Debat Pilkada Tanjungpinang 2024 Mulai Panas saat Dua Paslon Bahas UMKM

TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Debat putaran pertama Pilkada Tanjungpinang 2024 mulai 'panas' saat tema UMKM dan IKM dibahas. 

Moderator debat paslon Pilkada Tanjungpinang 2024 membacakan pertanyaan yang dibacakan panelis. 

Perdagangan digital memainkan peranan penting memainkan pasar di era industri 4.0.

Berdasarkan BPS Kota Tanjungpinang, terdapat 1.963 IKM 2023. 

Namun dari jumlah tersebut, hanya diprediksi 20 persen saja memanfaatkan teknologi digital dalam pemasaran produk.

“Pertanyaannya, bagaimana program konkrit yang anda lakukan untuk membantu pengembangan digitalisasi industri kecil, sehingga memiliki daya saing. Silahkan Paslon nomor urut satu menjawab terlebih dahulu,” sebut moderator, Clara Antawidjaja, Sabtu (19/10/2024) di Hotel CK Tanjungpinang.

Paslon satu, Rahma pun mengatakan, data BPS tersebut, telah tumbuh besar IKM dan UMKM pada 2023.

Baca juga: Riuh Pendukung Dua Paslon Pilkada Tanjungpinang 2024 Buat Debat Makin Semarak

“Pada saat memimpin Tanjungpinang dengan terpaan pandemi Covid-19. Salah satu upaya kami yakni, peningkatan mutu kreativitas dengan pelatihan dari hulu sampai ke hilir. Bahkan sudah ada satu produk UMKM yang sampai ke Mesir dan Dubai. Bahkan ada sekitar duaribuan UMKM masuk binaan Pemko Tanjungpinang,” sebut Rahma.

Rizha, calon Wakil Wali kota Tanjungpinang menambahkan, Pemerintah dalam mengusung IKM dan UMKM berbasir digitalisasi, tantangannya bukan hanya program. 

Tapi, bagaimana masyarakat bisa menjadi smart user. 

“Kalau kita jual ke platform digital, tapi masyarakat belum mau belanja melalui itu, maka tidak akan dikenal produknya. Maka apa yang telah dilakukan beliau saat menjabat, memperbanyak workshop digitalisasi usaha,”ucapnya.

Sementara paslon nomor urut dua, Lis Darmansyah menyampaikan belum tersentuh pasangan nomor satu.

Baca juga: 5 Misi Lis Darmansyah - Raja Ariza Jika Menangkan Pilkada Tanjungpinang 2024

Menurutnya, bagaimana sebagai pemimpin membuat langkah untuk promosikan inklusi digital dan kesetaraan akses teknologi yang dapat dijangkau ke semua kalangan, agar pelaku usaha tentu akan bisa mengakses.

Kedua, lanjut Lis Darmansyah, memberikan edukasi. Bahwa sumber daya manusia sangat minim terhadap digitalisasi terhadap pelaku usaha.

“Kemudian membangun jaringan terstruktur, kemudahan akses layanan diluar OSS atau terintegarasi stakholder pendukung perizinan usaha untuk investasi. Berikutnya, perkuat sarana dan prasarana pendukung investasi. Jangan hanya berbicara kepada mikro, semetara itu saling keterkaitan. Hanya dihitung jari yang berhasil pelaku UMKM. Itu kegagalan Pemerintah masa kini. Kami terpilih akan merubah itu,”sebutnya.