LINGGA TERKINI
Layang Layang Tradisional Lingga Tetap Eksis dari Gempuran Game Online
Permainan tradisional Lingga ini masih tetap lestari di tengah gempuran game online. Lintas generasi pun asyik memainkannya.
Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Bermain layang-layang kini menjadi kegiatan sehari-hari sebagian orang di Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) di waktu senggang.
Setiap sore, layang-layang tampak mewarnai langit kota bekas pertambangan timah ini.
Tidak sedikit masyarakat yang meluangkan waktu melihat layang-layang ini terbang.
Seperti yang terpantau di lapangan Dabo Lama, area tempat pemakaman umum.
Sejumlah anak-anak tampak bersenang-senang memainkan permainan tradisional ini.
Meski di era game online, permainan ini tampaknya tetap eksis bagi mereka.
Baca juga: PULUHAN Layang-layang Berlaga di Lingga, Jadi Tontonan Warga di Lapangan Merdeka

Tidak hanya anak-anak, para remaja dan pemuda, hingga orang dewasa turut memainkan permainan ini.
Mereka memanfaatkan musim angin kencang, untuk menerbangkan layang-layang setiap hari.
Berbagai corak unik dan kreatifitas layang-layang yang diterbangkan.
Seperti kelelawar, burung walet, burung hantu, wau, dan banyak lainnya.
"Tiap sore kami memang main di sini," ujar salah seorang pemuda kepada TribunBatam.id, Selasa (19/9/2023).
Beberapa pengendara yang melintas juga kadang singgah untuk melihat Keseruan permainan ini.
Saking ramainya diminati, permainan ini juga menjadi lomba yang diadakan oleh Kecamatan Singkep saat event Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke 78 beberapa waktu lalu.
Sehingga, puluhan peserta tampak antusias mengikutinya.
Musim layang-layang ini juga mendatangkan rezeki kepada pengrajin layangan.
Salah satunya bagi Januar (32), yang menjajakan layangannya di area jalan Implasemen Dabo Singkep.
Baca juga: Musim Angin Tiba, Sejumlah Anak di Lingga Mulai Main Layang-layang
Tepatnya, layang-layang pria yang kerap disapa Nuar ini dijual di bengkelnya.
Nuar sehari-hari bekerja sebagai montir, di bengkel dari bangunan kayunya.
Beberapa layangan ada yang berbentuk ikan, hingga berbentuk hitam seperti kelelawar .
Nuar pun menyebutkan, ia membuat layang-layang ini sebagai sambilan, karena banyaknya anak-anak yang minta dibuatkan.
Sehingga, dengan kreativitas yang ia miliki, layang-layang ini pun ia buat kemudian ia jual dengan harga yang terjangkau.
"Banyak permintaan anak-anak, karena katanya banyak-banyak layang-layang yang gak bagus. Jadi kalau mau pesan kasi tau," kata Nuar.
Layangan ini mulai ia buat pada beberapa pekan terakhir.

Baca juga: KUB Layang Mekar Berseri Dapat Bantuan 25 Unit Mesin Ketinting dari PT Timah Tbk
Belasan hingga puluhan layang-layang yang telah Nuar buat, dengan modal bambu, kantong sampah, maupun kertas minyak.
Harga yang ia jual pun beragam, mulai dari 10 ribu hingga ada yang mencapai Rp 70 ribu.
"Kalau modal untuk satu layang-layang sekitar Rp 6 ribu," ujarnya.
"Kalau yang sebelumnya ada buat bentuk burung juga," sambungnya.
Nuar juga mengungkapkan, bahwa dia pernah menjuarai lomba layang-layang yang diadakan di Dabo Singkep beberapa tahun lalu.
"Kalau untuk di Bukit Tumang tahun lalu memang saya tak ikut, karena saya tak tau," tambahnya.(TribunBatam.id/Febriyuanda)
Warisan Bernapas di Daik, Kenduri Budaya Lingga 2025 Disambut Hangat Masyarakat |
![]() |
---|
Penguatan Kelembagaan, Bawaslu Lingga Siap Kawal Demokrasi di Pemilu Mendatang |
![]() |
---|
Kemenag Lingga Persiapkan Keberangkatan Calon Jemaah Haji 2026 |
![]() |
---|
Bupati Lingga Buka Dialog Terbuka, Forum Singgung Lapangan Kerja, Nizar Bicara Investasi |
![]() |
---|
Kejari Lingga Tetapkan 2 Tersangka Dugaan Korupsi Proyek Jembatan Marok Kecil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.