LINGGA TERKINI

Jadi Akses Wisata, Warga Minta Pelabuhan Tanjung Buton Daik Disambung ke Pulau Mepar

Warga Daik Lingga berharap Pelabuhan Tanjung Buton di Daik bisa bersambung hingga ke Pulau Mepar untuk memudahkan akses wisata ke pulau itu.

Penulis: Febriyuanda |
TRIBUNBATAM.id/FEBRIYUANDA
Kondisi pelabuhan di Pulau Mepar di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri saat ini. Warga berharap, akses Pelabuhan Tanjung Buton bisa disambungkan ke Pulau Mepar 

LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Warga Daik Lingga berharap, Pelabuhan Tanjung Buton di Daik bisa bersambung hingga ke Pulau Mepar mengingat lokasi Pelabuhan Tanjung Buton berhadapan langsung dengan Pulau Mepar.

Penyambungan pelabuhan ini diharapkan untuk mempermudah akses ke Pulau Mepar tanpa harus menyeberangi lautan dengan jarak 150 meter dari ujung Pelabuhan Tanjung Buton.

Pulau yang terletak di depan Ibukota Daik, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ini bahkan menjadi wisata sejarah dan budaya yang sering menjadi kunjungan wisatawan.

Masyarakat yang masih menjaga tradisi dan budaya lokal, hingga bukit Pulau Mepar yang terdapat peninggalan benteng kerajaan Riau-Lingga pada zamannya.

Belum lagi, kini Pulau Mepar memiliki Masjid megah yang menjadi icon kunjungan wisata religi.

Baca juga: MENGENAL Permainan Cok Cok Lele, Permainan Tradisional Melayu Lingga yang Jadi WBTB

Ini salah satu alasan warga, menginginkan penyambungan pelabuhan ke Pulau Mepar dari Tanjung Buton.

Kepala Desa (Kades) Mepar, Faif Sundoyo mengungkapkan bahwa, proposal penyambungan pelabuhan Tanjung Buton ke Pulau Mepar telah dikirim ke pusat, melalui kunjungan kerja Anggota DPD RI perwakilan Kepri, Richard H. Pasaribu ke Desa Mepar.

Pria yang kerap disapa Handoyo ini menilai, dengan Pulau Mepar yang masuk 500 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) sebagai wisata sejarah dan budaya, Mepar salah satu wilayah yang perlu diperhatikan.

Dengan adanya 182 Kepala Keluarga atau lebih kurang 560 jiwa, penyambungan pelabuhan ini dianggap dibutuhkan oleh masyarakat.

"Kalau ini disambungkan (pelabuhan-red), akan mempermudah orang untuk ke Desa Mepar, yang bisa ditempuh dengan transportasi darat," kata Handoyo kepada TRIBUNBATAM.id, Rabu (26/7/2023).

Menurutnya, dengan ramainya orang datang ke Pulau Mepar, geliat ekonomi masyarakat akan tumbuh dengan baik.

"Jadi kalau pelabuhan bisa nyambung, di Pulau Mepar bisa tumbuh usaha-usaha baru," ujarnya.

Selain itu, Handoyo mengungkapkan, banyak warga Pulau Mepar yang bekerja setiap hari yang mengharuskan menyeberangi laut ke Tanjung Buton, Daik menggunakan perahu pompong.

"Mereka mengeluarkan ongkos setiap hari pulang dan pergi Rp 10 ribu. Ini akan mengurangi beban mereka ketika pelabuhan disambungkan," terangnya.

Kades Mepar ini mengakui, bahwa penyambungan pelabuhan ini juga akan berdampak berkurangnya pendapatan penambang pompong Mepar ke Daik.

Namun, Pemerintah Desa bisa mengalihkan dengan pekerjaan yang lain nantinya.

"Usulan ini sudah melalui musyawarah desa. Jadi 2 tahun ini, menjadi usulan prioritas dari Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) tingkat kecamatan hingga Kabupaten," katanya. (TRIBUNBATAM.id/Febriyuanda)

 

 

 


 

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved