OKNUM TNI SERANG WARGA

Dampak 33 Oknum TNI Serang Desa di Deli Serdang: Warga Masih Cemas, Anak-anak Takut ke Sekolah

Warga Desa Selamat terkena dampak psikologis atas penyerangan yang dilakukan 33 oknum TNI Batalyon Armed.

Editor: Khistian Tauqid
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Momen ratusan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang menggeruduk Batalyon Artileri Medan (Armed) sambil membawa mayat Raden Barus, diduga korban pembunuhan personel TNI pada Jumat malam, Sabtu (9/11/2024). Mereka meminta pertanggungjawaban atas kematian korban dan korban luka akibat penyerangan. 

TRIBUNBATAM.id - Sebanyak 33 oknum prajurit TNI melakukan penyerangan ke Desa Selamat, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, pada Jumat (8/11/2024).

Total 14 orang mengalami luka-luka dan satu warga meninggal dunia akibat penyerangan 33 prajurit Batalyon Artileri Medan atau Armed 2/105 Kilap Sumagan itu.

Warga Desa Selamat tak terima dengan adanya korban jiwa langsung menggeruduk markas Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105, pada Sabtu (9/11/2024).

Baca juga: Nasib 33 Oknum TNI Serang Desa di Deliserdang hingga 1 Warga Meninggal, Panglima TNI: Ya Punishment

Bahkan, warga Desa Selamat sempat mengarak jenazah korban Raden Barus (61) ke markas Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan.

Dampak psikologis ternyata dirasakan warga terutama anak-anak Desa Selamat.

Kepala Dusun III Desa Selamat, Binawati mengakui bahwa beberapa warganya masih ketakutan.

“Wah ini aja sampai sekarang, banyak anak sekolah bilang ‘Mak, kayak mana ini, aku takut sekolah.’ Itu lah karena sudah takut dengan si cepak ini tadi kan,” ujarnya saat diwawancarai di lokasi pada Senin (11/11/2024).

Apalagi warga laki-laki yang masih merasakan takut untuk beraktivitas di luar rumah.

Binawati juga mengaku masih merasa was-was saat hendak mengendarai sepeda motor ke kantor desa. 

Menurutnya, kejadian penyerangan itu sangat berbekas dan melukai hati masyarakat.

Tony Seno Aji (55), warga Dusun IV Desa Selamat menyatakan, setelah penyerangan, seluruh anak sekolah di dusunnya tidak berani pergi ke sekolah.

“Satu pun anak sekolah tak berani ke sekolah. Baru-baru ini lah, ada beberapa anak yang berani ke sekolah,” ungkapnya.

Kondisi psikologis warga mulai membaik setelah pihak Danramil, Kodam I/BB, dan staf ahli Pangdam I/BB menjumpai masyarakat pada Minggu (10/11/2024).

“Mereka sudah mengatakan, bahwasanya jangan takut. Untuk penjagaan, sampai bapak ibu merasa tenang, kami tetap menjaga kampung ini,” kata Tony.

Sebagai langkah untuk meningkatkan rasa aman, jalan menuju sekolah kini telah dijaga beberapa personel dari Babinsa dan Kodam I/BB.

Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso (seragam TNI) menanggapi ratusan warga yang menggeruduk Batalyon Armed akibat sejumlah anak buahnya diduga membantai warga sipil di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (9/11/2024). Ia berjanji bertanggungjawab atas insiden yang menyebabkan korban jiwa dan luka.
Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso (seragam TNI) menanggapi ratusan warga yang menggeruduk Batalyon Armed akibat sejumlah anak buahnya diduga membantai warga sipil di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (9/11/2024). Ia berjanji bertanggungjawab atas insiden yang menyebabkan korban jiwa dan luka. (TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO)

Baca juga: Mabes TNI Diam-diam Sedang Usut 33 Oknum TNI Serang Desa Selamat di Deliserdang, Kapuspen Buka Suara

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved