BINTAN TERKINI
Telan Anggaran Puluhan Miliar, Pelabuhan Internasional Tanjung Berakit Bintan Tak Berfungsi
Pelabuhan Internasional Tanjung Berakit di Desa Berakit, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, rusak parah.
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.id, BINTAN - Kondisi Pelabuhan Internasional Tanjung Berakit porak poranda.
Pelabuhan ini berada di Desa Berakit, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.
Fasilitasnya kini sangat memprihatinkan sebagian alami rusak berat.
Kerusakan terjadi di beberapa sisi bangunan seperti plafon, keramik, gedung terminal, akses jalan, besi penyangga pelantar yang berkarat, termasuk pecah kaca.
Fasilitas pelabuhan yang tidak layak difungsikan seperti dermaga ponton yang tenggelam, serta bangunan pelabuhan yang ditumbuhi semak belukar.
Berdasarkan pantauan Tribun Batam.id, tidak ada aktivitas apapun di lingkungan pelabuhan tersebut.
Di laut yang berjejer dengan pelabuhan Tanjung Berakit tampak, nelayan sedang lalu lalang.
Seluruh bangun bercat putih dan biru itu sudah tak utuh lagi, mulai dari keramik, dan dua ponton milik pelabuhan tersebut.
Ponton itu, setengahnya sudah tenggelam hingga ke dasar laut.
Baca juga: Dua Kapal antar Pulau di Anambas Tak Beroperasi Normal, Aktivitas Penumpang Terhambat
Bahkan tidak ada nelayan yang berani menyandarkan kapalnya di ponton itu.
Sejumlah besi penyangga pun hilang entah kemana.
Hanya yang masih berdiri kokoh adalah gedung utama pelabuhan tersebut, itu pun atapnya sudah dimakan rayap.
Pelabuhan Tanjung Berakit ini, letaknya cukup strategis. Berada di utara Pulau Bintan dan berbatasan langsung dengan Malaysia.
Jarak tempuh antara Pelabuhan Internasional Berakit dengan Terminal Ferry Sedaru Malaysia hanya 28 mil atau 45 kilometer, dengan waktu tempuh selama 1 jam lebih saja.
Pelabuhan ini dibangun sejak tahun 2010. Sejak pertama diresmikan tak pernah difungsikan.
Sungguh miris, sebab biaya yang digelontorkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangat fantastis. Totalnya mencapai 85 miliar.
Berdasarkan data yang di rangkum dari sejumlah sumber, pada tahun 2010 anggaran sebesar Rp10 miliar dikeluarkan untuk pembangunan gedung induk dermaga 2 lantai, pembangunan ponton, dan pengaspalan.
Kemudian tahun 2011, anggaran Rp5 miliar kembali dikucurkan untuk pembangunan dinding penahan gelombang dan penimbunan tanah.
Baca juga: Jadwal Kapal Roro Telaga Punggur Batam Rabu 16 Oktober 2024, Kapal Terakhir ke Bintan 17.00 WIB
Selanjutnya, tahun 2012 anggaran Rp3,9 miliar kembali digelontorkan untuk pembuatan taman interior gedung, instalasi penyejuk udara, dan supervisi.
Anggaran kembali dikeluarkan Rp33,1 miliar pada tahun 2014, yang digunakan untuk pengerukan alur pelayaran.
Lalu, tahun 2015 anggaran Rp7,6 miliar untuk rehabilitasi, pembenahan ruangan, pembuatan pagar, dan plang nama pelabuhan.
Sementara tahun 2017, pemerintah kembali melanjutkan pembangunan pelabuhan ini dengan melakukan pengerukan ulang alur pelayaran dan kolam pelabuhan.
Tak tanggung-tanggung nggaran sebesar Rp25,4 miliar kembali digelontorkan pemerintah, melalui APBN 2017 dengan pelaksana PT Kirana Karya Indonesia.
Anggaran fantastis itu nyatanya tidak sesuai harapan. Kini pelabuhan tersebut tak kunjung difungsikan, sebagaimana yang telah direncanakan karena terkendala pendangkalan alur pelayaran.
Waktu itu, pemerintah meyakini Pelabuhan Tanjung Berakit ini dibangun untuk mempermudah akses penunjang pariwisata dari wisatawan mancanegara.
Dengan begitu, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar yang ada di sepanjang pantai Trikora dan mempermudah masuk investor ke wilayah Kabupaten Bintan.
Tak hanya soal pendangkalan alur pelayaran, kasus rasuah pejabat di Kementerian Perhubungan turut menjadi andil tidak beroperasinya Pelabuhan Berakit ini.
Pada 2014 silam, Kejaksaan Tinggi Kepri menetapkan F sebagai tersangka kasus korupsi pembangunan Pelabuhan Internasional Berakit.
Tersangka F merupakan pejabat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pelabuhan Internasional Tanjungberakit dan Pejabat Satuan Kerja Fasilitas Pelabuhan Laut Terluar Kementerian Perhubungan RI.
Selain itu, Kejati Kepri juga menetapkan B sebagai tersangka kasus korupsi.
Tersangka B adalah Direktur PT Siman Eranesia Ardes Plane, selaku kontraktor pelaksana proyek.
Melihat fenomena ini, masyarakat Berakit ikut prihatin.
Mereka menyayangkan atas langkah Pemerintah Pusat yang dinilai buang anggaran.
"Ini namanya pemborosan anggaran. Sudah puluhan miliar dana yang digunakan namun sia-sia tidak tepat sasaran," kata seorang warga Berakit Tores, Rabu (16/10/2024).
Dia mengatakan, apabila uang sebanyak itu diberikan untuk masyarakat kurang mampu di Bintan, seperti lebih baik kala itu.
Dia merasa prihatin dengan mangkraknya Pelabuhan Internasional Berakit yang telah berlangsung selama 12 tahun.
Bagi Tores, uang miliar rupiah yang telah digelontorkan pemerintah tidak berdampak apapun terhadap kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat setempat.
“Kita sangat menyayangkan uang negara terbuang sia-sia, dan manfaatnya tidak dinikmati masyarakat,” kata dia.
Dirinya meminta kepada Kementerian Perhubungan RI memberikan sanksi dan bertindak tegas kepada pihak-pihak terkait, yang bertanggung jawab atas masalah ini.
Kepala Dinas Perhubungan Bintan, Moh Insan Amin mengatakan, pihaknya kurang mengetahui soal anggaran yang di keluarkan untuk pembangunan Pelabuhan Tanjung Berakit, Bintan.
"Waktu itu Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan RI yang lamgsung menangani, kami hanya mengetahui saja," kata Insan.
Dia mengatakan, sejauh ini Pelabuhan itu tak di urus lagi, hanya di biarkan saja.
"Kami tidak bisa menindak atau ambil alih, soalnya itu merupakan gawe Pemerintah Pusat," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Bintan, Roby Kurniawan kalah itu mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bintan masih menunggu operator kapal yang akan mengoperasikan terminal Pelabuhan Internasional Berakit.
Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Kepri telah bekerjasama dengan Kesultanan Johor untuk memilih operator kapal.
“Diskusi antara Pemprov Kepri dan kesultanan Johor untuk menunjuk operator dari Johor ke Berakit,” ujar Roby.
Namun hingga saat ini, belum ada tindak lanjut soal pengerukan laut yang dinilai dangkal tersebut.
Sebab, laut yang dangkal itu menjadi hambatan utama tidak beroperasinya Pelabuhan Tanjung Berakit Bintan ini. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)
Baca berita Tribunbatam.id lainya di Google News
Job Fair di Lobam Bintan Selesai, 1282 Pencari Kerja Berhasil Daftar, Kini Tinggal Tunggu Hasil |
![]() |
---|
63 Orang Jalani Seleksi Penerimaan Tenaga Kesehatan di RSUD Bintan, Ini Formasimya |
![]() |
---|
Nelayan Bintan Hilang, Keluarga dan Warga Harap Cemas Menanti Kabar Baik di Dermaga Busung |
![]() |
---|
Ketua RT Hilang Saat Melaut, TIM SAR Hentikan Sementara Pencarian Korban |
![]() |
---|
Polisi Ringkus Pelaku Asusila Anak Berusia 13 Tahun di Kijang Bintan, Berawal dari Kenalan di Medsos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.