KEUANGAN

BI Kepri Menilai Perkembangan Inflasi Kepri per Februari 2024 Masih Terkendali

Secara tahunan IHK di Provinsi Kepri mencatatkan inflasi sebesar 2,65 persen (yoy), atau berada dalam kisaran target inflasi 2,5 ± 1 persen.

Tribun Batam/Argianto
Foto ilustrasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan pemantauan harga kebutuhan hidup di sejumlah pasar beberapa waktu lalu. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (BI Kepri) menilai, inflasi pada bulan Februari 2024 masih terkendali dalam rentang sasaran.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kepri bahkan mengalami deflasi sebesar 0,22 persen (mtm).

IHK Kepri ini terdiri dari gabungan dua kota dan satu kabupaten.

Kota Batam mengalami deflasi sebesar 0,30 persen (mtm), Kota Tanjungpinang mengalami inflasi sebesar 0,08 persen (mtm), dan Kabupaten Karimun mengalami inflasi sebesar 0,13 persen (mtm).

Dengan demikian, secara tahunan IHK di Provinsi Kepri mencatatkan inflasi sebesar 2,65 persen (yoy), atau berada dalam kisaran target inflasi 2,5 ± 1 persen.

"Deflasi di Kepri terutama disebabkan penurunan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau seperti bayam, kangkung, sawi hijau, dan kacang panjang, karena pasokan yang mencukupi," ujar Wakil Ketua TPID Provinsi Kepri, Suryono.

Ia mengungkapkan, penurunan harga juga terjadi pada kelompok transportasi, khususnya angkutan udara akibat normalisasi permintaan. 

Baca juga: Daftar Harga Bahan Pangan dan Sayuran di Batam Seminggu Jelang Ramadan

Baca juga: Ekonomi Batam Tumbuh 7,04 Persen, Marlin Agustina Apresiasi Dukungan Seluruh Pihak

Di sisi lain, komoditas utama penyumbang inflasi berasal dari aneka cabai, udang basah, daging dan telur ayam ras.

Kenaikan harga aneka cabai disebabkan menurunnya hasil panen petani akibat musim hujan yang menyebabkan cabai mudah membusuk.

Sementara itu, harga beras meningkat sejalan dengan keterbatasan pasokan yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Hingga Februari 2024, TPID Kepri telah menggelar 60 kali operasi pasar di seluruh kabupaten dan kota se-Kepri, serta penyaluran sembako bersubsidi sebanyak 64.000 paket di Kota Batam.

Operasi pasar dan gerakan pangan murah (GMP) akan terus dilaksanakan di 36 titik.

"Ke depan, TPID akan terus mengantisipasi risiko inflasi yang meningkat melalui sinergi dan koordinasi antar lembaga/instansi sesuai arahan presiden," tambah Suryono. 

Beberapa hal yang diperhatikan dalam perkembangan inflasi ke depan, di antaranya, kenaikan permintaan jelang Ramadan dan libur lebaran, kenaikan harga beras akibat keterbatasan stok, potensi kenaikan harga sayuran akibat cuaca ekstrem, dan kenaikan harga komoditas rokok. (*)

(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved