PERBANKAN

Pertumbuhan Kredit Perbankan Desember 2022 Capai 11,35 persen

Pertumbuhan kredit perbankan selama Desember 2022 meningkat dari sebelumnya. Sementara, suku bunga perbankan juga naik meski masih kondusif.

ISTIMEWA
Pada Desember 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap tinggi, mencapai 31,20 persen dan meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 30,42 persen, sehingga mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit/pembiayaan bagi dunia usaha.  Ilustrasi 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Likuiditas perbankan dan perekonomian masih memadai untuk mendorong peningkatan kredit atau pembiayaan serta mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Pada Desember 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap tinggi, mencapai 31,20 persen dan meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 30,42 persen, sehingga mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit/pembiayaan bagi dunia usaha. 

Likuiditas perekonomian juga dinilai tetap memadai dalam mendukung kegiatan ekonomi.

Hal ini tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 9,5 persen (yoy) dan 8,3 persen (yoy). 

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan stabilitas yang tetap terjaga," ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

Sementara itu, suku bunga perbankan mengalami kenaikan, meski masih kondusif untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Baca juga: Hasil Survei Bank Indonesia, Inflasi Januari 2023 Diperkirakan Capai 0,41 Persen

Di pasar uang, suku bunga pada 18 Januari 2023 naik 222 bps dibandingkan dengan level akhir sebelum kenaikan BI7DRR di bulan Juli 2022 menjadi sebesar 5,02 persen, sejalan dengan kenaikan BI7DRR dan penguatan strategi operasi moneter Bank Indonesia

Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor jangka pendek meningkat 55 bps, sedangkan imbal hasil SBN tenor jangka panjang tetap terkendali. Suku bunga deposito 1 bulan pada Desember 2022 tercatat 3,97 persen atau meningkat 108 bps dibandingkan dengan level Juli 2022, sementara suku bunga kredit Desember 2022 tercatat 9,15 persen atau meningkat 21 bps dibandingkan dengan level Juli 2022. 

Kenaikan suku bunga perbankan yang terbatas tersebut dipengaruhi oleh masih longgarnya likuiditas perbankan, termasuk karena dukungan kebijakan Bank Indonesia yang memberikan insentif Makroprudensial berupa pengurangan GWM bagi bank yang menyalurkan kredit kepada sektor prioritas dan inklusif. 

"Bank Indonesia akan terus mendorong perbankan untuk membentuk suku bunga kredit yang efisien, akomodatif, dan kompetitif yang dapat mendukung pemulihan ekonomi," tambah Perry. 

Intermediasi perbankan pada 2022 terus meningkat dan diprakirakan berlanjut pada tahun 2023.

Pertumbuhan kredit perbankan pada Desember 2022 tumbuh 11,35 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 5,24 persen (yoy). 

Peningkatan pertumbuhan kredit terjadi merata pada seluruh sektor ekonomi dan seluruh jenis kredit terutama Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja.

Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan pada Desember 2022 sebesar 20,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya sebesar 6,6 persen (yoy). 

Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit juga terus berlanjut, khususnya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh tinggi sebesar 29,66 persen (yoy). 

Perbaikan intermediasi perbankan didukung sisi penawaran kredit sejalan likuiditas perbankan yang memadai dan standar penyaluran kredit/pembiayaan yang longgar.

Permintaan kredit juga meningkat sejalan kinerja korporasi dan konsumsi rumah tangga yang membaik yang mendorong kenaikan permintaan pembiayaan. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved