DEMO AIR DI BATAM

Ikut Demo di BP Batam, Elisabet Tahan Sakit Saraf Kejepit Berawal Gegara Mati Air

Elisabet, warga Perumahan Citra Batam sampaikan orasi tuntut air bersih. Apalagi sudah 2 tahun ia tahan sakit saraf kejepit berawal dari masalah air

Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Beres Lumbantobing
Warga Perumahan Citra Batam, Elisabet (60 tahun) menyampaikan orasinya atas penderitaan yang dialaminya akibat persoalan air bersih di depan Kantor BP Batam, Senin (9/9/2024) 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Elisabet Sianipar (60), diselimuti amarah saat ikut aksi unjuk rasa menuntut pelayanan air bersih di depan Kantor BP Batam bersama ratusan warga Perumahan Citra Batam, Senin (9/9/2024). 

Meski masih dalam kondisi kesehatan yang tak prima, karena rawat jalan dengan pinggang dililit perban, ia ikut menggelorakan tuntutan atas persoalan air bersih yang bermasalah. 

Elisabet naik ke atas mobil pikap yang ditunggangi para orator. Dari atas pikap, ia meluapkan emosinya lewat orasi. 

Dengan lantang, Elisabet meminta BP Batam dan SPAM ABH harus bertanggungjawab atas penyakit yang kini dialaminya, yakni saraf kejepit. Ia sudah dua tahun menahan rasa sakit itu. 

Baca juga: Dirut ABH Janji Penuhi Tuntutan Warga Perumahan Citra Batam soal Air Bersih

“BP Batam dan ABH harus bertanggungjawab atas kesengsaraan kami rakyat Perumahan Citra. Saya sudah dua tahun lebih menahan sakit, urat kejepit akibat persoalan air,” teriak Elisabet menggunakan pengeras suara dengan nada lantang. 

Lewat orasinya, ia terus menyampaikan rasa keluh kesah warga atas persoalan air bersih yang kerap melanda warga perumahan Citra. 

“Saya sudah muak janji-janji SPAM ABH. Kami yang jadi sengsara, termasuk suami saya. Itu dia, ada di situ,” teriak Elisabet sembari menunjuk sang suami yang merupakan seorang polisi berada di balik gerbang Kantor BP Batam yang turut mengawal demo. 

Teriakan Elisabet lantas menyulut amarah pendemo yang didominasi emak-emak. Panci, ember, botol air mineral hingga galon kosong nyaris dilempari ke Kantor BP Batam itu. Beruntung aparat kepolisian dapat menenangkan massa pendemo.  

Meski dengan kondisi fisik yang tak prima, langkah kakinya sudah gontai apalagi usianya tak lagi muda, namun semangat Elisabet mengalahkan usianya. 

Elisabet lantas menceritakan kejadian yang membuatnya mengalami sakit saraf kejepit. 

Ia bercerita, tepat pada bulan Juli 2022 lalu terjadi kekeringan, lima hari SPAM air bersih tak mengalir. Nomor layanan WhatsApp yang diberikan SPAM ketika dihubungi pun tak merespons hingga membuat rumahnya tak ada pasokan air. 

Hingga hari keempat kekeringan masih terjadi. Di saat itu tepat pada malam hari hujan turun. Lantas hal itu pun menjadi kesempatan bagi warga untuk menampung air. 

Baca juga: Emak-emak Bawa Panci hingga Galon Kosong terkait Demo Air di Kantor BP Batam Hari Ini

“Saya menampung air, mengangkatnya dari depan teras ke bak kamar mandi, namun di situ lah saya mengalami kejadian saraf kejepit,” ungkap Elisabet. 

Sejak saat itu, ia pun harus menahan sakit. Meski sudah bolak-balik berobat, namun tak kunjung sembuh hingga saat ini ia mulai menjalani masa pemulihan. 

“Sengsara, sakit rasanya. Jika anda pernah merasakan kekeringan air, ya begitulah rasanya. Tak perlu saya jelaskan, masak, mencuci hingga mandi jadi terancam,” katanya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved