PENGUNGSI ROHINGNYA

Warga Galang Batam Tolak Opsi Pemerintah Tempatkan Pengungsi Rohingya

Warga Pulau Galang Batam mengomentari opsi pemerintah menempatkan pengungsi Rohingya di kampung mereka.

|
TribunBatam.id/Istimewa
PULAU GALANG BATAM - Tangkap layar Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menggunakan Google Maps. Warga di sana bereaksi terkait opsi pemerintah menempatkan pengungsi Rohingya di sana. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengusulkan Pulau Galang di Kota Batam, Kepulauan Riau, sebagai salah satu opsi tempat penampungan pengungsi Rohingya yang terdampar di perairan Indonesia. 

Usulan Wapres Ma'ruf Amin mendapatkan beragam respons dari sejumlah warga Batam terutama warga Pulau Galang.

Rahmat, salah satu warga di sana mengungkapkan, ia tidak yakin bahwa rencana itu akan dijalankan.

"Saya memang dengar beritanya di TV, tapi tak yakinlah mereka itu ditampung ke sini,"katanya.

Pulau Galang merupakan pulau bersejarah yang pernah menjadi lokasi kamp penampungan pengungsi dari Vietnam pada tahun 1979-1996.

Saat itu, sekitar 250.000 pengungsi Vietnam yang melarikan diri dari perang saudara di negara mereka ditampung di pulau tersebut sebelum dipindahkan ke negara ketiga.

Salah satu warga yang pernah berhubungan dengan pengungsi Vietnam adalah Ariyanto.

Baca juga: Mahfud MD Respons Opsi Pulau Galang di Batam Jadi Penampungan Pengungsi Rohingya

Ia mengatakan pengungsi Vietnam dulu dijaga ketat oleh aparat dan tidak banyak berinteraksi dengan warga lokal.

Namun, ia masih bisa berdagang dengan mereka dengan menukar barang-barang seperti ubi, ikan, jagung, kasur, atau sarden kaleng.

"Dulu kami masih bisa berdagang meskipun tidak terlalu banyak interaksi karena pengungsi Vietnam dijaga ketat oleh aparat. Saya sering menukar barang dagangan dengan mereka seperti ubi, ikan, atau jagung untuk mendapatkan kasur atau sarden kaleng," ujarnya.

Mengenai rencana pemindahan pengungsi Rohingya ke Pulau Galang, Ariyanto mengaku setahu dia belum ada pembicaraan soal itu di kalangan warga pulau Galang.

Ia mengatakan tak mau berkomentar tidak banyak perihal rencana menjadikan Galang sebagai tempat penampungan pengungsi asing.

Pasalnya, ia hanyalah warga biasa.

Baca juga: RSKI Galang Batam Beroperasi Lagi, Lama Terhenti Setelah Pandemi Covid-19

Ia takut salah komentar nanti kena masalah.

"Ya nunggu putusan yang di sanalah (pusat), sekarang ini kalau tak ngikut nanti kena pulak kita." tambahnya.

Namun, tidak semua warga setuju dengan usulan pemindahan pengungsi Rohingya ke Pulau Galang.

Sebagian warga menolak kehadiran pengungsi Rohingya dengan alasan berbeda.

Amir, misalnya, mengaku mendapat informasi dari media sosial karakter pengungsi Rohingya berbeda dengan pengungsi Vietnam.

"Janganlah bang, menyusahkan saja nanti, kita saja sudah susah tambah susah lagi nanti," katanya.

Baca juga: Warga Batam Galang Dana Buat Palestina, Donasi Terkumpul Rp 73 Juta

Penolakan juga diungkapkan oleh seorang warga di Pulau Galang lainnya yang mengkritik tindakan pemerintah terhadap penduduk lokal di Pulau Rempang.

Ia membadingkan dengan perlakuan pada warga Rempang yang terkena kebijakan relokasi proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco City.

"Orang kampung sendiri diusir, sekarang malah orang luar pula mau didatangkan," katanya.

KATA Mahfud MD

Opsi Pulau Galang di Batam yang muncul untuk menampung pengungsi Rohingya sebelumnya mendapat tanggapan dari Menkopolhukam, Mahfud MD.

Mahfud MD menjelaskan jika pemerintah sedang mencari tempat penampungan baru lantaran lokasi saat ini sudah tidak mencukupi.

Dalam waktu dekat Pemprov Aceh, Sumatera Utara dan Riau akan rapat bersama dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk membicarakan tempat penampungan bagi pengungsi Rohingya.

Di sisi lain Kementerian Luar Negeri (Kemlu) akan berkoordinasi dengan badan PBB untuk urusan pengungsi, UNHCR, untuk ikut membantu menangani pengungsi Rohingya di Indonesia.

"Prinsipnya kami menganut diplomasi kemanusiaan karena sifatnya kemanusiaan maka kami sedang mencari jalan untuk nanti dicarikan tempat penampungan karena yang ada sudah tidak muat tapi kita akan segera mencari jalan untuk mencari secepatnya," ujar Mahfud saat jumpa pers di Kemenkopolhukam, Rabu (6/12/2023).

Mahfud menambahkan ada beberapa tempat yang diusulkan untuk menjadi lokasi penampungan pengungsi Rohingya.

Namun belum diputuskan pemerintah.

Melansir KompasTV, pemerintah menurutnya tidak ingin nantinya peristiwa pengungsi Vietnam di Pulau Galang terulang kembali.

Mahfud menjelaskan Indonesia sebenarnya tidak terikat dengan konvensi internasional soal pengungsi di bawah UNHCR.

Keterbukaan Indonesia terhadap para pengungsi Rohingya saat ini atas dasar kemanusiaan.

"Ini masalahnya yang sudah terlanjur masuk ini, kan sudah terlanjur masuk ini mau diapaikan. Harus kemanusiaan pendekatannya," ujar Mahfud MD.(TribunBatam.id/Aminuddin) (KompasTV)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved