Lipsus Angkutan Umum di Batam

Nasib Angkot Batam yang Makin Uzur Namun Masih Dibutuhkan Warga: Ini yang Terjangkau

Tidak layak dan rata-rata mati pajak, seperti inilah gambaran angkutan umum di Batam khususnya Bimbar dan minibus trayek Dapur 12

|
Penulis: Pertanian Sitanggang | Editor: Dewi Haryati
Ian Sitanggang
ANGKUTAN UMUM - Mobil angkutan umum trayek Dapur 12 yang sedang menunggu penumpang di Pasar Tos 3000 Jodoh, Kota Batam, Provinsi Kepri, Jumat (18/7/2025). 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Tidak layak dan rata-rata mati pajak, seperti inilah gambaran angkutan umum di Batam, khususnya Bimbar dan kendaraan jenis minibus trayek Dapur 12 yang melayani penumpang Jodoh-Batuaji dan Sagulung.

Meski sudah tidak layak jalan dan tak sedikit yang mati pajak, namun sejumlah angkot (angkutan kota) di Batam itu masih tetap beroperasi melayani penumpang.

Pantauan di Pasar Tos 3000 Jodoh, ada beberapa unit angkot yang sudah uzur antre menunggu penumpang.

Dari empat unit kendaraan minibus itu, secara kasat mata tidak ada satu pun yang layak dari segi bodi kendaraan.

Terlihat bodi dari angkutan tersebut sudah banyak yang keropos, bahkan beberapa bagian mobil seperti bumper depan dan bamper belakang sudah tidak ada.

 


Sementara bagian dalam mobil juga sudah rusak parah. Ada bodi kendaraan yang sudah terlihat karena sudah tidak memiliki penutup.

Sementara untuk kursi kendaraan juga banyak yang tidak layak. Namun tetap saja jalan tanpa pengawasan.

Winda warga Sagulung yang sedang belanja ke Pasar Tos 3000, mengaku karena keadaan terpaksa baru berani naik angkot legend di Batam ini.

"Sebenarnya takut juga, tapi bagaimana lagi. Yang jemput tidak ada," kata Winda.

Wanita itu mengaku sebenarnya waswas naik angkutan di Batam, melihat banyak sopir angkot yang tidak menaati aturan.

"Sopirnya juga seperti tidak mandi," kata Winda.

Asni penumpang lainnya, juga mengaku waswas setiap kali naik angkutan umum di Batam.

"Angkutan ini sekarang sudah tidak aturan lagi di jalan. Tapi mau bagaimanalah. Ini yang terjangkau masyarakat," kata Asni.

Ia berharap pemerintah turun tangan dan melakukan pengawasan, bila perlu penindakan.

"Kami masyarakat mau nyaman," kata Asni. (Tribunbatam.id/Pertanian Sitanggang)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved