Natuna Terkini
Lestarikan Kesenian Reog Ponorogo di Tanah Melayu Natuna, Simbol Keberagaman dan Persatuan
Sanggar Seni Reog Ponorogo 'Singo Mudho' Natuna menggelar pentas perdananya di jantung kota Natuna, harapkan terus berkembang.
Penulis: Birri Fikrudin | Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Alunan musik yang mengiringi kesenian Reog Ponorogo menggema di Pantai Piwang, Ranai, Kabupaten Natuna Sabtu malam (13/4/2025) lalu.
Ratusan penonton memadati lokasi ini, yang ingin menyaksikan singo barong yang megah melenggang gagah di atas panggung.
Untuk pertama kalinya, Sanggar Seni Reog Ponorogo 'Singo Mudho' menggelar pentas perdananya di jantung kota Natuna.
Bukan sekadar pertunjukan seni, namun ini adalah penanda kuatnya semangat keberagaman dan persatuan di tengah masyarakat Natuna.
Kesenian Reog Ponorogo, yang berasal dari Jawa Timur, kini hadir dan berkembang di tanah perantauan, tepatnya di Bumi Melayu Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Reog Ponorogo resmi masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Ketua Sanggar Singo Mudho Natuna, Rusno, menceritakan bahwa perjalanan kesenian ini di Natuna dimulai sejak tahun 1995 di Desa Gunung Putri, Kecamatan Bunguran Batubi, wilayah transmigrasi yang menjadi rumah bagi para pendatang dari Ponorogo.
"Awalnya kami memainkan reog ini sebagai bagian dari budaya kami. Lama-lama kami sadar, ini harus dijaga dan diwariskan. Maka dibentuklah Sanggar Reog Ponorogo 'Singo Mudho' untuk melestarikan warisan leluhur," ujarnya kepada tribunbatam.id Senin (14/4/2025).
Kini, sanggar tersebut berkembang hingga ke wilayah ibu kota Natuna, Ranai.
Dengan menyatukan kekuatan antara sanggar di Batubi dan Ranai, mereka sukses menggelar pertunjukan akbar yang dihadiri ratusan penonton dari berbagai latar belakang.
Masyarakat Natuna yang mayoritas berasal dari budaya Melayu, menyambut hangat kehadiran kesenian ini.
Meski berasal dari tanah Jawa, Reog Ponorogo mendapat tempat di hati masyarakat Natuna.
Hal ini dibuktikan dengan antusiasme luar biasa saat pertunjukan berlangsung.
Tidak hanya sekadar hiburan, Rusno menekankan bahwa seni ini membawa pesan penting tentang kebersamaan.
"Intinya saling menghargai. Seni reog ini menjadi ajang silaturahmi dan pengikat persaudaraan antar suku. Ini bentuk dari keberagaman yang mempersatukan masyarakat," katanya.
Ia menyebut, pagelaran ini juga melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk para pemuda dari organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Natuna.
Menurutnya, para penari, pemusik, dan pengiring berjumlah 30 orang, menunjukkan kekompakan dan semangat gotong royong yang menjadi nilai luhur dalam pertunjukan reog.
Rusno berharap sanggar yang dibangun ini bisa menjadi wadah belajar dan berlatih bagi generasi muda.
Baginya, sanggar Singo Mudho terbuka untuk siapa saja, tak memandang suku atau latar belakang.
"Untuk sanggar yang di Ranai ini baru dibuka sejak akhir 2024 lalu. Kami ingin anak-anak muda bisa belajar, agar budaya ini tak punah, dan meneruskannya," tegasnya.
Dengan tarian khas yang penuh kekuatan, semangat, dan nilai tradisi, Reog Ponorogo menjadi lebih dari sekadar tontonan.
Ia hadir sebagai simbol identitas, persatuan, dan semangat melestarikan budaya di perantauan.
Rusno dan para anggota Sanggar Singo Mudho berharap ke depan kesenian ini bisa terus berkembang dan menjadi bagian dari agenda kebudayaan di Natuna.
Mereka bercita-cita membawa Reog Ponorogo menjadi ikon seni yang bisa dinikmati semua kalangan, kapan pun dan di mana pun.
"Reog itu seni, olahraga, dan adat yang menyatu. Harapan kami, reog di Natuna bisa tumbuh dan dikenal luas seperti di daerah lain. Semoga ke depannya lebih maju," pungkas Rusno. (Tribunbatam.id/Birri Fikrudin).
Tangga dan Lantai Panggung Astaka di Sedanau Natuna Ambruk Parah, Camat: Bangunan Sudah Rapuh |
![]() |
---|
Hujan Deras Picu Banjir Genangan di Ranai Natuna, BPBD : Enam Titik Terpantau Terdampak |
![]() |
---|
Kebakaran Hebat Melanda Kota Apung Sedanau di Natuna, Sejumlah Bangunan Ludes Dilalap Api |
![]() |
---|
Warga Diminta Waspada Cuaca Ekstrem, Pemkab Natuna Keluarkan Surat Edaran Kesiapsiagaan Bencana |
![]() |
---|
Keberadaan Suhardiman Masih Misterius, Pencarian Nelayan Hilang Laut Kerdau Natuna Dihentikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.