HUMAN INTEREST

KISAH Pemilik Keripik DJ Batam Anggi dan Anggun, Jualan Sambil Hibur Orang Lewat

Sono, pemilik Keripik DJ Batam Anggi dan Anggun menceritakan kisah dan suka duka dia berjualan sambil berjoget di tepi jalan di Cikitsu Batam.

TRIBUNBATAM.id/ROMA ULY SIANTURI
Viral, Pemilik Lapak Keripik DJ Batam Anggi dan Anggun di Kawasan Cikitsu, Batam Center, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Sono saat berjohet menggoreng keripik pisang, Selasa (25/7/2023). 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Panasnya terik matahari dan dinginnya malam, tak menjadi penghalang pria yang memiliki dua orang anak ini untuk berjoget dan menari di pinggir jalan Raja M Saleh atau yang lebih dikenal Cikitsu Batam Center, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). 

Ia juga tampak menggunakan topi dan headphone sembari mendengar musik.

Di atas kepalanya dilengkapi dengan lampu bulat kelap-kelip seperti layaknya di diskotik.

Ia adalah Sono, pemilik Keripik DJ Batam Anggi dan Anggun.

Diiringi musik DJ, satu persatu pisang yang sudah dikupas, diiris tipis dan dicemplungkan ke dalam wajan yang berisikan minyak panas. Pengendara yang lewat dari ruas jalan ini sering melihat bahkan tersenyum kepada Sono. 

Pantauan Tribun, ada juga warga yang meneriakinya "Bang joget bang" apabila Sono tidak berjoget di depan wajannya.

Baca juga: Pengakuan Pelaku Jambret di Batam, Uang Hasil Kejahatan Buat Judi Slot

Apalagi, ruas jalan ini terkenal dengan kemacetannya, sehingga menjadi hiburan bagi pengendara di Kawasan Cikitsu.

Satu persatu pengunjung tampak membeli keripik pisang yang sudah dibungkus dan dipajang di mejanya. Ada yang rasa original, manis dan asin.

Sono sudah dua tahun memulai usaha Keripik DJ Batam.

Awal membuka di Kawasan Bengkong, kemudian membuka lapak lagi di kawasan Cikitsu.

"Alhamdulilah di Bengkong masih buka juga. Di Cikitsu ini sudah 1,5 tahunlah," ujar pria berusia 43 tahun ini.

Awalnya, keripik DJ Batam ini dinamakan dengan nama kedua anaknya, yaitu, Anggi dan Anggun.

Namun karena Sono sering mendengarkan musik, berjoget sambil menggoreng keripik pisang, pengunjung lebih senang melihatnya. 

"Dari sekolah saya memang suka nge-dance kalau ada festival. Jadi kalau ada musik, badan saya otomatis goyang," katanya sembari tertawa.

Karena aksinya gokilnya ini, pengunjung semakin ramai membeli keripik pisangnya.

Sehingga ia menambahkan nama usahanya sebagai Keripik DJ Batam Anggi dan Anggun.

"Kalau saya tak hidupkan musik, kebetulan yang lewat sini teriak-teriak, 'Bang, hidupkan musik abang sambil joget'. Ya udah saya hidupkan sambil joget-joget untuk menghibur pengendara yang lewat," tutur pria asal Pemangkat, Kalimantan Barat kelahiran 15 Juni 1978 ini.

Diakuinya, pembeli semakin ramai apabila dirinya menghidupkan musik dan berjoget.

Sehingga ia memiliki kepercayaan diri untuk menghibur warga.

Namun dibalik aksinya ini, ada juga warga yang tidak menyukainya.

Apalagi berjualan di pinggiran jalan pasti memiliki suka dan duka.

Seperti beberapa hari terakhir Sono juga terbaring di Rumah Sakit.

Hal ini dikarenakan kecapekan karena pekerjaan.

Selain itu, ada juga warga yang sengaja meludah di depannya saat tidak menyukai atraksi Sono.

"Kemarin ada pembeli wisman dari Singapura, nah mereka minta saya bergoyang, saya bergoyanglah dengan semangat. Besoknya saya tumbang. Tapi karena tuntutan pekerjaan saya tetap harus semangat.  Ada juga orang yang tak senang, di depan saya meludah. Itu terserah orang, yang penting saya tak ganggu dia," paparnya.

Setiap harinya, lapak Keripik DJ Batam Anggi dan Anggun ini buka dari pukul 11.00 WIB hingga 24.00 WIB. Dengan waktu yang cukup panjang ini, Sono mengaku tidak mampu berjoget sepanjang waktu.

"Goyang semampunya saya. Kalau capek saya istirahat," katanya.

Per harinya saat berjualan di Cikitsu Batam Center, Kota Batam, Kepulauan Riau, Sono bisa mendapatkan omset Rp 1,5 juta.

Bahkan di saat weekend, Sono juga pernah mendapat omset hingga Rp 2 juta.

"Kadang pernah juga saya terima pesanan sampai 30 kilogram keripik pisang per harinya," kata Sono.

Sebagai ayah dari dua orang anak, ia tidak menghiraukan tantangan-tantangan yang dihadapi saat menjalankan usaha Keripik DJ Batam Anggi dan Anggun.

Apalagi saat ini, ia harus mencukupi kebutuhan keluarga dan biaya pendidikan anak-anaknya.

"Anak saya yang pertama, Anggi sekolah di Pesantren kelas 1 SMA. Anggun kelas 3 SD," katanya.

Tak seorang diri berjuang mencari nafkah untuk keluarga.

Isteri Sono juga tampak membantu dalam pembuatan keripik pisang.

Isterinya juga ikut membuat orderan keripik pisang di rumahnya untuk pesanan yang akan dibawa ke Malaysia dan Singapura.

Sebelum berjualan keripik pisang, Sono juga pernah berjualan buah-buahan di pinggir jalan.

Namun karena kurang maksimal, ia beralih menjual keripik pisang.

Sono sudah terbiasa membuat keripik saat masih tinggal bersama orangtuanya di Kalimantan Barat.

Saat membuat keripik pisang di Batam, langsung banyak peminatnya.

"Saya di Kota Batam sudah 13 tahun," katanya.

Ia menambahkan keripik pisang yang menjadi andalannya adalah keripik pisang manis dan asin.

Selain itu ada juga beberapa produk yang dijualnya, yakni keripik ubi, rengginang, semprong, kacang goreng dan akar kelapa.

"Selain keripik pisang, itu orang yang menitip. Harga seluruh jualan saya hanya Rp 20 ribu per bungkusnya," kata Sono.

Ia berharap bisa mengembangkan lagi usaha ini dan merekrut tenaga kerja.

Dirinya ada rencana untuk membuka cabang ketiga di Tiban. 

"Tunggu modalnya aja. Kadang satu hari dapat Rp 1,5 juta. Kalau malam minggu Rp 2 juta," katanya. (TRIBUNBATAM.id / Roma Uly Sianturi)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved