Kapal APC Aussie Tabrak Jembatan 6

Aneh, Rantai Kapal Tak Putus

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

kapal APC Aussie 1


Laporan Tribunnews Batam, Aprizal dan Zabur

TRIBUNNEWSBATAM, BATAM
- Muncul keanehan dalam insiden kapal APC Aussie I yang menabrak Jembatan VI Barelang. Hari pertama penyelidikan, Jumat (8/6), tim khusus bentukan Polda Kepri belum menemukan adanya rantai jangkar yang putus.

Sehingga belum dapat dipastikan apakah hanyutnya kapal tanpa mesin itu akibat terputusnya rantai jangkar atau ada penyebab lainnya.

"Tim masih mencari posisi sling jangkar yang putus. Kapal sepanjang 200 meter tanpa mesin ini tidak gampang terseret arus, sebagian tim juga masih memeriksa kecepatan arus bawah di perairan Barelang," ujar seorang tim olah TKP.

Kapal yang sedang labuh jangkar itu hanyut dan menabrak jembatan VI Barelang. Pengakuan sementara penjaga kapal, insiden itu karena adanya rantai jangkar yang putus.

Tim khusus yang dibentuk Kapolda Kepri tidak semesta percaya dengan pengakuan kedua kru kapal, yang mengatakan kapal terseret arus setelah jangkarnya putus.

"Bisa saja kapal ini terseret arus kencang, namun dari kodinat awal kapal melakukan line up dengan jembatan terdapat interval waktu selama 45 menit. Ada sekitar 1,33 mil jaraknya, apakah tindakan yang dilakukan kru kapal dan agen kapal itu sudah tepat," katanya.

Ditpolair Polda Kepri Kombes M Yassin mengungkapkan, tim Labfor Mabes Polri akan tiba ke Batam, Senin depan untuk menyelidiki hanyutnya kapal tersebut.

"Hari Senin Polda kepri akan memanggil labfor dari Mabes Polri untuk menyelidiki jembatan tersebut," ujar M.Yassin.

Spekulasi adanya penyebab lain sehingga kapal APC Aussie I hanyut terus bermunculan. Seorang pengusaha agen kapal di Batam berspekulasi, ada dugaan kapal akan dilarikan dari perairan Barelang.

Ada juga sebagian pengusaha mengatakan, ada dugaan kapal melakukan labuh tambat tidak sesuai dengan kordinat yang sudah ditentukan Kantor Pelabuhan (Kanpel) Batam.

"Coba tanya ke Imigrasi dan BP Batam, dari kapan pastinya kapal APC Sussie I itu labuh tambat di perairan Barelang. Tidak mungkin sling kapal itu putus karena kordinat labuh tambat yang ditentukan Kanpel Batam sudah aman dari cuaca buruk. Apalagi dalam aturannya, kordinat labuh tambat kapal ukuran sebesar itu berjarak 5 sampai 10 mil dari bibir pantai," ujarnya.

Dengan jarak 5 sampai 10 mil, kapal yang terbawa arus karena slingnya putus membutuhkan interval waktu yang cukup lama. Jika itu terjadi, agen kapal bisa melakukan tindakan.

"Katanya ada sekitar 45 menit kapalnya terombang-ambing terbawa arus sampai menabrak jembatan, seharusnya dengan waktu segitu bisa melakukan tindakan. Tidak mungkin dibiarkan begitu saja. Aneh kapal sebesar itu bisa menabrak jembatan yang dikelilingi pulau," katanya.

Pengusaha ini mengatakan, perusahannya pernah menjadi agen kapal pengeboran lepas pantai di daerah Thailand. Kapalnya pernah diterjang gelombang setinggi enam meter, namun hanya satu sling jangkar yang putus.

"Kalau di perairan Berelang, arus dan gelombang paling tinggi 2 meter. Kecepatan angin seberapa lah, tidak mungkin sling jangkar sebesar itu bisa putus dibuatnya," ungkapnya.

Di Mapolda Kepri, penyidik memeriksa tiga warga Australia, dua warga Jerman.

"Sudah ada 5 orang WNA yang diperiksa di Polda, kita memerikasanya terkait masalah izin mereka di sini, nanti dari situ akan kami kembangkan lagi," ujar sumber Tribun.

Kapal APC Aussie I sudah dipindahkan ke lokasi yang lebih aman dan tetap dalam pengawasan Kantor Pelabuhan (Kanpel) Batam melalui bidang Kesyahbandaraan.

Pengawasan dilakukan sampai semua urusan terkait insiden kejadian jembatan VI yang ditabrak selesai, baik itu dalam penyidikan kepolisian maupun kepada pihak BP Batam.

"Kami terus mengawasi kapal APC Aussie 1 yang labuh jangkar diperairan Galang, sampai urusan masalah kepada pihak berwenang selesai," ujar Kasi Tertib Belayar, Kantor Pelabuhan (Kanpel) Batam, Capt Benny Berkiah P.

Selain itu pihaknya juga telah membentuk tim atas kejadian kapal APC Aussie 1 menabrak jembatan VI Barelang. Seperti pihak Polda Kepri yang telah membentuk tim sebelumnya.

Tim dari Kanpel Batam ini juga akan memeriksa semua dokumen dan mencari tahu kejadian yang sebenarnya terjadi saat itu.

"Kami sudah membentuk tim beberapa waktu lalu saat mengetahui insiden tersebut. Tim sudah bergerak dan memeriksa semua dokumen dan prosedur dari izin kapal APC Aussie 1 itu berlabuh," ujarnya

Berita Terkini