SINOPSIS

Sinopsis Film Women from Rote Island: Angkat Isu Kekerasan Seksual, Tayang 22 Februari 2024

Film Women from Rote Island atau Perempuan Berkelamin Darah mengangkat isu kekerasan seksual di Pulau Rote yang tayang di bioskop Kamis, (22/2/2024).

Instagram jeremiasnyangoen
Sinopsis Film Women from Rote Island: Angkat isu kekerasan seksual, tayang 22 Februari 2024, Rabu (21/2/2024). FOTO: Poster Film Women from Rote Island, sebagaimana diunggah dalam Instagram jeremiasnyangoen, (5/2/2024). 

TRIBUNBATAM.id - Sinopsis Film Women from Rote Island: Angkat isu kekerasan seksual, tayang 22 Februari 2024.

Film karya Jeremias Nyangoen berjudul Women from Rote Island akan tayang di bioskop besok Kamis (22/2/2024).

Diadaptasi dari kisah nyata, film yang diproduseri oleh Rizka Shakira ini dirilis pertama kali dalam Festival Film Internasional Busan pada 7 Oktober 2023.

Perempuan Berkelamin Darah atau Women from Rote Island disebut sebagai film yang menyuarakan isu kekerasan seksual terhadap perempuan.

Film ini pun kabarnya juga menyumbangkan 2,5 persen pendapatan untuk para korban kekerasan seksual.

Menariknya, Film Women from Rote Island dibintangi oleh para aktor lokal dari Nusa Tenggara Timur.

Mereka antara lain adalah Merlinda Dessy Adoe, Bani Sallum Ratu Ke, Irma Novita Rihi, Maria Dona Ines, dan Van Jhoov.

Baca juga: Sinopsis Film Dua Hati Biru, Angga Yunanda Berjuang Jadi Ayah Tunggal

Film Women from Rote Island berhasil memborong empat nominasi dan kemenangan di Festival Film Indonesia 2023.

Berikut TribunBatam.id sajikan sinopsis Film Women from Rote Island.

Sinopsis Film Women from Rote Island

Film Women from Rote Island atau Perempuan Berkelamin Darah mengisahkan tentang kehidupan seorang perempuan di Pulau Rote.

Ia adalah Orpa seorang ibu tunggal yang baru saja ditinggal suaminya yang meninggal dunia.

Orpa menjadi ibu tunggal bagi dua anak perempuannya, salah satunya Martha.

Kehidupan Orpa sebagai ibu tunggal dan perempuan terus menerus mendapati stigma negatif dan mengalami diskriminasi.

Ia juga harus berhadapan dengan sejumlah tradisi yang usianya sudah berabad-abad namun tetap menjadikan perempuan sebagai gender kelas dua dalam masyarakat.

Salah satu diskriminasi yang dialami oleh Orpa adalah kekerasan seksual.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved