TP PKK Kepri Gandeng Tim Khusus, Dorong UMKM Deram-Deram Penyengat
Tim Penggerak (TP-PKK) Kepri bekerja sama dengan Al Ahmadi Entrepreneurship Center (AEC) untuk membina UMKM di Pulau Penyengat.
Penulis: Renhard Patrecia Sibagariang | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, KEPRI - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kepulauan Riau bekerja sama dengan Al Ahmadi Entrepreneurship Center (AEC) untuk memberikan pembinaan khusus kepada dasawisma PKK di Pulau Penyengat.
Pembinaan ini termasuk dalam Satu Aksi Seribu Inspirasi yang menjadi salah satu strategi yang dilakukan Ketua TP-PKK Provinsi Kepulauan Riau Hj. Dewi Kumalasari Ansar untuk merangkul dasawisma yang merupakan kelompok terkecil PKK sebagai ujung tombak.
Sekedar informasi, Program ini dikemas dalam bentuk Inkubasi Bisnis Pelaku Usaha Deram-Deram dan berlangsung sepanjang Agustus hingga September 2025.
Program pembinaan ini akan menghadirkan sejumlah materi penting, mulai dari pola pikir kewirausahaan (entrepreneurship mindset), strategi produksi, hingga manajemen kemitraan.
Para peserta juga dibimbing untuk mampu menciptakan produk berdaya saing, unik dan memiliki diferensiasi dibandingkan produk lain.
Salah satu fokus pelatihan adalah membentuk pola pikir pengusaha sukses.
Peserta didorong untuk tidak hanya menjadi pelaku usaha biasa, tetapi juga pemburu peluang yang berani menghadapi persaingan, inovatif, serta siap beradaptasi dengan tantangan zaman.
Selain mindset, pelatihan juga menekankan pentingnya standarisasi produksi.
Standarisasi menjadi kunci agar kualitas produk tetap terjaga meskipun permintaan meningkat.
Dengan begitu, usaha deram-deram dapat berkembang lebih profesional dan siap masuk ke jaringan distribusi yang lebih luas.
AEC juga akan menghadirkan mentor berpengalaman yang memberikan contoh-contoh nyata tentang bagaimana UMKM dapat bertahan bahkan tumbuh di tengah persaingan.
Peserta juga diajak memahami pentingnya kemitraan, baik dengan pemasok, pemasar, maupun reseller, untuk memperbesar skala usaha.
Program inkubasi ini juga memberikan ruang praktik, di mana peserta diminta mengidentifikasi keunikan produknya dan merancang target bisnis.
Dengan pendekatan ini, pelatihan tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif sesuai dengan realitas usaha kecil.
Dengan semangat tersebut, TP-PKK Kepri bersama AEC menargetkan agar kuliner khas deram-deram benar-benar menjadi produk unggulan Pulau Penyengat, yang tidak hanya dilestarikan, tetapi juga menghidupi banyak keluarga di Kepulauan Riau.
Sementara itu, Dewi Ansar menuturkan, kegiatan ini merupakan langkah nyata pemberdayaan perempuan dan keluarga dalam bidang ekonomi produktif.
Melalui pelatihan yang intensif, para pelaku usaha kuliner khas deram-deram ia harapkan dapat meningkatkan kualitas produk sekaligus memperluas pasar.
“Deram-deram bukan sekadar makanan tradisional, tetapi identitas budaya yang lahir dari Pulau Penyengat. Jika dikembangkan dengan manajemen yang tepat, produk ini bisa menjadi ikon ekonomi kreatif yang mengangkat nama Kepri di kancah nasional maupun internasional,” kata Dewi Ansar di Tanjungpinang, Sabtu (23/8).
Menurut Dewi Ansar, pemberdayaan dasawisma PKK melalui jalur ekonomi menjadi penting karena keluarga merupakan unit terkecil sekaligus terkuat dalam menopang kesejahteraan masyarakat.
“Kalau ekonomi keluarga tangguh, maka kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat,” tegasnya.
Dewi Ansar juga menilai, pembinaan usaha deram-deram sejalan dengan strategi pemerintah daerah dalam mengintegrasikan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pulau Penyengat, sebagai destinasi wisata sejarah dan religi, membutuhkan produk kuliner khas yang mampu menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan.
“Setiap wisatawan yang datang pasti mencari oleh-oleh. Jika deram-deram dikemas dengan baik, berstandar dan punya nilai jual tinggi, tentu akan menjadi kebanggaan sekaligus penggerak ekonomi lokal,” jelasnya.
Dewi Kumalasari Ansar mendorong peserta untuk tidak takut berinovasi.
Menurutnya, inovasi produk adalah cara agar usaha kuliner tradisional tidak tenggelam dalam persaingan.
Inovasi dapat berupa variasi rasa, kemasan modern, hingga strategi pemasaran digital.
“Budaya dan tradisi tetap kita pertahankan, tapi cara mengelolanya harus mengikuti perkembangan zaman. Inovasi adalah kunci agar deram-deram tetap dicintai generasi sekarang dan generasi mendatang,” jelasnya lagi.
Ia berharap, setelah mengikuti program ini, pelaku usaha deram-deram tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga naik kelas.
“PKK hadir bukan hanya sebagai penggerak sosial, tetapi juga motor ekonomi keluarga. Melalui inkubasi bisnis ini, kami optimis UMKM deram-deram bisa semakin maju, menyejahterakan keluarga dan memberi kontribusi nyata bagi daerah,” tutupnya. (TribunBatam.id/Ky/*)
Bank Indonesia Perkuat UMKM Kepri dan Angkat Wastra Melayu |
![]() |
---|
Dagangan Laris Manis, Pelaku UMKM Natuna Dulang Cuan saat HUT ke-80 RI |
![]() |
---|
Mendag ke Batam, Budi Santoso Sebut Kemendag Fasilitasi 8.000 UMKM, Transaksi Tembus Rp1,4 Triliun |
![]() |
---|
Menkum Supratman Luncurkan Program yang Berpihak Kepada UMKM |
![]() |
---|
Pemkab Natuna Gandeng Bank Riau Kepri Syariah, UMKM Lokal Dapat Akses Modal Bersubsidi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.