Kunjungan Paus Fransiskus

Kunjungan Paus Fransiskus, KH Prof Nasaruddin Umar Harap Ada Naskah Bersama soal Kemanusiaan

Imam Besar Masjid Istiqlal KH Prof Nasaruddin Umar siap menyambut kedatangan Pemimpin umat Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus pada 3 sampai 6 Sep

(Tribunnews.com/Reynas Abdila)
WAWANCARA - Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Prof Nasaruddin Umar saat diwawancarai Direktur Tribun Network Febby Mahendra Putra di Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (18/7/2024). 

Kita kan dalam prinsipnya itu, Hormatilah, muliakanlah tamu itu. Ini adalah orang beriman.

Jadi saya kira tradisi kita dalam Islam maupun juga tradisi dalam budaya bangsa Indonesia kita harus menghormati tamu. Orang baik itu adalah orang yang
menghargai tamunya.

Tentu kita istiqlal ini perintah agama dan perintah budaya Kita perlu menghormati tamu.

Prof, apa yang akan diobrolin atau akan dibicarakan dalam forum yang terbatas atau pendek itu?

Kami memang juga sudah mengusulkan beberapa topik. Bahkan saya mengusulkan ada sebuah naskah nanti yang saya tawarkan.

Bisa kita tanda tangan bersama. Saya selaku Imam Besar, maupun juga sebagai Paus, temanya tentang kemanusiaan. Betapa perlunya kita meng-upgrade kemanusiaan itu sendiri tanpa membedakan agama apapun, warga negara manapun, kemudian juga etniknya manapun, warna kulit apapun, bahasa apapun.

Humanity is only one. semua anak cucu adab itu wajib kita muliakan. Nah, karena itu gayung bersambut ternyata juga isu-isu yang selama ini dipopulerkan oleh Paul
sangat universal, komprehensif.

Sama dengan misi-misi istiqlal juga. Kita ini, istiqlal itu menyiarkan kemanusiaan, menyiarkan spiritualitas, dan menyiarkan peradaban.

Prof, apakah sudah disiapkan tempat begitu? Lokasinya di mana, di lingkungan masjid istiqlal, atau di mana yang pas untuk menerima kunjungannya?

Karena Istiqlal itu sudah sangat berpengalaman menerima tamu-tamu istimewa, sudah berapa keperanegaraan di sini, Obama, macam-macam kepala negara,
sudah banyak sekali. Jadi kita punya standar di sini. Termasuk juga, Paus, kami juga punya opsi banyak.

Kalau opsi satunya ada, opsi dua ada, opsi tiga ada, opsi empat ada. Sampai kaget- kaget, wah ini saya baru mendapatkan tempat yang sedemikian canggih ya. Ada
opsinya sampai opsi keempat.

Kekayaan seseorang itu adalah kemampuan untuk menciptakan banyak opsi. Sehingga kalau opsi pertama nanti bermasalah, ada opsi kedua, ada opsi ketiga,
ada opsi keempat. Dan kalau perlu lebih dari itu.

Bisa dijelaskan opsi pertama itu di mana, biar penonton kita bisa memahami lebih?

Ya, opsi pertamanya itu saya pernah mengusulkan kepada beliau. Ada, kita terima dari istiqlal. Kita akan adakan dialog internasional tentang lintas agama yang untuk
menceritakan humanity, kemanusiaan.

Habis itu nanti menyeberang lewat terowongan toleransi kemudian ke katedral.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved