SAMPAH DI BATAM

Warga Batam Keluhkan Sampah Lama Diangkut hingga 2 Minggu: Sampai Jadi Belatung

Warga sejumlah perumahan di Batam keluhkan buruknya pelayanan pengangkutan sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batam.

Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Dewi Haryati
Ucik Suwaibah/Tribun Batam
SAMPAH DI BATAM - Potret sampah milik warga Batam yang lama diangkut petugas DLH Batam, Rabu (30/7/2025) 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Warga sejumlah perumahan di Batam mengeluhkan buruknya pelayanan pengangkutan sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batam.

Hal ini terjadi di tengah penyelidikan dugaan korupsi retribusi sampah di Batam oleh Polresta Barelang.

Jui Sultan, warga Perumahan Marina Raya, Batu Aji, mengaku pengambilan sampah di lingkungan tempat tinggalnya tak menentu. 

Akibatnya, tumpukan sampah kerap menggunung dan meluber ke jalanan.

"Bak sampah depan itu penuh, sampai kami gantung plastik-plastik di pohon. Kadang seminggu sekali, kadang malah dua minggu baru diambil," ujar Jui pada Rabu (30/7/2025).

Ia menambahkan, setiap bulan warga rutin membayar iuran pengangkutan sampah sebesar Rp7.000. 

"Bayar kami rutin, tapi kadang-kadang saja diambil. Kalau mau buang sendiri, tempat pembuangan lumayan jauh, bisa dua kilometer," kata Jui.

Keluhan serupa juga datang dari Kurniawan, warga perumahan di Sagulung. 

Ia menyebut petugas DLH datang, tidak konsisten waktunya. 

"Kadang seminggu sekali, tapi seringnya dua minggu sekali baru diangkut. Sampai belatung itu, tak betul DLH ini," ucapnya kesal.

Menurut Kurniawan, kendaraan pengangkut pun tidak layak. 

"Pikapnya kecil-kecil. Truk-truknya di jalan itu juga sudah koyak-koyak, ada yang pintunya rusak, baknya bolong, bahkan baunya menyengat sampai ke jalan," ungkapnya.

Warga menilai kondisi armada yang buruk turut mempengaruhi keterlambatan pelayanan. 

"Kalau armadanya rusak terus, ya wajar saja jadwal pengangkutan kacau. Tapi kemarin katanya ada penambahan," tambahnya.

Ia mengaku tidak tahu pasti berapa biaya retribusi sampah yang dibayar tiap bulan. Sebab biasanya sudah digabung dalam iuran keamanan sebesar Rp35 ribu.

Keluhan lain datang dari Fitri, warga Perumahan Kibing, Batu Aji. Ia mengatakan pengangkutan sampah di perumahannya lambat.

"Ini masih mending ya seminggu sekali. Pernah kami 10 hari baru diangkut. Padahal sudah bayar satu tahun langsung," kata wanita 41 tahun tersebut.

Ia juga mengaku kasihan terhadap para petugas kebersihan yang mengangkut sampah. Sebab banyaknya sampah yang diangkut tak sebanding dengan bayaran mereka.

"Ada yang curhat kemarin, mereka bukannya malas bekerja. Kadang gajinya pun juga lambat dibayarkan," tambah Fitri.

Pantauan Tribun Batam di lokasi, beberapa tong sampah atau bak sampah yang ada di perumahan Fitri tampak penuh.

Bahkan tak sedikit ada yang kelebihan dan disusun di samping kanan kiri tong sampah.

Sebelumnya, Polresta Barelang menyatakan sedang menyelidiki dugaan korupsi retribusi sampah DLH Batam

Sudah 10 orang saksi dimintai keterangan, termasuk petugas di lapangan.

Penyelidikan dilakukan sejak Maret 2025 dan saat ini masih berlangsung. 

(Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved