Prabowo Ketemu Megawati

Komentari Kabar Pertemuan Prabowo dengan Megawati di Teuku Umar, Pengamat: Itu Bentuk Penegasan

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengomentari momen pertemuan Prabowo dengan Megawati.

|
Editor: Khistian Tauqid
(ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI)
PRABOWO DAN MEGAWATI BERTEMU - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berpamitan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) usai menggelar pertemuan tertutup di Jakarta, Rabu (24/7/2019). Presiden RI Prabowo Subianto kabarnya sudah bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. 

TRIBUNBATAM.id - Presiden RI Prabowo Subianto kabarnya sudah bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Setelah sekian lama belum terwujud, Prabowo akhirnya datang ke rumah Megawati di  Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (7/4/2025) malam.

Pertemuan Prabowo dengan Megawati tentu membuat suasana politik di Indonesia semakin sejuk.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengomentari momen pertemuan Prabowo dengan Megawati.

Adi beranggapan bahwa hal ini sebagai penegasan PDIP dan Partai Gerindra telah bekerja sama secara politik.

“Saya kira pertemuan Prabowo dan Megawati kalau betul terjadi semalam itu adalah bentuk penegasan bahwa sebenarnya PDIP dan Gerinda sudah bekerjasama,” kata Adi Prayitno saat dihubungi Tribunnews, Selasa (8/4/2025).

Selain itu, Adi menjelaskan alasan kerja sama kedua partai politik PDIP dan Gerindra.

Mengingat sejumlah kebijakan pemeritah yang didukung secara total oleh PDIP.

Contohnya kenaikan tarif pajak, makan bergizi gratis (MBG) hingga revisi Undang-undang TNI.

“Saya kira PDIP menjadi partai politik paling terdepan yang memberikan dukungan politiknya ke Prabowo,” ujar Adi.

Lebih lanjut, dia mengatakan pertemuan keduanya itu menjadi penebal antara hubungan sahabat lama dan bisa bekerjasama secara politik. 

Adi pun menyoroti soal pertemuan kedua tokoh ini yang digelar secara tertutup.

Menurutnya, hal ini dilakukan demi menjaga perasaan pendukung Prabowo yang masih tidak menerima kehadiran Partai berlambang banteng moncong putih itu bekerja sama di pemerintahan.

“Ya banyak pihak yang mengatakan bahwa salah satu pihak yang mungkin tidak happy dan tidak menerima jika PDIP menjadi bagian dari Prabowo adalah pihak Solo,” kata Adi.

Pihak Solo yang dimaksudkan ini adalah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved