OKNUM TNI SERANG WARGA

Tragedi Prajurit TNI Armed Serang Desa Selamat, Lampu Jalan Dimatikan Dobrak Pintu Rumah

Kesaksian korban penyerangan 33 prajurit TNI Batalyon Armed ke Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara

TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Momen ratusan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang menggeruduk Batalyon Artileri Medan (Armed) sambil membawa mayat Raden Barus, diduga korban pembunuhan personel TNI pada Jumat malam, Sabtu (9/11/2024). Mereka meminta pertanggungjawaban atas kematian korban dan korban luka akibat penyerangan. 

TRIBUNBATAM.id, MEDAN - Sri Ulina Perangin-Angin (35) masih mengalami trauma. Di dalam benaknya masih terbayang suasana mencekam saat 33 prajurit TNI Batalyon Artileri Medan atau Armed 2/105 Kilap Sumagan menyerang Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.

Tragedi penyerangan terjadi pada Jumat (8/11/2024).

Serangan mendadak membuat warga kaghet. 

Sri mengenang saat puluhan tentara merangsek kampungnya dengan membawa senjata tajam dan dobel stik. 

Para aparat itu mendobrak pintu sejumlah rumah, menyeret warga keluar dari rumah, lalu menganiaya mereka. Lampu jalan dimatikan. Warga dilarang memegang ponsel.

”Kalau ada yang memegang HP, kami matikan. Selamatkan keluarga kalian masing-masing,” begitu teriakan sejumlah tentara yang didengar Sri dan warga lain, dikutip dari Kompas.id.

”Saya masih trauma keluar dari rumah. Saya masih terbayang ketika puluhan anggota TNI menghentikan sepeda motor saya dan menendang hingga saya terpental masuk ke parit,” kata Sri mengenang kejadian malam itu. 

Natsir Perangin-Angin (30) juga mengalami hal yang sama. Meskipun dia tidak mengalami kekerasan secara langsung, dia dihentikan saat ingin masuk ke desa dengan sepeda motor pada Jumat malam. Dia mengalami kekerasan verbal dan disuruh memutar balik.

”Saya juga melihat mereka memukul warga lain. Suasananya sangat mencekam,” kata Natsir.

Baca juga: Dampak 33 Oknum TNI Serang Desa di Deli Serdang: Warga Masih Cemas, Anak-anak Takut ke Sekolah

Bawa senjata tajam dan dobel stik

Nahas betul nasib yang menimpa Rofika Tarigan (18). Baru saja keluar rumah menuju ke warung untuk membeli rokok, namun bertemu dengan puluhan anggota tentara.

 ”Saya ditarik ke luar rumah. Lalu saya dipukuli terus-menerus oleh puluhan anggota Armed. Setelah terluka, saya dibawa ke asrama Armed. Saya diperlakukan seperti penjahat, padahal saya tidak tahu apa-apa,” kata Rofika dikutip dari Kompas.id

Puluhan anggota TNI itu menyerang perkampungan warga di dekat markasnya di Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dipicu dari cekcok di jalan saat berpapasan dengan sepeda motor.

Anggota TNI lantas menyisir kampung, mendobrak rumah, menyeret, dan menganiaya warga hingga luka dan tewas. Para penyerang membawa senjata tajam dan dobel stik.

Akibat penganiayaan dan pengeroyokan oleh puluhan anggota TNI itu, Rofika mengalami luka robek di kepala. Punggungnya pun penuh memar karena dipukul oleh puluhan anggota Armed. Tangannya juga memar dan bengkak diduga dihantam dengan pistol.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved