Lingga Terkini
Menuju Laut, Warga Sungai Buluh Lingga Berebut Tangkapan Ikan Ikuti Lomba Mancing Semarak HUT RI
Lomba memancing di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, semarak HUT ke 80 RI
Penulis: Febriyuanda | Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.id, LINGGA - Ombak tenang pagi itu membawa semangat kemerdekaan yang berbeda di perairan Sungai Buluh, Sabtu (16/8/2025).
Bukan lewat barisan bendera atau pawai, melainkan dari deretan perahu warga yang berlayar pelan, membawa harapan dan kail tajam di ujung joran.
Sabtu pagi yang cerah di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, menjadi saksi hidupnya kegiatan unik yang terus dipelihara warga dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia.
Dalam rangka peringatan HUT ke-80 RI, sepuluh tim warga yang terdiri dari dua orang per perahu, turut ambil bagian dalam lomba memancing.
Tepat pukul 09.00 WIB, deru mesin perahu terdengar memecah keheningan pagi.
Laut menjadi arena, dan ikan menjadi tantangan.
Para peserta menyebar ke titik-titik favorit, mengandalkan pengalaman, intuisi, dan sedikit keberuntungan untuk mendapatkan ikan dengan bobot terberat.
Ada mereka yang memakai perahu motor atau pompong.
Adapula yang hanya mengandalkan sampan dayung untuk berkayuh pelan.

“Banyak warga antusias, jadi hampir setiap tahun kegiatan lomba mancing ini kami buat,” ujar Ketua Panitia, Aidil Fadli, kepada tribunbatam.id.
Ia menambahkan bahwa lomba memancing ini sudah menjadi agenda tetap panitia kemerdekaan di desa mereka.
Selama dua jam setengah, para peserta bertarung dalam senyap, beradu strategi dan kesabaran.
Meskipun hadiah utama menanti, namun bagi banyak peserta, kebersamaan dan mengisi hobi memancing menjadi hal yang penting dalam lomba ini.
Di Desa Sungai Buluh, kemerdekaan dirayakan dengan cara yang membumi, melalui laut yang telah menjadi bagian dari hidup mereka.
Panitia lomba, yang sebagian besar adalah pemuda desa, bekerja sama dengan tokoh masyarakat menyiapkan segala sesuatunya sejak jauh hari.
“Ini bukan soal lombanya saja. Ini cara kami menyatukan warga, menyemarakkan bulan kemerdekaan," ujar panitia lain, Azman.
Mengapung di atas arus dan di bawah terik matahari, warga tak hanya mencari ikan, tetapi juga merayakan identitas dan kebersamaan sebagai satu bangsa.
Setelah jam menunjukkan pukul 11.30 WIB, satu per satu perahu kembali merapat ke pesisir pantai di Kampung Pane, Desa Sungai Buluh.

Puluhan warga di darat juga telah menunggu kedatangan peserta, dengan rasa penasaran yang tinggi bertanya-tanya ikan siapa yang paling banyak.
Wajah tampak tak lelah dari peserta, dengan penuh senyum.
Ada yang membawa tangkapan lumayan besar dan banyak, ada pula yang membawa cerita membekas meski dengan hasil yang tak seberapa.
Namun, tak satu pun terlihat kecewa.
Mereka sambil bercerita, menanyakan masing-masing titik lokasi memancing.
Peserta membawa hasil tangkapan ke darat, dengan warga yang tak sabar menanti.
Di antara kerumunan, terdengar sorak-sorai saat panitia mulai menimbang hasil tangkapan peserta.

Ikan-ikan hasil jerih payah selama nyaris tiga jam itu ditimbang perkantong, disaksikan puluhan pasang mata warga yang ikut berkumpul.
Yang terberat hari itu adalah peserta Tim Hendry - Jibun dan Jun - Wawan, dengan keduanya membawa hasil tangkapan 5,8 kilogram.
Dengan angka yang sama persis, lantas panitia memutuskan untuk memilih dari hasil banyaknya ikan yang paling berkualitas.
Sehingga, dari hasil penimbangan akhir, Hendry dan Jibun memiliki ikan berkualitas dengan berat 4 kilogram.
Sementara, Jun - wawan di angka 3,8 kilogram.
Sorak warga menyambut kemenangan Hendry dan Jibun.

"Alhamdulillah juara 1. Lokasi mancingnya sudah diingat, tinggal menuju ke titik tujuan. Tahun 2022 juara 1 juga dan tahun ini kembali juara 1," ungkap Hendry dengan senyum lebar.
Dia menyebutkan, adapun ikan yang paling besar ia tangkap, yakni ikan ketarap.
Di desa kecil yang bersandar pada laut ini, kemerdekaan tak hanya dirayakan dengan upacara atau lagu-lagu perjuangan.
Tapi juga lewat kail, perahu kayu, dan tawa yang bergema di antara riak ombak.
Sebuah cara sederhana namun sarat makna, bahwa semangat merdeka masih hidup dan terus diwariskan, bahkan dari atas perahu nelayan.
(Tribunbatam.id/Febriyuanda)
37 Pelajar SMAN 1 Kepulauan Posek Lingga Dapat Binaan Mental dan Wawasan Kebangsaan |
![]() |
---|
Lampu Penerangan Jalan Singkep Selatan di Lingga Minim, Warga: Bisa Membahayakan Pengendara |
![]() |
---|
Pasar Pangan Murah Kembali Hadir di Lingga, Segini Harga Sembako |
![]() |
---|
Akhirnya Kadishub Lingga Ungkap Penyebab Truk Terguling di MB Roro Jagoh, Ternyata Over Kapasitas |
![]() |
---|
Lewat Sosialisasi, Aisyiyah Lingga Beri Pemahaman Cegah dan Deteksi Dini Kanker Serviks |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.