Dari Desa Sungai Buluh Lingga, Hasil Tambak Udang Vaname Tembus Pasar Batam
Kelompok masyarakat di Desa Sungai Buluh, Singkep Barat, Lingga, mengambil peluang cuan dari tambak udang vaname
Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Kelompok masyarakat di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), mengambil peluang cuan di sektor perikanan.
Hal itu melalui tambak atau budidaya udang vaname, yang telah berjalan beberapa tahun.
Berawal dari bantuan pertama Pemerintah Kabupaten Lingga melalui Dinas Perikanan pada tahun 2019, kini Pokdakan Makmur Sejahtera menjelma menjadi salah satu kelompok budidaya udang vaname produktif di Kabupaten Lingga.
Dengan semangat kerja keras dan kekompakan anggota, kelompok yang diketuai Muhammad Zam ini, terus mengembangkan tambak berbasis teknologi dan ramah lingkungan.
Dari tahun ke tahun, hasil panen terus meningkat, menjadi hasil mereka mengelola usaha secara profesional.
Meski demikian, pengelolaan tambak udang beranggotakan sepuluh orang ini juga harus melewati fase gagal.
“Pernah gagal panen dikarenakan listrik padam hampir 12 jam, ditambah lagi kapasitas genset yang kecil cuma dapat menghidupkan 1 kincir saat itu. Pernah juga gagal dikarenakan udang tak tumbuh secara normal, tapi Alhamdulillah itu bukan menjadi faktor penghalang untuk terus berkembang,” ujar Muhammad Zam, kepada Tribunbatam.id, Kamis (9/10/2025).
Sejak siklus pertama tahun 2021 hingga siklus ke 12 tahun 2025, Pokdakan Makmur Sejahtera telah menorehkan hasil luar biasa.
Zam mengakui, total produksi mencapai lebih kurang 45 ton udang vaname.
"Kapasitas tebar meningkat dari 100 ribu benur menjadi 400 ribu benur per siklus," ujarnya.
Ia juga menegaskan, Kelompok Budidaya Makmur Sejahtera juga telah melengkapi seluruh izin usaha resmi.
Mulai dari Nomor Induk Berusaha (NIB) hingga sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) yang didalamnya memuat tentang Pengelolaan Berbudidaya, baik itu dari awal sebelum produksi hingga setelah produksi.
"Di dalamnya termasuk sudah memuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) nya, sebab sertifikat CBIB itu bisa terbit karena ada kaitan dengan IPAL-nya, makanya kami buatkan sertifikat CBIB," ujar Zam.
Ia juga menjelaskan, pihaknya bermula hanya mengandalkan bantuan awal dari pemerintah.
Berawal dari satu kolam bantuan pemerintah, lambat laun sekarang menjadi empat kolam.
Warga Lingga Panik Biawak Besar Masuk ke Kamar-Naik ke Kasur, Akhirnya Telepon Damkar |
![]() |
---|
Tangis Nenek Bhayangkara Pecah saat Kebumikan Sang Cucu di TPU Sei Temiang Batam |
![]() |
---|
Bea Cukai Kepri Gagalkan Penyelundupan 25,9 Ton Pasir Timah, 2 Warga Karimun Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Dari Lobby ke Pantai: Oakwood Grand Batam Turun Tangan Selamatkan Laut |
![]() |
---|
Nous Coffee & Bites Hadir di Adhya Building BATAM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.