PENEMUAN MAYAT DI ANAMBAS

6 Fakta Penemuan Mayat di Anambas, Abu Mengigil Lihat Jasad Adiknya, Tolak Visum Kepolisian

6 Fakta Penemuan Mayat di Anambas Rabu (30/10/2024) siang, mayat ditemukan kakak kandung, keluarga menolak mayat divisum pihak Kepolisian

TRIBUNBATAM.id/ISTIMEWA
PENEMUAN MAYAT - Mayat Sapril digotong warga dari lokasi penemuan ke rumah duka di Anambas, Rabu (30/10/2024) 

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Kejadian penemuan mayat di kawasan Gunung Kromong, Desa Tarempa Selatan, Kabupaten Anambas Rabu (30/10/2024) menyita perhatian warga.

Mayat yang diketahui bernama Sapril (52 tahun) itu langsung dikenal oleh orang yang pertama melihatnya, Abu Zanet, yang merupakan kakaknya sendiri.

Keluarga Sapril tidak mengizinkan pihak kepolisian untuk melakukan visum karena sudah mengikhlaskan kepergiannya.

Sapril langsung dimakamkan setelah digelar tahlilan di rumah duka.

"Langsung dimakamkan, ini sekarang gelar pengajian dulu, makanya lagi dipersiapkan tenda dan warga datang melayat," ujar Kapolsek Siantan, Iptu Sutomo yang berada di rumah duka.

Baca juga: Fakta Penemuan Mayat di Anambas, Sapril Punya Riwayat Stroke hingga Istri Tolak Visum

Berikut beberapa fakta terkait penemuan mayat Sapril di Anambas yang terjadi Rabu kemarin.

1. Mayat Ditemukan Kakak Kandung

Penemuan mayat Sapril (52)  Anambas, Provinsi Kepri, diungkapkan kakak laki-lakinya, Abu Zanet, Rabu (30/10/2024).

Abu mengatakan saat menemukan jasad adik kandungnya, kondisinya sudah tidak lagi bernyawa.

Ia mengaku menemukan korban Sapril saat hendak menyusul untuk mengambil rumput ke kebun adiknya itu. 

Pasalnya, mengambil rumput ke kawasan kebun adiknya sudah kebiasaannya setiap hari.

"Saya memang biasa ambil rumput ke kebun dia, makanya tadi saya berangkat sekira pukul dua siang," ucapnya.

Baca juga: Penemuan Mayat di Anambas, Iyan Cerita Kondisi Sapril Sebelum Berpisah dengannya

2. Menggigil lihat jasad adiknya

Duduk di teras rumah duka, bibir Abu Zanet masih tampak bergetar saat menceritakan kronologi penemuan mayat adiknya.

Di tengah perjalanan saat menyusul adiknya ke kebun, ia terperanjat melihat sosok tubuh seseorang terbaring telungkup di jalan setapak.

"Saya dekatin, saya lihat adik saya. Jujur saat itu menggigil badan, saya pun tak berani sentuh."

"Saya hanya panggil-panggil namanya tapi dia tidak nyahut," ujarnya.

Tak mau menunggu lama, Abu pun bergegas pulang memberitahu istri dan anak adiknya, bahwa Sapril tergeletak tak bernyawa di daerah kebun.

"Saya beritahu mereka nangis. Saya pun pulang ke rumah beritahu istri dan dekat lapangan bola saya jumpai salah seorang warga Agus untuk minta bantuan, dan kami pergilah sama-sama ke lokasi buat gotong korban," sebut Abu.

Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat di Anambas, Abu Menggigil Lihat Tubuh Sapril Telungkup

3. Berangkat pagi pukul 06.30 WIB

Abu Zanet mengatakan, berdasarkan informasi istri adiknya, Sapril pamit berangkat ke kebun seperti kebiasaannya sekira pukul 06.30 WIB pagi itu.

Sapril ditemukan sudah tak bernyawa oleh abangnya sekira pukul 14.30 WIB diduga jatuh dalam perjalanan berangkat ke kebun. 

"Jadi dia belum sampai ke kebunnya, masih di jalan sudah tergeletak, badannya sudah sedikit keras dan dingin," katanya.

Sepengetahuan Abu, adiknya itu tidak pernah mengeluh sakit atau memiliki riwayat sakit.

"Kayaknya sehat-sehat saja. Saya tak tahu kalau ada sakit atau tidak, mungkin kalau mau jelasnya bisa ke istri atau anaknya," katanya. 

4. Keluarga menolak visum

Keluarga menolak jenazah Sapril (52), warga Desa Tarempa Selatan, Anambas divisum pihak kepolisian.

Keputusan keluarga tolak visum ini disampaikan Kapolres Kepulauan Anambas, AKBP Raden Ricky Pratidiningrat melalui Kapolsek Siantan, Iptu Sutomo. 

"Dari koordinasi kami ke pihak keluarga, mereka tak ingin korban divisum," ucapnya di sela-sela peninjauan, Rabu (30/10/2024).

Menurut Kapolsek Siantan itu, keluarga korban yang keberatan untuk dilakukan visum atau otopsi datang dari istri Sapril.

"Keluarga tak mau dilakukan visum atau otopsi ke rumah sakit, keberatan terutama istrinya," ungkapnya.

Sutomo mengakui, sejak menerima laporan pihaknya telah mengerahkan tim Inafis Polres Kepulauan Anambas untuk melakukan identifikasi.

"Jadinya tim akhirnya gak bergerak, karena pihak keluarga tak ingin divisum," ujarnya.

Atas keputusan keluarga korban itu, pihaknya tak dapat memaksa dan menilai jika keluarga telah ikhlas atas kepergian korban.

Meski begitu, pihaknya akan meminta keputusan resmi dari pihak keluarga terhadap hal tersebut.

"Nanti kami akan minta keluarga tandatangan surat pernyataan bahwa tak ingin divisum atau otopsi," sebutnya.

5. Ada riwayat penyakit stroke

Disinggung penyebab kematian korban, Kapolsek Siantan, Iptu Sutomo tak ingin berandai-andai. 

Namun dari informasi yang diperolehnya, korban mengidap asam urat dan memiliki riwayat stroke beberapa tahun lalu. 

"Kalau riwayat yang parah atau berarti sepertinya tidak ada."

"Beliau hanya ada asam urat dan riwayat stroke ringan beberapa tahun lalu," katanya. 

6. Kesaksikan Tetangga Saat Berangkat Tampak Sehat-sehat Saja

Cerita penemuan mayat Sapril (52), warga Desa Tarempa Selatan, Anambas, Kepri, Rabu (30/10/2024) mendapat tanggapan dari tetangganya, Iyan (46).

Sebelum ditemukan tak bernyawa saat hendak ke kebunnya, Sapril sempat bertemu Iyan.

Kapada Tribun Batam, Iyan mengaku berangkat bersama korban saat ingin berkebun. Sebab lokasi kebun mereka satu kawasan.

"Saya tadi sama-sama berangkat dengan almarhum pagi sekitar pukul 06.30 WIB," ucapnya. 

Iyan mengungkapkan, sepanjang perjalanan dia tak menaruh curiga. Karena kondisi Sapril sama seperti biasanya, tak terlihat adanya keluhan sakit.

"Gak ada hal yang aneh-aneh, kondisinya sehat-sehat saja. Malahan kami cerita-cerita juga saat berjalan masuk menuju kebun," ujarnya.

Hingga di persimpangan masuk ke kebun, Iyan dan Sapril berpisah. Karena kebun Iyan menanjak naik, sementara Sapril belok ke kanan.

"Di situlah kami berpisah, tiba-tiba saya tahunya beliau sudah meninggal. Kalau kata orang sini mungkin pitam, tapi tak tahu lah itu kemungkinan," katanya.

Ia mengingat sebelum berpisah, Sapril yang hobi memancing ini sempat bercerita ingin mengajak Iyan untuk mancing.

"Cuma itu saja dia cerita, ngajak mau mancing karena pompongnya sudah bagus katanya," tutur Iyan.

Menurut Iyan, Sapril merupakan sosok yang dikenal baik di tengah masyarakat.

Karakternya yang humoris dan senang bercerita membuatnya banyak kawan dalam pergaulan. 

"Gitulah orangnya suka cerita sampai tak kuat layan. Jadi dia gak mungkin ada musuh atau orang yang gak suka," katanya. 

( tribunbatam.id/novenri simanjuntak )

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved