BATAM TERKINI

BERSTATUS Kota Metropolis, Gubernur Kepri Minta BP Batam Perbaiki Layanan Air Bersih

BP Batam diminta segera menuntaskan persoalan air bersih yang belakangan dikeluhkan warga dan menjamin ketersediaan air bersih.

TribunBatam.id/Dok Biro Adpim Pemprov Kepri
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad meminta BP Batam segera menyelesaikan persoalan air bersih di Batam yang banyak dikeluhkan warga. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad meminta Badan Pengusahaan (BP) Batam segera menuntaskan persoalan air bersih di Kota Batam.

Pasalnya air dan listrik menjadi kebutuhan dasar masyarakat.

"Itukan kebutuhan dasar masyarakat. Mudah-mudahan BP Batam bisa mencari solusinya segera," ujar Ansar saat berada di Kota Batam, Senin (30/1/2023).

BP Batam, lanjutnya, harus bisa menjamin ketersediaan air. Agar masyarakat bisa menikmati pelayanan yang baik. 

"Batam ini kan kota besar kota metropolis. Masak persoalan air dan persoalan listrik tidak terselesaikan," katanya.

Ia mengimbau secara tegas agar BP Batam bisa mencari solusinya. Sehingga masyarakat Kota Batam tak mengeluh lagi persoalan air.

Beberapa waktu yang lalu, distribusi air bersih masih belum efektif di sejumlah wilayah Kota Batam, Provinsi Kepuluan Riau (Kepri).

Hal ini dikarenakan berbagai hal, satu di antaranya perbaikan alat yang rusak.

Sementara itu, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi mengakui pihaknya akan melakukan pergantian alat yang rusak.

Penggantian alat difokuskan pada alat yang mengalami kerusakan yang bisa menghalangi suplai air kepada masyarakat.

Untuk melakukan perbaikan dalam skala menyeluruh dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Beberapa waktu lalu hitungannya membutuhkan anggaran hingga Rp 4,5 triliun.

"Itu untuk jangka panjang. Namun kalau menunggu uangnya segitu, permasalahan air tidak selesai- selesai," kata dia.

Diakuinya alat yang ada saat ini kondisinya sudah tua, dan kekuatan atau daya tampung air tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat Batam.

"Alat harus diganti, pipa juga harus diganti. WTP tempat produksi air dari DAM ke penyaluran juga harus ditambah," tambahnya.

Jika sekarang produksi air 1 juta kubik per detik,sedangkan kebutuhan sampe 2 juta kubik tentu harus ditambah. 

"Solusi jangka pendeknya persoalan air harus selesai. Untuk mengganti alat dalam waktu dekat, tidak bisa langsung, karena harus lelang lagi," ucap Rudi.

Ia meminta kepada Deputi IV, Wan Darussalam dan perusahaan yang bertanggung jawab atas air ini mencari solusi. Bagaimana persoalan air ini bisa selesai. Solusi atau cara agar yang rusak-rusak ini bisa diperbaiki, atau dibelikan alatnya.

"Kalau untuk anggaran, saya rasa kalau Rp 100 miliar ada lah uangnya, dan itu bisa digunakan sementara untuk melakukan perbaikan pada instalasi yang rusak, sehingga tidak terjadi gangguan suplai air bersih lagi," sebutnya. (TRIBUNBATAM.id / Roma Uly Sianturi)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved