Batam Terkini
Kisah Rusli dan Kelong yang Mengantarkan Anaknya hingga Sarjana, Kini Rusak Disapu Tongkang
Salah satunya bagi Rusli (60), kelongnya rusak akibat tongkang Bahtera Mulia 2502 meluluhlantakan tempatnya mencangkap ikan.
Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Tongkang yang hanyut akibat angin kencang hingga menghantam rumah warga di Perairan Dapur 12 Sagulung pada Rabu (13/8) dini hari membawa bekas tersendiri bagi pemiliknya.
Namun tak hanya rumah, para nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut juga merasakan dampaknya.
Salah satunya bagi Rusli (60), kelongnya rusak akibat tongkang Bahtera Mulia 2502 meluluhlantakan tempatnya mencangkap ikan.
Namun, bukan sekadar tempat menangkap ikan. Dari pancang kayu, kawat, dan jaring berukuran puluhan meter panjangnya itu, ia menafkahi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya.

Setiap hari, kelong itu bisa memberinya penghasilan Rp 100- 200 ribu.
Kadang lebih, kadang kurang, tergantung cuaca dan rezeki, yang terpenting usahanya setiap hari demi sandang, pangan, papan anak-anaknya.
Uang dari ikan hasil tangkapan kelong dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah, dan biaya kuliah anak-anaknya.
"Gapapa ayahnya nggak bisa baca tulis. Kalau anak punya tekad untuk sekolah, ya diusahakan," ucapnya sambil menatap dari kejauhan kelongnya yang kini rusak parah.
Bagi bapak 7 anak ini, kelong itu punya usia pakai 3-4 bulan sebelum diganti.
Ia punya empat kelong, tapi satu diantaranya kini luluh lantak dihantam tongkang berbodi hitam dan biru itu.
Pantauan di lokasi kerusakannya cukup parah, bisa dikatakan rusak berat.
Kawat, jaring, kayu, dan seluruh perlengkapan rusak dan tak berbentuk lagi.
"Kalau untuk alat-alatnya hitungannya ada sampai 20an juta. Belum jasa pasang sama ngrakitnya. Ada sampe Rp 25 juta lebih," tambahnya.
Nilainya ia taksir mencapai puluhan juta. Laporan sudah masuk ke Polresta Barelang, tapi kabar ganti rugi belum juga ada.
"Kita sudah lapor ke Polresta kalau kerugian kita. Belum dikasih tahu juga kapan permasalahan ganti rugi akan diberikan," tuturnya.
Bagi pria lanjut usia dari Dapur 12, Sei Pelunggut, Sagulung, Kota Batam ini hal semacam ini beberapa kali terjadi
Namun, kerugian yang ia alami saat ini nilainya lebih terasa karena pada bulan Agustus jumlah ikan yang ia dapat tak sebanyak bulan sebelumnya.
Di usia yang tak lagi prima, besar harapannya ada ganti rugi dari perusahaan pemilik tongkang untuk kelongnya.
Sebab, dari hasil kelong itu, Rusli berhasil menyekolahkan tujuh anaknya. Satu diantaranya telah menjadi sarjana.
Anak keenamnya sebentar lagi wisuda S1 jurusan ekonomi, sementara si bungsu baru lulus SMK 8 dan bercita-cita kuliah di jurusan kebidanan.
"Harapannya bisa diperbaiki lagi dan ada ganti rugi. Soalnya ini tempat saya mencari rezeki untuk anak-anak. Buat nyekolahin anak juga," katanya pelan.
Tak hanya milik Rusli, namun kelong milik Rahmat dan Narti juga rusak.
Sebagai informasi, angin kencang yang terjadi pada (13/8) mengakibatkan tongkang yang tertambat di perairan Dapur 12 Sagulung hanyut.

Tongkang tersebut hanyut dan menghantam 4 rumah, pompong, keramba, dan kelong milik warga sekitar.
Setidaknya 14 keluarga mengalami kerugian materiil, kini kapal tongkang tanpa muatan itu tertambt di Bakau dekat dengan perairan Sungai Lancar arah ke Bulang. (Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)
Jelang HUT RI ke-80, Polsek Nongsa Bagikan 1000 Bendera Merah Putih ke Masyarakat Pulau |
![]() |
---|
Berikut Identitas 14 Warga Dapur 12 yang Terdampak Tongkang Bahtera Mulia 2502 |
![]() |
---|
Pria di Batam Lecehkan Bocah Laki-laki, Kecanduan Nonton Film Dewas Kemudian Cari Mangsa |
![]() |
---|
Protes Warga Tak Digubris, Proyek Emirates Residence Tiban Masih Lanjut, Kapolsek Siapkan Teguran |
![]() |
---|
Diawalai Pelesetan Yel-yel, Pelajar di Batuaji Bentrok dan Berujung Tawuran, Video Viral di Medsos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.