Kapal APC Aussie Tabrak Jembatan 6

Warga Barelang Kami Khawatir Jembatan Runtuh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

kondisi kapal APC aussie 1

Laporan Tribunnews Batam, Tyan

TRIBUNNEWSBATAMM BATAM
- Sejumlah warga pulau Nguan dan Galang baru serta kampung Baru mengaku masih kesulitan dalam memenuhi barang kebutuhan pokok mereka sehari-hari.

Bahkan warga juga khawatir jika sewaktu-waktu jembatan runtuh.

"Cuaca sekarang sedang tidak menentu. Seperti sekarang hujan. Kami takut kalau hujan deras disertai angin kencang dan arus air laut yang deras kami takut saja hal tersebut terjadi. Tapi, semoga saja tidak lah," ucap seorang warga Pulau Galang kepada Tribun.

Warga mengaku juga mulai kesulitan untuk mendapatkan arang, es, air galon isi ulang. Bahkan, pedagang sayur yang biasa lewat dijembatan tersebut untuk menjual sayurannya ke pulau sekitar Galang Baru mengaku takut melewati jembatan tersebut.

"Saya baru pertama ini lah bang lewat jembatan VI itu pasca dihantam kapal besar semalam. Kawan saya yang kemarin lewat sini, sempat mengatakan ketika dia melintas jembatannya goyang," ujar Ilham, warga di Jembatan IV Barelang.

Tersendatnya pasokan karena Jembatan VI Barelang tidak bisa dilalui oleh kendaraan dengan tonase tertentu. Warga harus menggunakan boat pancung untuk mengambil barang kebutuhan mereka ke pelantar yang berada tidak jauh dari Jembatan VI Barelang.

Untuk mengirimkan pasokan ikan serta sayuran yang mereka panen di tempat mereka. Warga Pulau Galang Baru juga harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk melabuhkan kapal mereka di pelantar milik warga sekitar tersebut.

"Sekali merapat ke pelantar harus membayar lima ratus ribu rupiah," ujar warga Galang Baru.

Namun, cara ini diakui oleh warga sekitar tidak efektif dan menambah biaya.Beberapa kendaraan seperti truk dan mobil dengan ukuran tertentu yang mengangkut barang terlihat sudah mulai bisa melewati jembatan.

Sementara, truk serta kontainer dengan ukuran yang besar akan menunggu di pintu masuk menuju Jembatan VI.

Warga Pulau Galang Baru serta warga penduduk lainnya yang berada dikawasan tersebut mengaku mulai kesulitan di dalam membeli barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari.

Mereka terpaksa harus menyicil barang-barang yang biasa mereka beli menggunakan sepeda motor dikarenakan jembatan VI yang biasa mereka lewati sebagai akses utama mereka ke kota hanya kuat untuk dilewati kendaraan tertentu saja.

Berita Terkini