“Setelah menangis, saya minta bantuan mbak Rara mencarikan gunting dan sobekan kain untuk membungkus tali pusarnya,” ujar Wilna.
Gunting yang dipakai pun gunting biasa yang diseterilkan pakai alkohol.
Wilna mengaku tidak ada kepikiran untuk penanganan medis yang selayaknya karena situasi tidak memungkinkan.
Plasenta masih tertinggal di perut Ny Sukesih. Sembari nunggu ambulans, Wilna terus memberi pertolongan kepada bayi.
“Yang aku pikir, bayi itu harus selamat baru ibunya,” katanya.
Ia potong tali pusarnya sembari berdoa berharap semuanya aman. Sebelum ambulans datang, bayi bisa diselamatkan.
Wilna langsung membungkus bayi dengan mukena yang dibawa Ny Suksesih.
Tak lama berselang, ambulans datang di lokasi. Ibu dan bayinya langsung diantar ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Humas DAOP 8 Surabaya Gatut Sutiyatmoko mengungkapkan akan ada penghargaan atas jasa para penolong penumpang yang melahirkan di KA Dhaha.
KA Dhaha berada di bawah manajemen DAOP 8 Surabaya.
“Tapi keputusan tetap dari pusat. Bentuknya seperti apa, pusat yang memutuskan,” ujar Gatut.(*)