PERANG HAMAS VS ISRAEL

Derita Warga Palestina saat Perang Hamas vs Israel, 'Air Minum yang Bersih Adalah Sebuah Kemewahan'

Perang Hamas vs Israel membuat pusat Kota Gaza yang dulunya ramai, kini menjadi reruntuhan. Warga kehilangan tempat tinggal dan harapan hidup

MOHAMMED ABED / AFP
PERANG HAMAS VS ISRAEL - Seorang pria bereaksi di luar gedung yang runtuh dan terbakar menyusul pemboman Israel di Kota Gaza pada 11 Oktober 2023. Setidaknya 30 orang tewas dan ratusan lainnya terluka ketika Israel menggempur Jalur Gaza dengan ratusan serangan udara semalam, kata seorang pejabat pemerintah Hamas pada Oktober 11. Militer Israel membenarkan bahwa mereka telah menyerang beberapa sasaran Hamas pada malam hari di daerah kantong Palestina. 

TRIBUNBATAM.id - Perang Hamas vs Israel membuat pusat Kota Gaza hancur lebur.

Pusat Kota Gaza yang dulunya ramai, kini menjadi reruntuhan. Di tengah ledakan yang tak henti-hentinya, ribuan orang tidak punya pilihan selain mencari perlindungan di ruang publik dan sekolah yang penuh sesak.

Jamal Al Zinati (33), seorang pedagang parfum masih shock dan tidak percaya.

Sejak Perang Hamas vs Israel berkecamuk, aroma parfumnya bak berganti dengan bau kematian dan kehancuranlah yang paling menyengat.

Jamal berlindung di ruang kelas sebuah sekolah yang dikelola oleh UNRWA – Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat.

Seluruh lingkungan tempat tinggalnya diledakkan oleh rudal Israel.

Selain blokade ketat Israel, ledakan bom semakin memperkecil peluang hidup warga Palestina.

Seluruh keluarga menjadi tunawisma, dan lingkungan mereka rata dengan tanah. Di seluruh Jalur Gaza, gumpalan asap menutupi cakrawala.

“Saat kami keluar, yang kami pikirkan hanyalah Israel mungkin akan mengancam kami untuk pergi untuk menghilangkan rasa takut di hati kami,” kata Jamal.

“Saya tidak percaya mereka akan menyerang seluruh wilayah dengan serangan udara,” ujarnya.

Kenangan indah Jamal akan rumahnya sirna sudah.

Mereka semula hidup bahagia, membangun impian bersama keluarga.

“Sekarang, yang ada hanyalah puing-puing,” bisiknya, air mata mengalir di matanya.

“Kami melarikan diri ke sekolah terdekat demi keselamatan, namun kami berdesakan di sini bersama ratusan orang lainnya. Tidak ada tempat, dan anak-anak kami menangis sampai tertidur tiap malam," ujarya.

Bahkan di sekolah-sekolah di mana warga Gaza berlindung, mereka mengalami kekurangan dalam segala hal.

Blokade ini berarti Jalur Gaza bergantung pada Israel untuk pasokan makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan listrik.

Kini, Israel mengatakan akan memotong bahkan pasokan penting tersebut – sebuah keputusan yang menurut hukum internasional dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Saat ini, kebutuhan dasar sudah terbatas. “Kami hampir tidak punya cukup makanan untuk memberi makan anak-anak kami,” kata Zainab Matar, ibu empat anak.

“Air minum yang bersih adalah sebuah kemewahan, dan kami tidak dapat menjaga anak-anak kami tetap hangat di malam hari karena kami tidak memiliki pakaian yang layak.”

Sekolah juga bukan lagi tempat yang aman.

Menurut UNRWA, setidaknya empat sekolah di Gaza mengalami kerusakan akibat pemboman Israel. “Kami pikir datang ke sekolah akan melindungi kami, namun bahkan di sini, kami terus-menerus hidup dalam ketakutan,” kata Zainab.(aljazeera)

 

 

 

 

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved