan pada anak.

Berikut ini petikan wawancara eksklusifnya bersama Dokter Spesialis Anak RSBP Batam, dr Meidy Daniel Posumah, Sp.A, pada Sabtu (14/1/2023):

Baca juga: Ameena Anak Atta Halilintar Begaya Anak Tahun 90an Setelah Potong Poni

Tribun Batam (TB): Apa penyebab anak susah makan?

dr. Meidy (Dr. M): Ada berbagai faktor penyebab anak susah makan, salah satunya jika ada kelainan perkembangan.

Misalnya, anak yang mengidap autisme cenderung akan lebih sulit makan.

Namun jika tidak ada kelainan tertentu pada anak, biasanya penyebabnya karena pembiasaan praktek makan serta persepsi yang salah dari orang tua.

TB: Apakah ada penyebab lain dari diri anak yang menyebabkannya susah makan?

dr M: Memang faktor lainnya, ada juga anak yang makannya sedikit (small eater).

Biasanya kalau ada orang tua yang mengeluhkan kenapa anaknya susah makan, kami akan menilai status gizinya, kemudian menanyai bagaimana pola makannya selama ini.

TB: Umur berapa biasanya anak susah makan?

dr M: Kecenderungan susah makan biasanya dialami anak dalam rentang usia satu sampai tiga tahun.

Baca juga: Kondisi Pasien Gangguan Ginjal Akut di RSBP Batam Kian Membaik Sepekan Dirawat

TB: Seperti apa contoh praktek pemberian makan yang salah?

dr. M: Orang tua memberi makan anak biasanya tanpa diberi batas waktu.

Contohnya, menyuapi anak sambil jalan-jalan di taman, sambil menonton televisi, atau sambil bermain.

Ini mengakibatkan durasi makan anak menjadi lama.

Lalu, orang tua kerap memberikan gadget atau distraksi yang membuat perhatian anak teralihkan sehingga dia susah menghabiskan makanan.

TB: Bagaimana seharusnya praktek pemberian makan yang benar?

dr M: Praktek pemberian makan yang benar pada anak seharusnya disiplin, dengan dibatasi waktu tidak lebih dari 30 menit.

Lingkungan makan juga harus dibuat menyenangkan; anak jangan dipaksa atau dibentak untuk makan.

Sebisa mungkin orang tua harus meminimalisir distraksi dan juga jangan mengiming-imingi makanan sebagai hadiah.

Baca juga: Aksi Ria Ricis Ajak Anak Naik Jetski Dikecam Media Asing

Saat pemberian makan berlangsung, jangan sedikit-sedikit diberi air putih juga karena bisa menyebabkan anak cepat kenyang.

TB: Seperti apa jadwal makan yang tepat bagi anak setiap harinya?

dr M: Sebaiknya anak diberi makanan utama dua kali sehari dengan diselingi makanan ringan, seperti buah atau susu.

Misalnya, kalau anak terbiasa bangun pukul 8 pagi, pada pukul segitu orang tua harus sudah menyiapkan makanan utama.

Setelahnya, sekira pukul 10 anak diberi snack dan susu.

Kemudian, makanan utama kedua dapat diberikan sekira pukul 12 siang, lalu snack dan susu disediakan sekira pukul 3 sampai 6 sore.

Untuk pemberian susu sebaiknya cukup tiga kali sehari saja.

Baca juga: Dokter RSBP Batam Ungkap Cara Menjaga Ginjal Agar Tetap Sehat

TB: Saat umur berapa anak bisa mulai mengunyah makanan?

dr M: Umur enam bulan anak sudah bisa diberikan makanan pendamping ASI (MPASI).

Dalam hal ini, tekstur makanan juga harus diperhatikan, sebisa mungkin jangan terlalu encer seperti susu.

Karena itu menyebabkan anak terbiasa tidak belajar mengunyah.

MPASI yang terlalu encer membuat anak akhirnya susah mengunyah dan malas makan.

TB: Apakah sebaiknya anak makan sendiri atau disuapi?

dr M: Memang lebih baik anak dibiasakan makan sendiri, tapi harus bertahap dengan menilai kesanggupannya.

Langkah pertama, orang tua bisa memberikan makanan lengkap dengan alat makan seperti sendok, dan biarkan dia menyuap makanan sendiri.

Tapi jika motorik anak belum sanggup untuk makan sendiri, bisa diselingi dengan menyuapi.

Semakin tambah umur, pelan-pelan orang tua bisa membiarkan anak makan sendiri tanpa bantuan.

Baca juga: Kenali Bahaya Perokok Pasif Bersama Dokter RSBP Batam

TB: Bagaimana mengatasi jika anak tidak mau menghabiskan makanannya?

dr M: Apabila anak menunjukkan tanda-tanda tidak mau makan, tenang, jangan dipaksa.

Kita tunggu sampai 15 menit, kalau tetap menolak, makanan disimpan dahulu untuk sementara waktu.

Jika anak lapar baru makanan itu disodorkan lagi.

Orang tua boleh membujuk anak untuk makan, tetapi sebisa mungkin jangan dibentak atau dimarahi.

Jika anak sudah kenyang atau tidak mau makan lagi padahal makanan belum habis, kita bisa langsung kemasi makanannya. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved