‎Pekan Rasa Melayu Meriahkan Ulang Tahun Ketiga Hotel Santika Batam

Suasana kemeriahan terasa di Hotel Santika Batam, Jumat (24/10), saat acara Pekan Rasa Melayu digelar bertepatan dengan peringatan ulang tahun hotel

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id/Muhammad Rafli Surya Ardianzyah
Suasana kemeriahan terasa di Hotel Santika Batam Jumat (24/10/2025). 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Suasana kemeriahan terasa di Hotel Santika Batam, Jumat (24/10/2025), saat acara Pekan Rasa Melayu digelar bertepatan dengan peringatan ulang tahun ketiga Hotel Santika Batam.

‎Acara ini menampilkan kekayaan kuliner khas Melayu, bazar UMKM, dan pemecahan Rekor MURI untuk masakan ikan asam pedas terbanyak menggunakan cabai kering.

‎Sebanyak 12 bazar UMKM lokal turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, menampilkan aneka produk kuliner dan kerajinan khas daerah. 

amuri



‎Salah satu daya tarik utama acara ini adalah penyajian 1.180 paket ikan asam pedas oleh Bank Indonesia untuk dibagikan kepada anak-anak panti asuhan serta tamu undangan.

‎Ikan asam pedas ini juga mendapatkan apresiasi MURI sebagai masak besar ikan asam pedas menggunakan cabai kering. 

‎Di tengah acara berlangsung, pihak Hotel Santika Batam menghadirkan sesi memasak asam pedas secara langsung (live cooking) di area utama acara. 

‎Sesi ini dipandu langsung oleh Rio selaku koki Hotel Santika. Ia menunjukkan proses memasak asam pedas khas Melayu dengan menggunakan cabai kering sebagai bahan utama.

‎“Kami ingin memperlihatkan bagaimana cita rasa Melayu bisa dihadirkan melalui olahan yang sederhana namun tetap kaya rempah. Penggunaan cabai kering juga jadi bagian inovasi agar cita rasa asam pedas bisa dinikmati lebih lama,” ujar Rio.

Dalam sambutannya, ‎General Manager Hotel Santika Batam, Sukardi, menyampaikan bahwa kegiatan tahun ini menjadi bentuk apresiasi dan kontribusi hotel terhadap budaya Melayu serta lingkungan sekitar.

‎“Hari ini kita berkumpul memperingati anniversary yang ketiga Hotel Santika Batam. Tahun ini kami tetap menghadirkan bazar UMKM, meskipun skalanya tidak sebesar tahun lalu, karena sedang ada pembangunan. Namun kami buat lebih unik, dengan kegiatan tambahan seperti pembersihan lingkungan yang hasilnya bisa ditukar poin untuk medical screening gratis,” ujarnya.

‎Sukardi menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan kegiatan yang tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga berdampak sosial dan budaya.

‎“Ke depan, kami ingin lebih banyak bergerak ke arah konservasi lingkungan dan pelestarian budaya, termasuk berkolaborasi dengan SMK dalam melestarikan tari-tarian tradisional,” ujarnya.

‎Sementara itu, Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan Pekan Rasa Melayu yang berhasil mempromosikan kuliner khas Melayu ke tingkat nasional.

‎“Kita patut bangga karena melalui event ini, masyarakat bisa tahu bahwa di bumi Melayu ini ada masakan khas yang menjadi kebanggaan, yaitu asam pedas. Ini favorit saya sejak kecil,” ucapnya disambut tawa para tamu undangan.

‎Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini memiliki dampak positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi Batam.

‎“Event seperti ini akan mendorong arus kunjungan wisatawan. Sampai September 2025, kita sudah mencapai 1,1 juta wisatawan dari target 1,5 juta. Kontribusi sektor hotel dan restoran juga sangat besar bagi pendapatan daerah,” ungkap Amsakar.

‎Menurutnya, Pekan Rasa Melayu bukan hanya soal kuliner, tetapi juga tentang persatuan dan promosi budaya daerah.

‎“Mari kita bersatu memperkuat Batam. Ini saatnya kita tunjukkan bahwa Batam mampu menjadi pusat wisata dan kebudayaan di Indonesia,” ujarnya menutup sambutan.

‎Ia juga turut mencicipi Ikan asam pedas yang menjadi makanan favorit sekaligus makanan khas kepri

‎Dari pihak Bank Indonesia Kepulauan Riau, sambutan diwakili oleh Deputi Kepala Perwakilan, Ardhianus. Ia mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

‎“Kegiatan ini adalah bentuk kolaborasi berbagai pihak dalam mendukung pengendalian inflasi pangan melalui kampanye konsumsi produk olahan lokal. Penggunaan cabai kering dalam masakan asam pedas menjadi inovasi penting untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan pangan,” ujarnya.

‎Ardhianus menambahkan, kondisi ekonomi Kepri terus menunjukkan kinerja positif, dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2025 mencapai 7,14 persen, tertinggi di Sumatera.

“Cabai kering menjadi solusi strategis menjaga kestabilan harga. Melalui inovasi ini, kami ingin masyarakat memahami bahwa cita rasa masakan khas Melayu dapat tetap terjaga, sekaligus mendukung kesejahteraan petani,” ujarnya.

Acara ini ditutup dengan pembagian ikan asam pedas kepada anak-anak panti asuhan, serta penyerahan sertifikat Rekor MURI untuk kategori “Masakan Ikan Asam Pedas Terbanyak Menggunakan Cabai Kering”.

Melalui Pekan Rasa Melayu, Hotel Santika Batam bersama Bank Indonesia Kepri dan Pemerintah Kota Batam berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi perayaan ulang tahun, tetapi juga momentum pelestarian budaya kuliner Melayu dan penguatan ekonomi lokal. (Tribunbatam.id/Muhammad Rafli SA)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved