PENIKAMAN DI BUKIT SENYUM
Buntut Penikaman di Bukit Senyum, Wanita di Batam Ini Lebih Selektif Pilih Tamu
Wanita tuna susila di Bukit Senyum Kelurahan Sungai Jodoh Batu Ampar Batam, kini mengaku waswas ketika menerima calon pelanggan
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id – Wanita Tuna Susila di Bukit Senyum, Kelurahan Sungai Jodoh, Kecamatan Batu Ampar, Kota Batam, kini mengaku waswas ketika menerima calon pelanggan.
Bukan tanpa sebab, hal itu buntut dari adanya insiden penikaman yang dialami TNF (48), rekan mereka di kawasan Bukit Senyum, pada Kamis (17/7/2025) malam.
Akibat kejadian itu, korban terpaksa mendapat jahitan di bokong dan anggota tubuh lainnya akibat kena tikam seorang pria IF (25), yang menjadi tamunya malam itu.
Beruntung nyawa korban masih dapat diselamatkan, setelah mendapatkan penanganan medis.
Kini, sejumlah rekan TNF mengaku lebih selektif ketika menerima calon pelanggan, termasuk mengenali calon pelanggan sebelum memberikan layanan kenikmatan.
Seorang wanita, Ria (bukan nama asli) mengaku, sebelum memberikan jasa meminta pelanggan terlebih dahulu membayar. Jika tidak, minimal menyerahkan uang muka atau DP.
"Kita lebih selektif saja sekarang, karena banyak kali kadang modus orang yang datang. Kalau saya, kenali dulu. Jangan-jangan dia lagi mabuk, bawa saja. Supaya tak terulang kejadian macam kawan itu," ungkap Ria kesal, menyorot kejadian yang dialami rekannya ketika ditemui baru-baru ini.
Perlakuan kasar, kata dia, memang kerap dihadapi para wanita tuna susila. Apalagi persoalan terkait tarif. Namun biasanya dapat diselesaikan tanpa harus melukai.
"Cekcok, ribut itu sudah hal biasa. Banyaklah, macam-macam perilaku pelanggan. Tapi ya, biasanya selesai di situ," katanya.
Ia menyesalkan adanya penikaman itu. Menurutnya, tak seharusnya pelaku melakukan itu, apalagi sampai melukai.
"Korban itu tak begitu kami kenal, tapi tahu saja. Tapi itu sudah sangat jahat. Apalagi harus sampai melukai. Harusnya kalau dia (pelaku) itu tak punya uang cukup, dia jujur saja," ujar Ria.
Atas kejadian itu, ia berharap tidak lagi terulang kejadian yang sama. Sebab, mereka bekerja seperti itu untuk menyambung hidup.
Terjebak dan Kerap Dipandang Sebelah Mata
Wartawan TribunBatam.id sempat menyaksikan potret perkampungan Bukit Senyum, Sabtu (18/7/2025). Saat waktu Magrib tiba, lampu-lampu kafe menyala, seolah menyambut rutinitas malam yang berulang.
Suara gelak tawa terdengar, dan para wanita mulai bersiap untuk berdandan. Tampilannya mencolok, persiapan menanti tamu.
Di antara mereka, ada satu sosok yang berbeda. Wajahnya tidak menyiratkan kegembiraan, melainkan kelelahan yang dalam akan kehidupan yang dilalui.
Namanya Ria (bukan nama asli), usianya 44 tahun. Ia bukan lagi "anak baru" di dunia malam Bukit Senyum. Sudah lebih dari 12 tahun, ia menjalani hidup sebagai Wanita Tuna Susila (WTS).
Ria berpindah dari satu tempat ke tempat lain, hingga akhirnya menetap di ruli kecil tak jauh dari kafe remang-remang tempat ia biasa menerima tamu.
Ria merupakan alumni WTS dari belakang BCA Jodoh, kemudian berpindah ke Tanki 1000 lalu akhirnya menetap di Bukit Senyum.
Bagi Ria, tak ada pilihan lain selain melanjutkan pekerjaan itu. Jika tidak, ia tak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Awalnya, Ria enggan berbincang. Namun perlahan, cerita lama mulai terucap. Layaknya curhat, Ria mengaku terjebak dalam kehidupan saat ini.
"Saya dulu kerja di Malaysia, tapi dideportasi. Saya di Batam, akhir tahun 2010. Tak ada yang saya kenal di sini. Cuma waktu itu numpang di kontrakan kawan, tapi dia sudah pulang kampung. Sejak saat itu tak tahu lagi kabarnya," ungkapnya.
