Harga Emas di Batam Dinamis Setelah Idul Adha, Pedagang: Belum Tembus Rekor Lebaran

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Harga emas di Batam masih tinggi setelah Idul Adha 1446 Hijriah. 

Namun menurut pedagang, harga emas di Batam setelah Iduladha 1446 Hijriah belum kembali seperti saat momen Lebaran Idul Fitri dua bulan lalu, yang sempat menyentuh harga tertinggi.

"Harga emas naik dan turunnya nggak terlalu banyak, tapi dia bertahap. Walaupun sedikit, masih tinggi, naik terus," ujar Amel, pegawai toko emas Banda Baru di Batam Center, Minggu (8/6/2025)

Amel menyebut untuk harga emas bergerak naik secara bertahap, mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 15.000 per hari. 

Sementara penurunannya berkisar Rp 2.000-Rp 3.000 bisa sampai Rp 10.000.

Baca juga: Harga Emas 24 Karat di Natuna Tembus Rp1,9 Juta per Gram, Pedagang: Banyak yang Jual

"Kalau dibanding Lebaran kemarin, sekarang masih lebih murah. Turun lebih dari Rp 200 ribu per gram," tambahnya.

Berdasarkan daftar harga dari PT Banda Baru Mas, Sabtu (7/6), emas ukuran 1 gram dijual Rp 1.941.000. 

Untuk ukuran 5 gram, harga yang ditawarkan sebesar Rp 9.290.000 atau setara Rp 1.858.000 per gram. 

Sementara itu, harga emas ukuran besar seperti 100 gram mencapai Rp 181.531.000, atau sekitar Rp 1.815.310 per gram. 

Semakin besar ukuran emas yang dibeli, harga per gram-nya memang cenderung lebih murah, karena margin penjualan ritel lebih besar pada gramasi kecil.

Jika dibandingkan dengan harga dua hari sebelumnya, yakni Kamis (5/6) terlihat ada penurunan harga pada semua ukuran.

Baca juga: Harga Emas 23 Karat Hari Ini di Anambas Rp 1,7 Juta per Gram, Pembeli Sepi Jelang Idul Adha

Emas 1 gram sebelumnya dijual Rp 1.969.000, kini menjadi Rp 1.941.000. 

Sementara harga emas 5 gram juga turun dari Rp 9.425.000 menjadi Rp 9.290.000. 

Penurunan terbesar tampak pada ukuran 100 gram, yang semula Rp 184.176.000, kini menjadi Rp 181.531.000 atau selisih lebih dari Rp 2,6 juta.

Meski begitu, menurut Amel, pembelian emas batangan tetap cukup diminati warga Batam, terutama sebagai investasi. 

Sementara itu, penjualan perhiasan lebih banyak berasal dari aktivitas tukar tambah ketimbang pembelian baru.

"Perhiasan lebih sering ditukar ke model yang baru. Kalau beli, beberapa ada tapi lebih banyak ke yang antam sama ubs," tutupnya. (TribunBatam.id/Ucik Suwaibah)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News