TIMNAS INDONESIA

Nurmalisa Pesepakbola Putri Asal Lingga Kepri Terpilih Ikut Seleksi Timnas U-15 di Medan

Nurmalisa, pesepakbola putri asal Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, terpilih ikut seleksi Tim Nasional Sepak Bola Putri U-15 di Medan

|
Penulis: Febriyuanda | Editor: Prawira Maulana
Tribunbatam.id/Dok. Pribadi Nurmalisa
Nurmalisa, putri asal Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, terpilih sebagai salah satu peserta seleksi Tim Nasional Sepak Bola Putri U-15, yang digelar di Medan, Sumatera Utara, tahun ini. 

TRIBUNBATAM.id, LINGGA-Nurmalisa, putri asal Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, terpilih sebagai salah satu peserta seleksi Tim Nasional Sepak Bola Putri U-15, yang digelar di Medan, Sumatera Utara, tahun ini.

Di ketahui, program seleksi Timnas U-15 ini merupakan bagian dari upaya PSSI dalam menjaring dan membina bakat-bakat muda sepak bola putri dari seluruh Indonesia, sebagai langkah persiapan menghadapi turnamen internasional usia muda yang akan datang.

Nurmalisa menjadi salah satu dari dua orang putri asal Kabupaten Lingga, yang berkesempatan untuk ikut seleksi ini, pada Juni mendatang.

Saat dikonfirmasi Tribunbatam.id, Nurmalisa mengaku senang atas kesempatan yang ia peroleh saat ini.

"Alhamdulillah proses yang begitu panjang, memang dari kecil saya ingin jadi pemain bola, saya ingin sekali menjadi pemain bola nasional," ujar Lisa, Selasa (20/5/2025).

Nurmalisa sendiri merupakan putri asal Kampung Kalan Desa Duara, Kecamatan Lingga Utara.

Saat ini, dia bersekolah di MTs Negeri Lingga, yang hampir lulus di kelas 3.

Ia mengaku, bahwa kontestasi dan pencapaiannya di bidang olahraga sepak bola dan futsal bukan tanpa sebab.

Hal itu berkat bimbingan dua orang pelatih, yakni Jajun dan Hery yang berpengaruh baginya.

"Saya di sini atas bimbingan coach Jajun dan Coach Hery, sehingga saya bisa sampai ke tahap ini. Saya juga tanpa dua orang ini juga tak bisa sempai ke sini," ungkap dia.

Nurmalisa sendiri sejak kecil sudah aktif bermain sepak bola di kampungnya.

Sehingga, dua orang pelatih Jajun dan Hery mulai membinanya, dengan melihat potensi yang ada di diri Nurmalisa.

Menuju ke pentas nasional, menjadi keinginan yang diidam-idamkannya, sehingga Lisa selalu berusaha keras untuk disiplin dalam berlatih.

Berbagai prestasinya di bidang futsal dan sepak bola bisa dibilang sudah terhitung lagi.

Sebagai seseorang yang berasal dari kampung, kini ia semakin dekat untuk melangkah menuju nasionl

Terpisah, Hery, pertama kali bertemu Lisa saat sedang mengikuti pertandingan atau turnamen sepak bola.

Menurutnya, Lisa bermain secara otodidak tanpa ada yang membimbing, padahal mempunyai potensi.

Sehingga, sejak 2021 dirinya mulai membina Lisa untuk tampil.

"Tahun 2022 dia menjadi yatim piatu, 2023 saya pindahkan dia dari Kalan bersekolah di MTS Dabo dan tinggal di rumah saya, terus lakukan pembinaan hingga la sampai ke titik ini," ungkap Heri.

Hal ini lanjutnya, tentu tak lepas dari dukungan moril dari semua pihak. 

Untuk ke tahap selanjutnya, mereka memang butuh biaya untuk Nurmalisa yang tidak sedikit, karena ia harus melewati beberapa fase lagi hingga ke titik yang diinginkan Lisa.

"Saya selaku orangtua mendisiplinkan dan memberikan ajaran etika dan agama dalam kehidupan sehari-hari bagi Lisa. Semoga Nurmalisa bisa bersaing dengan pemain lain yang berasal dari luar Kepri," ucapnya.

Sama halnya dengan Jajun, ia melihat Nurmalisa memiliki potensi saat bermain di kampung.

Sehingga, dia dan Hery berniat untuk membimbing Lisa agar bisa bermain lebih terbina di sepak bola.

"Jadi dia daftar sepak bola dia belum punya dasar, dia cuma main kampung gitu aja, cuma beliau ini berbakat jadi kami pindahkan ke Dabo, kami izin ke keluarganya, jadi memang Lisa ini Yatim Piatu. Lisa memang tinggal di rumah Hery, ngerawat sampai sekolah," terang Jajun, lewat sambungan telepon.

Jajun menerangkan, bahwa ia mengenal pelatih Liestiadi, yang mengasuh atau membina Muhammad Ramadhan Sananta.

Sehingga, lewat kontakan dengan Liestiadi, ia merekomendasikan Lisa dan satu orang lain, Susan untuk ikut andil dalam seleksi ini.

"Insyaallah nanti saya bawa dua orang ini ikut, tinggal lagi masih mengusahakan untuk ongkos yang besar ke sana, dari transportasi, makan, dan lain-lain, karena kemungkinan 5 hari di sana (Medan-red), mudah-mudahan ada solusi dari pemerintah daerah," tambahnya.

Dirinya berharap, putri atau putra daerah bisa kembali berpeluang untuk mencapai ajang nasional, mengikuti jejak Ramadhan Sananta, yang memang berasal dari Kabupaten Lingga. (yda)

(Tribunbatam.id/Febriyuanda)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved