PILKADA TANJUNGPINANG
Menjelang Debat Kandidat Dua Mantan Walikota Tanjungpinang
Debat kandidat Pilkada Tanjungpinang pada, Sabtu (19/10/2024) hanya adu gagasan kepemimpin antara Lis Darmansyah melawan Rahma
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Agus Tri Harsanto
TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Penyelenggaraan debat kandidat calon kepala daerah menjadi salah satu tahapan yang dinanti oleh masyarakat yang memiliki hak pilih dalam memilih calon kepala daerah, dalam hal ini calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang periode 2024-2029.
Kedua pasangan calon Wali Kota dan Wakil WaliKota Tanjungpinang periode 2024-2029 ini merupakan calon yang sama-sama mantan pemimpin di Kota Tanjungpinang pada periode yang berbeda dan pernah juga berkompetisi pada periode sebelumnya.
Pada pilkada Kota Tanjungpinang ini tidak ada calon petahana, sebab Lis Darmansyah pernah menjabat pada periode 2013-2018, dan Rahma pernah menjabat pada periode 2018-2023, maka keduanya sama-sama mantan.
Tentunya masyarakat Kota Tanjungpinang sudah sangat familiar dengan gaya kepemimpinan mereka berdua, meskipun pasangan wakilnya adalah orang baru, Raja Ariza pasangan Lis Darmansyah dan Rizha Hafidz pasangan Rahma.
Kedua calon wakil juga punya rekam jejak masing-masing yang tentunya masyarakat Kota Tanjungpinang dapat menelusuri secara mandiri. Pemilih di Kota Tanjungpinang suka tidak suka harus menentukan pilihannya pada saat 27 November 2024 nanti atas apa yang sudah diputuskan oleh partai-partai politik yang memiliki hak untuk mengusung pasangan calon kepala daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Oleh karenanya debat kandidat yang akan dilangsungkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tanjungpinang dengan mengusung tema Mewujudkan Tanjungpinang Yang Sejahtera Berbudaya, Sehat dan Bersih Berbasis Ekonomi Biru Sebagai Smart City Yang Berkelanjutan hanya akan menampilkan adu gaya kepemimpinan saja.
Hal tersebut terjadi karena masing-masing pasangan calon dalam menyusun visi dan misi untuk memimpin selama lima tahun kedepan, harus mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tanjungpinang yang telah disusun dan disepakati antara pemerintah Kota Tanjungpinang dengan DPRD Kota Tanjungpinang untuk 20 tahun kedepan.
Visi dan misi yang mereka tawarkan kepada masyarakat dalam debat kandidat tersebut hanya akan memperlihatkan perbedaan dalam strategi memimpin untuk mencapai visi dan misi daerah jangka panjang selama lima tahun pertama dari RPJPD 2025-2045.
Kita mencoba berandai-andai atas pertanyaan yang akan diajukan oleh panelis yang dipilih oleh KPU Kota Tanjungpinang sesuai dengan tema yang ditentukan, yaitu berkenaan dengan kesejahteraan masyarakat, yang tentunya pertanyaan akan mengarah bagaimana strategi untuk mengurangkan kemiskinan dan meningkatkan pendapatan masyarakat Kota Tanjungpinang, terlebih lagi perbaikan kondisi ekonomi setelah kita mengalami pandemic covid-19.
Masing-masing kandidat tentu akan mengawali dengan data-data kemiskinan saat mereka masih menjabat, yang tentunya dalam angka-angka kuantitatif, dan tidak mencerminkan keadaan secara kualitatif dari masyarakat yang masuk kategori miskin.
Gagasan dalam pengembangan kebudayaan selalu tidak pernah ditinggalkan karena selalu menjadi objek pembenar bahwa calon pemimpin sudah perduli dalam melestarikan kebudayaan di Kota Tanjungpinang yang memiliki sejarah panjang sebagai pusat pemerintahan kesultanan melayu pada masa kesultanan Riau Lingga Johor dan Pahang.
Seringkali gagasan tentang pelestarian kebudayaan bercampur aduk dengan melestarikan sejarah kesultanan melayu, dan menganggap bahwa budaya adalah sejarah.
Kesannya perduli kepada pelestarian sejarah Pulau Penyengat, maka sudah selesai masalah kebudayaan. Karakteristik Kota Tanjungpinang yang masyarakatnya juga heterogen, tentu pembangunan kebudayaan tidak sebatas pada budaya melayu saja, tapi juga budaya dari etnis lainnya yang sudah ada sejak dari masa-masa kejayaan kesultanan melayu memerintah negeri ini.
Pada pertanyaan seputar kota yang sehat dan bersih tentunya menjadi hal yang sangat mendasar untuk dilihat komitmen dari masing-masing pasangan calon, bahwa kesehatan itu adalah kebutuhan dasar yang harus disediakan oleh pemerintah.
Strategi apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki kualitas layanan kesehatan, agar tidak terjadi penumpukan pasien di rumah sakit rujukan dimana pasien sudah dapat diatasi oleh RSUD Tanjungpinang dengan kualitas pelayanan yang terpercaya.
Dengan jaminan pelayanan kesehatan yang paripurna mulai dari Puskesmas sampai dengan RSUD, maka masyarakat tidak perlu lagi terbebani untuk berobat ke fasilitas kesehatan diluar Tanjungpinang.