Sejak itu, Ria terjebak dalam lingkaran yang sulit ia tinggalkan. Ia tak punya KTP Batam, tak punya keluarga yang bisa menjemput, dan tak tahu harus mulai dari mana untuk kembali ke kehidupan normal.
Bukit Senyum, baginya, bukan hanya tempat tinggal. Tetapi juga tempat ia mencoba bertahan.
"Saya tahu orang lihat kami sebelah mata. Tapi saya juga manusia. Saya juga pernah punya mimpi sekolah, nikah, punya rumah,” ucap Ria sambil menunduk.
Setiap malam, Ria berdandan seadanya. Tak seperti perempuan muda yang banyak menghiasi kafe malam, dia tak lagi mengejar banyak tamu. Ia hanya berharap cukup untuk makan.
"Kalau lagi sepi, saya cuma duduk saja. Kadang cuma dapat satu tamu semalam, kadang malah nggak ada sama sekali. Tapi saya tetap bersyukur,” ujarnya.
Pernah Jadi Tukang Cuci Piring
Dalam pengakuannya, Ria sempat mencoba keluar dari dunia malam.
Ia pernah bekerja mencuci piring di warung makan, tetapi gaji yang tak cukup membuatnya kembali lagi ke pekerjaan lamanya.
"Saya malu sebenarnya. Tapi mau bagaimana? Hidup di Batam mahal, makan saja susah kalau tidak kerja seperti ini,” tambahnya.
Bagi dia, beban terberat bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga stigma masyarakat.
Ia kerap merasa tak dianggap manusia. Pernah, katanya, ia ingin memeriksa kesehatannya di puskesmas, tapi ditolak dengan alasan ‘data tidak lengkap’.
"Padahal saya cuma mau periksa. Saya takut kena penyakit, takut mati. Tapi ya, memang hidup kami ini serba salah,” ujarnya tegar.
Meski hidup dalam tekanan, Ria masih punya harapan. Ia ingin pulang ke kampung suatu hari nanti, membuka warung kecil, dan hidup tenang.
"Saya ingin berhenti. Saya capek. Tapi harus ada yang bantu. Saya butuh tangan yang mau tarik saya keluar,” tuturnya.
Penikaman di Bukit Senyum
Sebelumnya diberitakan, nasib malang menimpa seorang wanita di Batam berinisial TNF (48).
Ia menjadi korban penikaman seorang pria yang terjadi di kawasan Bukit Senyum, Kecamatan Batu Ampar, Kota Batam, Provinsi Kepri, Kamis (17/7/2025) malam sekira pukul 23.00 WIB.
Kapolsek Batu Ampar Kompol Amru Abdullah melalui Kanit Reskrim Polsek Batu Ampar Iptu M Brata, mengatakan, malam itu pihaknya mendapat laporan dari masyarakat terkait kejadian di Bukit Senyum.
"Laporan tersebut langsung ditindak lanjuti, unit reskrim langsung turun ke lokasi dan didapati bahwa ada kejadian penusukan. Korbannya seorang wanita," kata Brata, Jumat (18/7/2025).
Pelaku dalam kasus ini diketahui berinisial IF (25). Sedangkan TNF mendapat luka tusukan di bagian bokong dan lengan sebelah kanan akibat ulah pelaku, dan segera dilarikan ke rumah sakit.
Syukurnya, ia selamat meski mendapat banyak jahitan.
Penikaman dipicu persoalan tarif. Saat ini IF sudah ditangkap polisi dan berada di sel tahanan Polsek Batu Ampar. (Tribunbatam.id/bereslumbantobing/Pertanian Sitanggang)
Bukit Senyum
kasus penikaman di batam
Batam
breaking news batam hari ini
TribunBreakingNews
breaking news
Polsek Batu Ampar
Jejak Historis Bukit Senyum Batam, Jadi Sorotan Lagi Setelah Kasus Penikaman Wanita |
![]() |
---|
Wanita di Batam Tolak Layani Pelanggan Karena Ditawar Rp 100 Ribu, Pelaku Marah Tikam Bokong Korban |
![]() |
---|
Wanita di Batam Dapat 10 Jahitan di Tubuhnya Usai Kena Tikam, Begini Kronologinya |
![]() |
---|
BREAKINGNEWS, Polsek Batuampar Bekuk Pelaku Penikaman Wanita Malam di Bukit Senyum Batam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.