HUMAN INTEREST
Kisah Sunardi Nelayan Bintan yang Hanyut 7 Hari di Laut, Bertahan Hidup dengan Sisa Bekal
Sunardi, nelayan Bintan yang hanyut 7 hari di laut sampai ke perairan Bangka telah kembali ke rumahnya, Kamis (2/2). Simak kisahnya di sini
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
Ia pun sempat kelelahan dan tidur. Namun, sebelum itu, ia sudah menyiapkan segala peralatan dan kebutuhan yang diperlukannya di sebuah fiber ikan miliknya yang ada di kapal.
Ya, Sunardi memang sudah memprediksi kapal boat miliknya itu akan tenggelam.
Setelah mempersiapkan segalanya dan memasukkan sisa bekal makanan dan air minum yang ada ke dalam fiber ikan, ia lalu tidur di bagian tengah boat miliknya.
Namun, tidak lama dirinya istirahat, kapalnya tenggelam pada Sabtu (28/1/2023) sekitar pukul 23.00 WIB karena terombang ambing dengan kondisi satelit rusak.
Baca juga: Nelayan Asal Karimun Hilang Ditemukan di Vietnam, Segera Dipulangkan ke Indonesia
"Tanpa pikir panjang, saya langsung berlari ke arah fiber ikan yang sudah saya siapkan dan isi perlengkapan," terangnya.
Pada saat itu, dirinya juga mengaku sempat kesulitan ketika hendak masuk ke fiber.
Sebab air hujan dan air laut dari ombak cukup banyak masuk ke dalam fiber, sekitar 5 menit berusaha dan membuang air yang berada di dalam, baru dirinya bisa masuk.
“Soalnya air sudah banyak masuk, baik air laut dan air hujan yang saat itu memang sangat deras,” ucapnya.
Selama berada di fiber, ia tidak bisa tidur karena memikirkan keselamatannya.

Selain itu, jika dirinya terlelap air hujan dan air laut yang masuk ke dalam fiber akan menenggelamkannya.
"Jadi saya terus berusaha membuang air yang masuk ke dalam fiber menggunakan gayung yang sebelumnya sudah dibawa," ucapnya.
Badan menggigil karena kedinginan, hingga kelaparan dan rasa haus juga menerpa perjalanannya bertahan hidup selama terombang-ambing di laut.
Ia bertahan dengan memakan gula dan Indomie dan meminum sedikit demi sedikit air minum yang sudah disiapkannya sebelumnya. Itu untuk menahan rasa haus dan lapar.
"Jadi selama itu saya hanya makan gula dan sisa Indomie. Soalnya perbekalan saya tiga hari saja. Air minum ada, tapi tinggal sedikit saat itu dan saya irit-irit," ucapnya.
Ia pun terus berpikir positif untuk bisa melewati penderitaan itu dan bertahan dengan harapan bisa selamat.
Kisah Didik Setiawan, Seniman di Natuna Ubah Kayu Lokal Jadi Karya Bernilai Tinggi |
![]() |
---|
Jemaah Haji Batam Meninggal di Tanah Suci, Yusman Johar Sosok Guru Berdedikasi Tinggi |
![]() |
---|
Nek Mesiyem Menangis Haru, Rumahnya di Teluk Mata Ikan Dapat Bantuan dari Pemko Batam |
![]() |
---|
Kisah Hidup Pemulung di TPA Punggur Batam, Bertaruh Nyawa Mengais Rupiah dari Timbunan Sampah |
![]() |
---|
Cerita Hasan Husin, Jemaah Haji Tertua Asal Lingga Kepri Berangkat ke Tanah Suci |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.