Natuna Terkini

Kisah Dermawan, Sang Pewaris Tari Tupeng Semangat Menjaga Warisan Budaya Natuna

Mengenal tokoh kesenian Tari Tupeng di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Penulis: Birri Fikrudin | Editor: Eko Setiawan
Kisah Dermawan, Sang Pewaris Tari Tupeng Semangat Menjaga Warisan Budaya Natuna - TOKOH-BUDAYA-TARI-TUPENG.jpg
Birri Fikrudin
Dermawan (67) pewaris sekaligus pegiat budaya Tari Tupeng kesenian dari Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Kisah Dermawan, Sang Pewaris Tari Tupeng Semangat Menjaga Warisan Budaya Natuna - TARI-TUPENG-WARISAN-BUDAYA.jpg
Birri Fikrudin
Potret pertunjukan kesenian Tari Tupeng Natuna. Foto diambil Rabu (13/8/2025) malam.

Sehari-hari ia bekerja sebagai petani karet dan kelapa untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

“Alhamdulillah disyukuri, yang penting cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Anak-anak juga sudah mandiri semua,” ucapnya.

Dermawan yakin, ada berkah dari perjuangannya menghidupkan budaya.

Semangat menjaga budaya itu, katanya, yang membuat dirinya kuat bertahan meski ekonomi pas-pasan.

Dermawan lahir pada Agustus 1959 di Setuik, Desa Tanjung. 

Sejak kecil ia sudah dikenalkan dengan Tari Tupeng dan kesenian Lang-lang Buana oleh sang ayah.

Tak hanya sebagai seniman, ia juga aktif di tengah masyarakat. 

Dermawan pernah menjadi ketua RT, kepala dusun, hingga anggota BPD di desanya.

Kini, di usia senjanya, ia lebih banyak mencurahkan tenaga untuk berkebun, sekaligus membina sanggar Tari Tupeng yang ia dirikan.

“Sekarang masyarakat juga ada yang belajar, dan terbuka bagi siapa saja,” katanya.

Dermawan berharap, ke depan Tari Tupeng bisa diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) seperti kesenian teater Mendu dan Lang-lang Buana.

“Walaupun kesenian ini kuno, budaya ini adalah identitas Natuna. Harapan saya, Tari Tupeng bisa masuk WBTB dan generasi muda ikut melestarikannya,” katanya.

Ia juga berpesan kepada generasi muda Natuna agar tak melupakan seni budaya daerah.

“Mari sama-sama kita lestarikan seni budaya kita. Jangan sampai terpengaruh budaya asing. Kalau hilang, hilang juga jati diri kita,” imbuh Dermawan.

Di akhir pembicaraan, ia mengapresiasi Kementerian Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV yang baru-baru ini mengangkat kembali Tari Tupeng lewat gelaran Kenduri Budaya Pulau Tiga.

“Bagi kami, kegiatan itu sangat berarti. Minimal Tari Tupeng kembali dikenal, tidak hanya di Natuna tapi juga di luar daerah,” pungkas Dermawan. (Tribunbatam.id/birrifikrudin).

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved