PILKADA LINGGA 2024
Akademisi Robby Patria Singgung Kotak Kosong di Pilkada Lingga 2024: Jangan Sampai
Akademisi UMRAH Tanjungpinang, Robby Patria menyerukan jangan ada lawan kotak kosong di Pilkada Lingga 2024.
Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, LINGGA - Peta politik di Pilkada Lingga masih dinamis.
Bakal pasangan calon Muhammad Nizar dan Novrizal telah mendapat restu lima parpol pemilik 20 kursi di DPRD Lingga.
Sejumlah parpol itu di antaranya, Nasdem dengan 11 kursi, Golkar dengan 4 kursi, Demokrat dengan 3 kursi serta PKB dan Gerindra sebanyak 1 kursi.
Sementara DPP Perindo merekomendasikan Alias Wello dan Muhammad Ishak dengan perolehan 2 kursi.
Sehingga saat ini tersisa PDI Perjuangan 2 kursi dan PKS 1 kursi yang belum menentukan sikap di Pilkada Lingga 2024.
Pasangan Awe-Ishak pun masih membutuhkan 3 kursi untu memenuhi syarat pencalonan Pilkada Lingga 2024.
Isu melawan kotak kosong di Pilkada Lingga saat ini menjadi perbincangan warga.
Dosen FKIP UMRAH, Robby Patria memberikan pandangan terkait fenomena yang terjadi dalam tahapan Pilkada Lingga.
Pengamat politik Kepri ini menjelaskan, bahwa di dalam sebuah demokrasi harus ada pertandingan.
"Manusia melawan manusia, apakah itu seimbang atau tidak seimbang, tetap ada kompetisi itu namanya demokrasi," ungkap dia saat dihubungi TribunBatam.id via WhatsApp, Selasa (30/7/2024).
Menurutnya, jika Muhammad Nizar bisa mengamankan partai koalisi, muncul istilah melawan kotak kosong.
"Artinya itu terjadi demokrasi yang rusak, walaupun itu sah-sah aja karena diatur Undang-Undang, tapi subtansinya kan kita gak ada debat intelektual, gak ada kampanye dialogis, masyarakat tidak dilibatkan, efek dari Pilkada itu tidak menetes ke tengah warga," jelasnya.
Baca juga: Alias Wello Muhammad Ishak Butuh 3 Kursi Lagi Maju Pilkada Lingga 2024, Cuma Punya 2 Kursi
Ia menilai, merusak sistem demokrasi yang dirancang di era reformasi.
Harapan pria yang juga selaku pengurus Dewan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) pusat ini, harusnya partai memiliki ideologi yang jelas untuk bisa melawan atau berkompetisi di ajang Pilkada.
"Jangan dibiarkan kotak kosong. Artinya demokrasi palsu atau demokrasi yang cacat," jelasnya.
Robby berpandangan, Awe tetap berpotensi menjadi calon Bupati Lingga, karena merupakan orang lama yang pernah menjabat.
"Sosok yang membesarkan Nizar itu Alias Wello. Jadi dia tetap punya pemilih yang fanatik, dia tetap punya pemilih masyarakat Lingga yang kenal dia," terangnya.
Baca juga: Gerindra Usung Nizar Novrizal Maju Pilkada Lingga 2024, Total Dukungan Kini 20 Kursi
Jika seandainya Awe mendapatkan dukungan partai, lanjut Robby, maka akan terjadi kompetisi yang imbang melawan Nizar.
Ia menegaskan, bukan elit partai yang bisa menentukan pemenangan Pilkada, tetapi rakyat.
"Yang penting sekarang ini dapat tiket (dukungan partai-red), kalau gak dapat tiket ya sudah, warga Lingga gigit jari aja, ga ada Tim Sukses juga," imbuhnya.
Dia menambahkan, bahwa meriahnya pesta demokrasi jika ada kompetisi atau lawan, khususnya saat Pilkada 2024. (TribunBatam.id/Febriyuanda)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
KPU Lingga Akan Tetapkan Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Malam Ini Pasca Putusan MK |
![]() |
---|
Hasil Audit Dana Kampanye Pilkada Lingga 2024, Sisa Dana Kampanye Nizar-Novrizal Rp111,4 Juta |
![]() |
---|
Bawaslu Lingga Tanggapi Santai Gugatan Paslon Awe-Ishak Soal Hasil Pilkada 2024 ke MK |
![]() |
---|
Ketua Pemenangan Paslon Awe-Ishak Jelaskan Alasan Gugatan Pilkada Lingga 2024 ke MK |
![]() |
---|
Paslon Awe-Ishak Gugat Hasil Pilkada Lingga 2024 ke MK, KPU Lingga Siapkan Langkah Mitigasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.