LINGGA TERKINI
Warga Kampung Melukap Lestarikan Permainan Gasing Lingga dengan Gelar Lomba
Permainan gasing masih dilestarikan di Lingga. Salah satunya di Kampung Melukap. Warga gelar lomba untuk permainan gasing yang jadi warisan budaya
Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Kecintaan warga Daik, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memainkan gasing, membuat permainan tradisional ini tak hilang.
Hampir setiap sore, permainan Gasing Lingga dimainkan di lapangan terbuka. Anak-anak, remaja hingga dewasa antusias memainkan permainan ini.
Meski di era yang dipenuhi dengan permainan online di handphone, namun permainan gasing Lingga seakan tak hilang tertelan zaman.
Salah satunya di Kampung Melukap, Kelurahan Daik Sepincan yang rutin memainkan gasing.
Baca juga: Gasing Lingga Permainan Tradisional yang Masih Eksis, Ajarkan Fokus dan Kompak
Bahkan, pemuda Kampung Melukap menggelar lomba gasing yang telah dimulai pada Sabtu (6/1/2024).
Kegiatan ini diikuti 24 tim, terdiri dari beberapa wilayah yang ikut serta, seperti Kecamatan Lingga, Kecamatan Lingga Timur dan sekitarnya.
Tak sedikit warga setempat yang antusias menonton pertandingan tradisional yang ditaja oleh pemuda setempat ini.
Adu pangkah memangkah atau pukul memukul gasing dari para tim, membuat perlombaan ini menjadi tontonan seru dilihat oleh masyarakat.
Ketua pelaksana, Taufiq mengungkapkan, pada hari ketiga, Senin (8/1/2024) sore, ada beberapa tim yang saling beradu gasing, yakni Tim Robat C melawan Tim Seranggung B yang dimenangi regu Robat C.
Sementara pada partai kedua Tim Musai B melawan Tim Bandar Madani Kp melukap yang dimenangi Tim Musai B.
"Turnamen putaran pertama sistem keliling, jadi juara dan runner-up grup lalu di putaran 16 besar baru sistem gugur, turnamen berlangsung 24 hari," kata Taufiq kepada TribunBatam.id, Selasa (9/1/2024).
Baca juga: Hari Jadi Lingga Meriah dengan Lomba Adu Gasing, Orang tua Ikut Serta
Turnamen ini pun akan dilanjutkan sore nanti, di tempat pergelaran Arena Istana Kopet Kampung Melukap.
Taufik menerangkan, lomba ini salah satu bentuk dari Pemuda Melukap untuk melestarikan permainan rakyat tradisional di Bunda Tanah Melayu, Kabupaten Lingga.
Apalagi, banyak saat ini warga yang masih menggemari permainan ini, sehingga di lapangan tersebut tak sepi dengan permainan adu gasing.
"Ini juga untuk mempererat silaturahim antar pemain, panitia, penonton dan masyarakat di kampung kami," ujarnya.
Gasing Lingga Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Untuk diketahui, hampir setiap daerah memiliki permainan gasing.
Namun Gasing Lingga mempunyai ciri khas tersendiri, sehingga diakui menjadi salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) sejak tahun 2019 oleh Kemendikbud.
Bahkan sudah menjadi Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) yang ditetapkan Kementerian Hukum dan HAM sebagai kepunyaan Kabupaten Lingga.
Benda ini terbuat dari kayu yang dipilih dan dibentuk sedemikian rupa, hingga bisa berputar ketika dimainkannya.
Pemerhati Sejarah dan Budaya Lingga, Lazuardi menjelaskan, permainan gasing di Lingga merupakan permainan yang memiliki karateristik dan ciri khas tersendiri.
Baca juga: Museum di Lingga Bakal Siapkan 200 Gasing Buat Lomba Antar Pelajar SD
Khususnya di Daik Lingga. Berbeda dengan gasing daerah lain di Provinsi Kepri, baik dari segi bentuk maupun cara memainkannya.
Permainan gasing ini memiliki banyak manfaat, tidak saja melatih fisik dan konsentrasi dalam memainkan gasing,
Tetapi terkandung nilai-nilai yang ditanamkan sejak dini melalui sebuah permainan.
"Ada nilai kebersamaan, nilai kejujuran, nilai sportifitas, dan banyak lagi nilai positif yang dapat ditanamkan dalam permainan Gasing Lingga," jelas Lazuardi.
Untuk membuat gasing dibutuhkan beberapa alternatif, baik dengan tradisional dan mesin.
Adapun alat atau bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan gasing, yakni parang, bubut atau larik, pahat, kikir, gergaji, kayu tempinis atau kayu lainnya yang memiliki ketahanan lama.
Sementara, beberapa pengrajin gasing di Daik Lingga, sudah memiliki mesin untuk membuat gasing lebih rapi.
Terdapat tiga jenis dalam permainan Gasing Lingga, yakni gasing pemangkah atau pemukul, gasing pemasang atau penahan, dan gasing uri atau beraja.
"Setiap jenis gasing memiliki fungsi tersendiri, yang tidak dapat dimainkan asal-asalan, sesuai dengan ketentuan permainan Gasing Lingga," terangnya.
Permainan ini pada umumnya dimainkan oleh anak lelaki ataupun orang dewasa, baik itu secara perorangan maupun kelompok.
Lazuardi menjelaskan, permainan gasing pada zaman Sultan terakhir merupakan permainan anak bangsawan.
Selain itu, beberapa gasing juga dimainkan oleh masyarakat kampung dari dulu.
"Cuma yang menjadi perbedaan, dulunya permainan di istana dipakai oleh anak-anak istana dengan pakaian baju kurung yang sering dipakai dulu. Kalau masyarakat awam hanya memakai pakaian pada umumnya, ada yang memakai kain dan sebagainya," katanya.
Bahkan sejauh ini, permainan gasing ini sudah dikenal di seluruh wilayah Kabupaten Lingga.
Selain itu, dengan akses yang dimiliki, masyarakat setempat pun bisa mendapatkan bahan kayu untuk pembuatan gasing dengan mudahnya.
"Baik itu kayu tempinis, kayu mentigi, masyarakat bisa menggunakan akses yang cepat seperti alat pemotong sinso. Tidak seperti dulu hanya menggunakan kapak," tambahnya. (yda)
(TribunBatam.id/Febriyuanda)
Baca berita Tribun Batam lainya di Google News
37 Pelajar SMAN 1 Kepulauan Posek Lingga Dapat Binaan Mental dan Wawasan Kebangsaan |
![]() |
---|
Lampu Penerangan Jalan Singkep Selatan di Lingga Minim, Warga: Bisa Membahayakan Pengendara |
![]() |
---|
Pasar Pangan Murah Kembali Hadir di Lingga, Segini Harga Sembako |
![]() |
---|
Akhirnya Kadishub Lingga Ungkap Penyebab Truk Terguling di MB Roro Jagoh, Ternyata Over Kapasitas |
![]() |
---|
Menuju Laut, Warga Sungai Buluh Lingga Berebut Tangkapan Ikan Ikuti Lomba Mancing Semarak HUT RI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.