Lipsus Angkutan Umum di Batam

Curhat Pemilik Angkot Usang di Batam, Semua Trayek Dimatikan: Tinggal Menunggu Waktu

Umur angkot usang di Batam, khususnya Bimbar dan Dapur 12 diperkirakan tak lama lagi akan berhenti beroperasi karena tantangan saat ini

|
Penulis: Pertanian Sitanggang | Editor: Dewi Haryati
Ian Sitanggang
ANGKUTAN UMUM DI BATAM - Kondisi angkutan Dapur 12 di Kota Batam tidak terawat bahkan sudah tidak layak beroperasi, Jumat (18/7/2025). Begini curhat pemilik angkot usang di Batam 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Nasib angkutan umum di Batam yang sudah uzur, khususnya Bimbar dan kendaraan jurusan Dapur 12, diprediksi hanya tinggal menunggu waktu saja untuk berhenti beroperasi.

Hal ini disampaikan seorang pemilik angkutan kota (angkot) di Batam yang namanya tidak mau dipublikasikan.

"Saat ini kalau dari pemerintah dan dari koperasi yang dulunya tempat kita bernaung, sudah tidak ada lagi perhatian. Kasarnya kami sudah dianggap tidak ada," kata pemilik angkot itu kepada Tribunbatam.id, Jumat (18/7/2025).

Ia mengaku saat ini sopir angkutan Bimbar dan Dapur 12 yang masih beroperasi, hanya sekadar mencari rezeki di jalan, daripada mencuri karena tidak ada pekerjaan.

"Kita sudah tidak ada lagi yang atur, sudah tidak ada lagi yang mengawasi, ya kayak bodong gitulah. Kalau ditangkap, kita urus biar bisa keluar dan jalan lagi," katanya.

Ia juga mengakui, untuk para sopir yang membawa kendaraan Bimbar dan Dapur 12 sudah tidak ada aturan khusus.

"Pokoknya bisa bawa mobil, urusan yang lain tidak ada aturan lagi," katanya.

Lebih lanjut, ia menyebut jika mobilnya dibawa sopir pagi hari dan dipulangkan sore hari, tarif sewanya paling mahal Rp150 ribu.

"Itupun sangat jaranglah," katanya.

Paling parahnya lagi kata pemilik, jika mobil rusak di jalan sopir hanya kasih tahu pemilik dan mobil itu ditinggalkan begitu saja di jalan.

"Ya kalau polisi dan Dishub sudah tidak peduli, kami ini dianggap tidak ada," ujarnya lagi. 

Begitu juga dengan pajak kendaraan bermotor. Pemilik mengaku mereka sudah tidak mau bayar pajak, karena hanya tinggal menunggu waktu selagi mobil masih bisa jalan.

"Bisa lihatlah di jalan itu, bodi mobil saja sudah hampir hancur semuanya tapi dibiarkan saja. Ya kasarnya hanya mesinnya saja masih bisa jalan. Kalau nanti sudah rusak, tinggal ditimbang kilo saja jadi besi tua," kata pemilik itu lagi. 

Selain dari kelayakan kendaraan, ia menyebut saat ini angkot seperti Bimbar dan trayek Dapur 12 menghadapi tantangan lain.

Sebab angkutan Trans Batam sudah mengisi semua trayek atau jalur yang dilalui oleh Bimbar dan Dapur 12.

"Itu baru angkutan umum milik pemerintah, belum lagi ojek online, belum lagi Grab dan Maxim. Bahkan sekarang sudah hampir semua warga Batam punya motor. Jadi penumpang itu sudah tidak ada. Ditambah lagi tidak adanya pembinaan dan pengawasan dari pemerintah," kata pemilik. (Tribunbatam.id/Pertanian Sitanggang)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved