SANTRI DI JAMBI DIRUDAPAKSA

Tampang Aprizal Pimpinan Ponpes Rudapaksa 12 Santri, Kerap Diundang Isi Ceramah Ternyata Predator

Sosok Aprizal Wahyudi Diprata atau AWD (28) pimpinan pondok pesantren yang melakukan rudapaksa pada 12 santri di Jambi.

Editor: Khistian Tauqid
TRIBUN JAMBI/RIFANI HALIM
Pimpinan pondok pesantren di Kota Jambi berinisial AWD (28) ditangkap Subdit Renakta Dirreskrimum Polda Jambi karena melakukan rudapaksa terhadap 11 santri dan 1 santriwati. 

TRIBUNBATAM.id - Polisi akhirnya memperlihatkan tampang Aprizal Wahyudi Diprata atau AWD (28) pimpinan Pondok Pesantren Sri Muslim Mardatillah, Jambi yang kini ditetapkan menjadi tersangka.

Aprizal melakukan tindakan bejat dengan  melakukan rudapaksa 12 santri dan santriwati di Kota Jambi.

Seperti diketahui, pondok pesantren yang berlokasi di Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, berdiri sejak 2022 lalu.

Baca juga: Kisah Pilu Seorang Kakak Meninggal Gegara Dibakar Adiknya di Malang, Sempat Cekcok soal Warisan

Aprizal yang masih berusia 28 tahun menjadi pimpinan pondok pesantren setelah menamatkan pendidikan S3 dan bergelar doktor.

Sosok Aprizal yang dikenal baik secara sosial ternyata menjadi predator seksual di pondeok pesantren yang dipimpinnya.

Ketua RT 12, Kelurahan Kenali Asam, Kota Jambi, Sapar mengatakan Aprizal dikenal sebagai ustaz bagus secara sosial dan agama. 

"Dengan masyarakat dikenal bagus, karena aktif juga di grup masjid," katanya saat diwawancarai, Selasa (29/10/2024). 

Sapar mengaku kaget dan tidak menyangka kala mendengar kabar Aprizal Wahyudi Diprata menjadi tersangka di Polda Jambi

Sebab, Aprizal Wahyudi Diprata sering mengisi pengajian dan khotbah, termasuk para santri yang belajar di pondok pesantren tersebut. 

Menurut Sapar, pondok pesantren SMM berdiri sejak 2022. Bahkan sampai saat ini, pembangunan pondok pesantren masih berproses. 

Para santri dan santriwati itu pun dari luar kawasan Kelurahan Kenali Asam Bawah. 

"Ada hanya beberapa orang warga sini. Kebanyakan dari luar warga sini yang mondok. Tidak banyak juga karena posisi masih proses pembangunan belum selesai," ujarnya. 

"Saat ini pondok pesantren tidak ada kegiatan lagi, sudah dihentikan," tambahnya. 

Aprizal Wahyudi Diprata ditangkap Polda Jambi. Pimpinan Pondok Pesantren Sri Muslim Mardatillah di Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, itu tersangka rudapaksa 12 santri santriwati.
Aprizal Wahyudi Diprata ditangkap Polda Jambi. Pimpinan Pondok Pesantren Sri Muslim Mardatillah di Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, itu tersangka rudapaksa 12 santri santriwati. (TRIBUN JAMBI/RIFANI HALIM)

Baca juga: Kelakuan Bejat Ayah Setubuhi Anak Kandung di Rejang Lebong Bengkulu, Ibu Korban Pergoki di Rumah

Sapar menjelaskan, pada intinya mengenai pondok pesantren, dirinya tidak mengetahui secara mendetail. 

Namun, Aprizal Wahyudi Diprata dikenal sebagai sosok baik secara sosial dan agama. 

"Tidak ada pikiran kami  bahwa beliau seperti ini, makanya kami syok juga. Kalau masalah hukum nggak tau, karena pihak korban langsung koordinasi sama pihak Polda Jambi," jelasnya. 

Dia berkata, Aprizal Wahyudi Diprata kurang berkoordinasi terkait keberadaan pondok pesantren, sehingga ketua RT tidak mengetahui perizinan pondok pesantren tersebut. 

Namun, pihak RT pernah berkoordinasi mengenai masjid yang berada di samping pondok pesantren tersebut. 

"Pernah koordinasi masjid diambil alih lagi oleh pondok pesantren yang awalnya sudah dihibahkan, karena sudah ada pondok pesantren saat ini. Saya oke kan ya, kita serahkan lagi kepada mereka,"  ungkap Sapar. 

Aprizal Wahyudi Diprata Populer di Tangkit

Aprizal Wahyudi Diprata juga cukup populer di sejumlah wilayah di Kota Jambi dan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi

Anton, warga kawasan Tangkit, Kecamatan Sungai Gelam, Muaro Jambi, mengaku mengenal sosok AWD atau yang dikenal Wahyu. 

"Kenal tahun 2022, saat itu dia mengisi ceramah di masjid kawasan Tangkit, Kecamatan Sungai Gelam, Muaro Jambi, dekat rumah saya," kata Anton, Selasa (29/10/2024). 

Anton menuturkan Aprizal Wahyudi Diprata saat itu diperkenalkan oleh pembawa acara sebagai ustaz muda dan memiliki pendidikan tinggi. 

Warga sempat simpati dengan kehadiran ustaz muda itu karena isi ceramah sangat bagus dan mengena di hati jamaah. 

"Hebohlah diomongin warga karena dia merupakan ustaz ini yang dikenal baik secara sosial dan keagamaan," ujar Anton. 

"Saat ceramah dikawal oleh santri. Sosok baik dikenal pendiam dan low profile. Namun warga tidak menyangka ustaz muda itu melakukan pelaku rudapaksa," ungkapnya. 

Setelah viral, kawan-kawan mencari dan menelusuri ke beberapa orang ustaz.  Dan diketahui bahwa pondok pesantren itu tidak ada izin operasional dari Kementerian Agama. 

"Ya, kami cari tahu sama orang Kemenag, kabarnya itu belum ada izin operasional," tuturnya.

Baca juga: Momen Ajaib Kakak Beradik Saling Bacok di Pinggir Jalan Langkat Sumut, Warga Sebut Punya Ilmu Kebal

Asusila di Jambi

12 santri di Jambi diduga jadi korban aksi asusila pimpinan pondok pesantren di Jambi.

Pimpinan pondok pesantren di Kota Jambi berinisial AWD (28) melakukan persetubuhan terhadap 12 orang santri dan santriwati sejak dua tahun terakhir.

Wadirreskrimum AKBP Imam mengatakan, pelaku merupakan pimpinan pondok pesantren yang merupakan orang terdidik karena AWD yang merupakan pelaku rudapaksa anak bergelar doktoral. 

"Iya S3, sudah bergelar doktor," kata Imam, Senin (28/10/2024). 

Namun, polisi tidak menyebutkan secara gamblang pelaku merupakan alumni dari universitas mana. 

AKBP Imam menyebut, korban dari AWD pimpinan pondok pesantren di Kota Jambi itu berjumlah 12 orang, laki-laki 11 dan 1 perempuan. 

"Korban di bawah umur, mulai dari umur 15-16 tahun," sebut Imam. 

Awal Mula Aksi Bejat AWD Terbongkar

Dari informasi beredar, AWD melakukan aksi bejat sejak 2022 lalu, dan baru terungkap pada 1 Mei 2024 lalu.

Aksi ini AWD terbongkar saat seorang santriwati menghubungi orangtuanya karena sakit dan minta dijemput.

Korban lanntas dibawa pulang dan di rumah korban mengalami demam tinggi sehingga pada 4 Mei korban dibawa orangtuanya berobat ke puskesmas.

Dari pengobatan itulah ibu korban mengetahui anaknya mengalami infeksi di bagian alat kelamin. 

Kepada orangtuanya korban menyebutkan jika pada 23 April 2024, dirinya dirudapaksa pemimpin di pondok pesantren.

Wadirreskrimum AKBP Imam mengatakan, peristiwa keji itu telah diketahui orang tua korban ada awal bulan Mei 2024, namun orang tua korban baru melaporkan kejadian ini ke polisi beberapa hari lalu. 

"Langsung tim kami dari Subdit Renakta melakukan penangkapan terhadap pelaku. Jadi kejadian di salah satu pondok pesantren dan korban salah satu siswi pondok pesantren," ujar Imam, Senin (28/10/2024) sore. 

Setelah menangkap pelaku, akhirnya terungkap bahwa korban bukan hanya santriwati saja.

Namun, ada pula santri yang menjadi korban. 

Wakil Direktur Reskrimum Polda Jambi AKBP Imam Rachmad mengatakan, dalam kasus ini ada 12 orang korban yang terdiri dari 11 laki-laki dan 1 perempuan.

Dari 12 korban, 7 diantaranya sudah melakukan pemeriksaan dan 5 korban lainnya dalam proses pemeriksaan.

Menurut polisi, pelaku melakukan aksi bejatnya di kediamannya yakni di pondok pesnatren.

Modus pelaku dengan memerintakan para korban datang ke kamarnya untuk mengerjakan sesuatu, setelahnya pelaku melancarkan aksi bejatnya,

Para korban tak berani melawan karena pelaku merupakan pimpinan pondok pesantren.

Polisi menduga masih ada korban lainnya, dan saat ini sedang dilakukan penyelidikan.

Pimpinan pondok pesantren  AWD dijerat dengan Pasal 81 Jo 76 Huruf D dan atau Pasal 82 Jo 76 Huruf E UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak dengan ancaman 15 tahun penjara.

(TribunBatam.id)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul "Sosok AWD Pimpinan Ponpes di Jambi yang Rudapaksa 12 Santri, Kerap Diundang Isi Ceramah"

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved