GUNUNG MARAPI MELETUS
Kapolda Sumbar Benarkan 2 Polisi Jadi Korban Erupsi Gunung Marapi
Dua polisi anggota Piolda Sumbar jadi korban erupsi Gunung Marapi yang terjadi, Minggu (3/12) sore.
TRIBUNBATAM.id - Dua personel Polda Sumbar turut menjadi korban terdampak erupsi Gunung Marapi.
Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono mengungkap, kondisi seorang polisi anggota Polda Sumbar yang berhasil selamat sudah berhasil dirawat oleh dokter serta telah diperbolehkan pulang.
Kondisi polisi yang selamat mengalami retak pada tulang tangannya, dan luka bakar yang tidak terlalu parah.
Sementara satu polisi atas nama Bripda Muhammad Iqbal masih menunggu identifikasi tim DVI Polda Sumbar.
"Saat ini orang tuanya masih menunggu hasilnya. Apakah Muhammad Iqbal ini ada diantara korban yang berhasil dievakuasi," katanya.
Keduanya merupakan anggota Ditsabhara Polda Sumbar.
Baca juga: Kesaksian Korban Selamat Erupsi Gunung Marapi, Tanah Bergetar dan Hujan Batu
Kata dia, dua personel ini tidak terdeteksi karena tidak perlu izin untuk mendaki gunung.
Kedua personel ini mendaki gunung pada saat lepas dinas atau mengambil waktu liburnya.
"Mungkin sedang lepas piket. Karena pada hari Minggu rata-rata lepas dinas. Bisa jadi naiknya pada Sabtu setelah lepas piket," katanya.
Suharyono mengaku sudah bertemu dengan ibu dari anggotanya tersebut, dan orang tuanya menangis-nangis.
"Semoga Muhammad Iqbal segera bisa ditemukan, jika sudah meninggal dunia diharapkan jenazahnya dapat diidentifikasi," pungkasnya.
Terbaru, total pendaki yang meninggal dunia terdampak erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat mencapai 23 orang dari total 75 pendaki.
Baca juga: Lima Korban Erupsi Gunung Marapi Berhasil Diidentifikasi, 2 Asal Pekanbaru Riau
Gunung Marapi mengalami erupsi pada Minggu (3/12/2023).
Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono, mengatakan, total korban terdampak akibat erupsi Gunung Marapi terdata sebanyak 75 orang.
"Jumlahnya ada 75 orang, sebanyak 52 orang berhasil selamat," kata Irjen Pol Suharyono saat berada di RSUD dr Achmad Mochtar Bukittinggi, dikutip dari TribunPadang.com, Rabu (6/12/2023).
Menurutnya, sebanyak 23 orang meninggal dunia, di mana tiga di antaranya belum dapat evakuasi dari atas gunung hingga Selasa kemarin.
"Dari sebanyak 23 orang ini, sudah berhasil dievakuasi sebanyak 20 orang," katanya.
Ia menyebut, jika tiga orang korban lainnya sudah berhasil ditemukan, maka sudah lengkap sebanyak 75 orang.
Pihaknya masih menunggu apakah masih ada pihak keluarga yang masih kehilangan anggota keluarganya.
"Sedangkan korban yang sudah dibawa ke RSUD dr Achmad Mochtar Bukittinggi belum semuanya terdeteksi," katanya.
"Bisa saja nanti ada identitasnya mr X. Oleh karena itu petugas yang ada di Pos DVI (Disaster Victim Identification) Polda Sumbar untuk mendeteksinya," katanya.
Polda Sumbar selanjutnya akan menyinkronkan data laporan yang ada. Hal itu dikarenakan data laporan awal ada 75 pendaki yang resmi.
Baca juga: Dua Jenazah Pendaki Korban Erupsi Gunung Marapi tiba di RSAM Bukittinggi
"Kita hanya mempunyai prediksi kemungkinan datanya lebih dari itu. Karena kami sedang menyinkronkan antara pelapor yang malam ini ada 30 orang tua," ujarnya.
Polda Sumbar akan memeriksa ulang apakah ada duplikasi data atau memang hanya 75 orang korban yang terdata.
Pihaknya akan memastikan data ini untuk mencari tahu apakah ada pendaki yang mencuri-curi untuk dapat naik ke Gunung Marapi.
PROSES Evakuasi Makan Waktu
Petugas melakukan evakuasi korban erupsi Gunung Marapi lebih lama dari waktu yang ditargetkan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Padang, Abdul Malik, menjelaskan, untuk medan dalam proses evakuasi sangat berat dan membuat petugas kesulitan.
Selain itu, jalan yang terjal dan licin akibat hujan membuat petugas gabungan membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk membawa korban ke Posko Marapi via Jalur Batu Palano.
Baca juga: 18 Orang Korban Erupsi Gunung Marapi Sumbar Berhasil Dievakuasi Oleh Tim Gabungan
Hal itu dikarenakan untuk kendaraan mobil ambulans disiagakan di Posko Marapi Via Batu Palano.
"Jalan yang dilewati petugas licin karena hujan. Hal ini membuat lambatnya tim untuk mengevakuasi korban," pungkasnya melansir Tribunnews.com.
Dijelaskan Abdul Malik sebelumnya, pihaknya menargetkan waktu evakuasi sekitar 3 hingga 6 jam.
Namun penjemputan jenazah 8 korban melebihi target tersebut dan baru sampai sekira pukul 17.30 WIB.
Tim SAR Gabungan butuh waktu enam jam untuk membawa korban meninggal.
Abdul Malik, mengatakan bahwa untuk membawa jenazah korban membutuhkan waktu selama 6 jam.
"Kalau normal dan tidak ada beban, itu membutuhkan waktu 2,5 jam. Sedangkan dengan kondisi membawa korban membutuhkan waktu lebih dan bisa selama 6 jam," kata Abdul Malik.(TribunBatam.id) (TribunPadang.com) (Tribunnews.com)
Gunung Marapi Sumbar Erupsi Sabtu Jelang Siang, Suara Dentuman Kejutan Warga: Bunyinya Cukup Kuat |
![]() |
---|
Gunung Marapi Erupsi, BMKG Rekomendasikan Bandara Minangkabau Ditutup |
![]() |
---|
Korban Erupsi Gunung Marapi Zhafirah Meninggal Dunia, Sempat Viral di Medsos |
![]() |
---|
Korban Erupsi Gunung Marapi Siska Afrina Tewas 10 Hari Menjelang Wisuda |
![]() |
---|
Cerita Irvanda Berjuang Untuk Selamat Dari Maut Saat Erupsi Gunung Marapi Sumbar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.