Disdik Kepri Blak-Blakan Kondisi PLA Batam Buat Penyandang Autis, Orangtua Iuran Tutupi Operasional

Disdik Kepri blak-blakan terkait kondisi Pusat Layanan Autis atau PLA Batam. Orang tua terpaksa iuran Rp 100 ribu per bulan tutupi operasional lembaga

TribunBatam.id
PLA BATAM - Aktivitas di Pusat Layanan Autis (PLA) Batam. Disdik Kepri blak-blakan mengenai kondisi pusat layanan autis di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau itu. Foto diambil Senin (25/10/2021). 

Rana, orangtua anak penyandang autis saat ditemui di Batam Center mengungkap jika ketiadaan dana operasional bagi PLA Batam dari Pemprov Kepri sudah terjadi sejak 3 tahun terakhir.
 
Orangtua anak penyandang autisme terpaksa mengeluarkan iuran sebesar Rp100 ribu per bulan untuk menutupi biaya operasional lembaga terapi ini.

Uang iuran tersebut digunakan untuk membiayai terapi air, les musik, serta berbagai kebutuhan operasional PLA, seperti jasa kebersihan dan pembelian kertas. 

Rana dan orangtua lainnya mengaku tidak keberatan dengan iuran bulanan ini.  

Baca juga: Disdik Kepri Bangun 3 Sekolah Baru di Batam, Karimun dan Natuna, Beroperasi Tahun 2026

Iuran ini terpaksa dilakukan setelah PLA menginformasikan kepada orangtua bahwa dana operasional dari pemerintah telah terhenti. 

Kondisi ini berimbas pada kekurangan tenaga terapis di PLA Batam

Dari awalnya memiliki tiga terapis, kini hanya tersisa satu orang setelah dua terapis lainnya lolos seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). 

"Saat ini hanya ada satu terapis, sebelumnya tiga orang, tapi dua orang lainnya sudah lolos seleksi PPPK. Jika satu lagi juga lolos, maka tidak ada lagi terapis di PLA," jelasnya. 

Total staf PLA Batam yang berjumlah lima orang kini juga mengikuti seleksi PPPK, berharap tetap dapat ditempatkan di PLA setelah lulus. 

Namun, harapan ini pupus setelah keputusan penempatan di Tanjungpinang diumumkan. 

Kekurangan dana operasional juga berdampak pada jumlah anak yang mengikuti terapi. 

Baca juga: Disdik Kepri Akan Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Batam, Lokasinya di Sini

Saat ini, hanya ada 15 anak yang masih mendapatkan layanan terapi, jauh berkurang dari 60 anak sebelumnya. 

"Setelah dana tidak ada, harapan kami adalah ikut seleksi PPPK dan bisa ditempatkan di sini. Namun ternyata berbeda karena mereka ditempatkan di tempat lain. Sekarang kotor di mana-mana," keluh Rana. 

Ia menambahkan bahwa terapi bagi anak autis di luar PLA sangat mahal, berkisar antara Rp80 ribu-100 ribu per jam. (TribunBatam.id/*) (Kompas.com)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved