PENGGUSURAN DI BATAM

Korban Penggusuran di Batam Pasrah Bangunan Rata dengan Tanah

Korban penggusuran di Batam mengaku pasrah saat tim terpadu merobohkan bangunan mereka hingga rata dengan tanah.

TribunBatam.id/Deny Guspriyanto
PENGGUSURAN DI BATAM - Mus (65), warga Seraya Atas jadi korban penggusuran di Batam, Rabu (18/10/2023). 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Penggusuran di Batam membuat warga Kampung Seraya harus mencari tempat tinggal mulai hari ini.

Permukiman tempat tinggal mereka berteduh dari terik panas dan hujan rata dengan tanah setelah penggusuran di Batam oleh tim terpadu.

Dua alat berat dikerahkan untuk menertibkan bangunan yang sebelumnya sudah dihimbau oleh pihak BP Batam untuk meninggalkan lokasi terdampak tersebut.

Sebagian warga banyak mengeluhkan tentang aksi penertiban tersebut.

Namun sebagian warga yang mengaku sudah lama tinggal di lokasi terdampak tersebut mengaku menerima dan pasrah.

Mus salah satunya. Wanita 65 tahun yang sudah lama tinggal di tempat itu mengaku pasrah dengan aksi penertiban yang mengakibatkan rumahnya juga ikut terdampak.

Dari tahun 1990 Mus telah tinggal di kampung seraya atas tersebut.

Sambil menunjukkan bekas tempat ia tinggal ia mengaku pasrah jika pemerintah mau mengambil tanah yang semula berdiri bangunan itu.

"Kalau saya terima saja kalau memang harus dilakukan penertiban seperti ini, karena kami dulu minta izin tinggal disini kalau sewaktu waktu kalau ditertibkan saya siap pindah," ujarnya, Rabu (18/10/2023).

Tanpa menggunakan alas kaki Mus mengumpulkan barang barang yang masih tersisa di bekas reruntuhan bangunan.

Ia juga merasa kaget atas kedatangan petugas tim terpadu yang sebelumnya tidak diinformasikan jika hari ini ia akan datang.

Sebelumnya Mus sudah mendapatkan informasi akan ada penertiban di lokasi ini per tanggal (8/10) ia dihimbau untuk pindah lokasi.

Ia bersama anak bungsunya sudah mencicil barang barang yang tidak digunakan ke kosan baru yang ia sewa bersama anak bungsunya.

"Barang yang nampak sekarang ini adalah barang yang sering dipakai, namun sebagian sudah kami pindahkan ke Kosan baru di Bengkong sama" tambah Mus.

Semasa ia tinggal di tempat ini ia mengaku bekerja sebagai penjual gorengan, ia jualan dipinggir jalan besar.

"Alhamdulillah saya jualan disini sampai kemarin masih banyak yang beli," ucap Mus.

Ia juga menceritakan tentang nilai historisnya tempat ini, kalau ditempat ini ia sudah banyak menghasilkan kenangan yang indah bersama keluarga.

Ia mengatakan ditempat ini anak-anaknya dilahirkan, tumbuh besar ditempat ini sampai mereka menikah. Ia tidak merasa keberatan jika harus pindah dari lokasi terdampak.

Selanjutnya ia akan pindah tempat tinggal di kosan berlokasi di Bengkong, ia merasa senang dan terimakasih kepada pemko Batam yang sudah memberikan kesempatan untuk tinggal disini.

Atas kejadian ini ia juga mengaku telah diberikan ganti tanah (KSB) Kavling Siap Bangung Berukuran 6x10 yang berlokasi di Piayu untuk mereka bangun bagi warga yang terdampak.(TribunBatam.id/Deny Guspriyanto)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved