KASUS KSP KARYA BHAKTI BATAM
Nestapa Korban KSP Karya Bhakti Batam, Imam Perjuangkan Uang Ibu Buat Pergi Haji
Korban KSP Karya Bhakti Batam yang ikut demo di Polresta Barelang menuntut uang mereka kembali. Imam Pratama satu di antaranya.
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Septyan Mulia Rohman
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Imam Pratama ikut dalam demo PMII Batam di Polresta Barelang terkait kasus Koperasi Simpan Pinjam atau KSP Karya Bhakti.
Ia sengaja ikut dalam demo PMII Batam di Polresta Barelang terkait KSP Karya Bhakti.
Sebab ibunya, Muniah (52) menjadi korban KSP Karya Bhakti Batam.
Hanya saja, Imam tampak menahan sakit.
Tepatnya setelah terlibat aksi saling dorong dengan oknum polisi yang melakukan pengamanan saat demo di depan Polresta Barelang.
Tangan kirinya tampak diikat menggunakan tali bendera.
Baca juga: Demo Kasus KSP Karya Bhakti Batam, Polisi Bantah Ada Pemukulan
Ada warna merah dan putih, sesekali ia merintih kesakitan.
"Aduh....aduh jangan dipegang, sakit banget. Tangan saya sebelumnya memang sudah dioperasi dan belum sembuh betul. Eh tadi benturan lagi dengan polisi, sekarang kambuh lagi. Sakit banget," begitu ucapan laki-laki berbaju putih itu, setelah temannya tanpa sengaja menyentuh lengan kirinya.
Iman dan sejumlah temannya sejak awal berjuang untuk mendapatkan keadilan.
Ibu Iman kini sedang sakit.
Menurutnya, sudah belasan tahun ibunya menabung uang di KSP Karya Bhakti Batam itu.
Ketika dikalkulasi secara keseluruhan, total uang Muniah sebanyak Rp 22 juta.
Uang itu, rencana ia gunakan untuk naik haji.
Niat itu harus terkurung lantaran hingga saat ini, dia tidak menerima sepeserpun dari KSP Karya Bhakti itu.
Baca juga: Demo PMII Batam di Polresta Barelang Sempat Ricuh, Polisi Amankan 3 Orang
"Selain ibu saya ada 200 lebih orang lain yang juga mengalami kerugian," keluh Imam.
Dari ratusan nasabah tabungan paling banyak adalah ibu Armaya (50).
Ia menyebut kerugiannya mencapai Rp 350 juta.
Dia sudah puluhan tahun menabung.
Suaminya yang berprofesi sebagai nelayan dari awal berjuang untuk menabung.
Uang hasil penjualan ikan, ia langsung nabung, dan mengabaikan membeli produk mewah atau makanan lezat untuk disantap.
Uang itu, rencana untuk membangun rumah pada tahun 2022 kemarin, namun hasilnya seperti ini.
Baca juga: Buruh Akan Demo di Kantor Kemnaker, Tolak Aturan Baru Soal Potong Upah 25 Persen
"Kami orang susah, hampir seluruh nasabah KSP Karya Bhakti berprofesi sebagai nelayan. Bantulah kami bapak-bapak," kata Armaya.
Meski sudah tak muda lagi, ia nekat ke Polresta Barelang untuk mengawal dan berjuang untuk mendapatkan hak-haknya itu.
Ia tidak memiliki uang untuk membayar pengacara.
Armaya bahkan mengaku untuk makan saja dia harus kerja keras di usianya saat ini.
"Saya dan nasabah yang lain, meminta uang kami kembali utuh. Bagi orang-orang yang bertanggung jawab harus berusaha untuk mengganti uang seluruh nasabah. Ingat utang adalah utang," ketusnya.
Ke depan pihaknya akan selalu mengawal kasus ini hingga ke Pengadilan Negeri Batam, agar persoalan ini berjalan tegak lurus.(TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)
Demo Kasus KSP Karya Bhakti Batam, Polisi Bantah Ada Pemukulan |
![]() |
---|
Demo PMII Batam di Polresta Barelang Sempat Ricuh, Polisi Amankan 3 Orang |
![]() |
---|
ISI 9 Tuntutan PMII dan Warga Saat Demo KSP Karya Bhakti di Polresta Barelang Batam |
![]() |
---|
BREAKING NEWS, PMII Batam dan Warga Datangi Polresta Barelang Terkait Kasus KSP Karya Bhakti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.