Pertanyaan seputar kebersihan kota tentunya tidak akan terlepas dari persoalan banjir yang dihadapi oleh masyarakat di titik-titik rawan banjir yang tidak terselesaikan sejak Kota Otonom Tanjungpinang terbentuk di Tahun 2001 sampai dengan saat ini.
Upaya normalisasi ataukah naturalisasi yang akan jadi pilihan strategi untuk mengatasi masalah banjir di Kota Tanjungpinang, seiring dengan pembangunan pemukiman baru yang menambah kepadatan kawasan-kawasan tersebut tanpa saluran drainase yang sistematis dan futuristik.
Persoalan sampah yang juga masih menjadi keluhan dari masyarakat Kota Tanjungpinang dapat kita lihat karena kurangnya fasilitas tempat pembuangan sementara (TPS) yang disediakan di kawasan-kawasan padat penduduk, menyebabkan bertambahnya TPS liar yang tidak terjangkau oleh petugas kebersihan karena keterbatasan sarana dan prasarana.
Dan yang cukup sensasional adalah debat ini mengarahkan kandidat untuk berpikir mensinergikan pengembangan ekonomi biru yang tentunya mengarah kepada potensi sumberdaya yang dimiliki oleh Kota Tanjungpinang mengarah kepada ekonomi maritim atau ekonomi laut, yang sudah tentu akan terbentur dengan kewenangan dalam mengelola potensi laut karena lingkup kewenangannya berada di Provinsi.
Oleh karena itu sinergi antara pemerintah kota dengan pemerintah Provinsi harus dapat dijembatani oleh strategi dari masing-masing kandidat kalau menginginkan untuk mengembangkan ekonomi biru, mengingat Kota Tanjungpinang juga memiliki masyarakat yang tinggal dipesisir dan mengandalkan laut sebagai sumber mata pencarian, termasuk mereka yang bergerak di sektor industri maritim dan transportasi laut.
Menyinggung tema yang melingkupi Smart City Berkelanjutan, kita akan melihat bagaimana pemahaman dari masing-masing kandidat untuk mengimplementasikan master plan gagasan kota pintar berkelanjutan, dimana Kota Tanjungpinang mejadi salah satu kota dari 100 kota program Gerakan menuju 100 smart city yang digagas oleh Kementerian Informasi dan Komunikasi RI.
Smart city tidak semestinya hanya terbatas pada mekanisme manual menjadi berbasis pada penggunaan internet atau aplikasi, melainkan merubah pola perilaku hidup masyarakat menjadi lebih bijak dalam menjaga keberlanjutan Kota Tanjungpinang.
Dalam disertasi doktoral saya tentang Kepemimpinan Lestari (berkelanjutan) menemukan tiga ciri utama pemimpin lestari, yaitu pertama simplify (kesederhanaan) dimana pemimpin itu menampilkan kesederhanaan dalam melayani masyarakat, baik secara penampilan dan juga menyederhanakan prosedur untuk rakyat bisa bertemu mengadu permasalahan yang dihadapi, tanpa protokol yang ketat; kedua Accountability (Akuntabilitas) ciri pemimpin yang satu kata dengan perbuatannya, apabila berjanji maka janji tersebut ditunaikannya; dan ketiga adalah Emotion (memberi perhatian), ciri seorang pemimpin yang memiliki rasa empati terhadap apa yang terjadi di masyarakat, baik saat rakyat mengalami kesusahan, maupun saat rakyat sedang bergembira merayakan sebuah momentum yang bahagia dan dihadiri oleh pemimpin yang dicintainya.
Pemimpin lestari adalah pemimpin yang karakter kepemimpinannya dapat bertahan sepanjang masa, meskipun terjadi perubahan zaman, ciri utama pemimpin lestari akan tetap dibutuhkan oleh masyarakat karena akan berdampak langsung bagi kualitas kehidupan mereka.
Oleh karena itu, ketika membahas mengenai kota pintar yang berkelanjutan, maka tidak dapat dilepaskan dari karakter seorang pemimpin yang memiliki tiga ciri utama tersebut.
Pada saat debat nanti berlangsung, maka masyarakat Kota Tanjungpinang dapat melihat masing-masing pasangan calon pemimpin saling beradu argumentasi menyampaikan gagasannya untuk memimpin Kota Tanjungpinang lima tahun mendatang dengan gaya kepemimpinan yang menjadi bagian karakter dari masing-masing kandidat Wali Kota Kota Tanjungpinang.(dra)
oleh
Dr. Endri Sanopaka, S.Sos., MPM
Dosen Prodi Administrasi Publik STISIPOL Raja Haji
Pasca Debat Pertama Calon Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang, Dapatkah Meyakinkan Pemilih? |
![]() |
---|
Mantan Ketua Komnas HAM RI Minta Warga Bentuk Tim Awasi Kecurangan Pilwako Tanjungpinang |
![]() |
---|
Belasan Warga Ajukan Pindah Memilih di Kota Tanjungpinang |
![]() |
---|
Tiga Sosok Tokoh Ini Diprediksi Akan Maju di Pilkada Kota Tanjungpinang |
![]() |
---|
AWASI Money Politic Pilgub Kepri di Tanjungpinang, Bawaslu Sebar Ratusan Mata-mata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.