Sering Cekcok dengan Keluarga, Wanita Ini Putuskan Gantung Diri Dalam Kondisi Mengandung

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi gantung diri

BATAM. TRIBUNNEWS.COM - Dengan meninggalkan sepucuk surat serta pesan singkat (SMS) kepada suaminya, Ni Nengah Suwitri (23), nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri pada hari Sabtu (8/4/2017) lalu.

Isi surat tersebut berbunyi:

"Tek amone cang marengin bli hidup dini. Jani cang kel mulih.
Melahang bli mejalan, nu lantang tuwuh bline.
Cang nunas sica, pang sing ade murta rauh mai ke pekarangane.
Ne pang sing nemu slamet ane ngoyong di karang ne...
Cang mepamit dini, cang kar ngayah, de sebetange cang...
Ape ye ade di kamare ker idih.
Kekelang cang ngayah..."

(Sampai di sini saya hidup bersamamu bli. Sekarang saya akan pulang. Baik-baik bli menjalani hidup karena hidup bli masih panjang. Saya berdoa agar tidak ada Murta datang ke pekarangan rumah ini. Ini agar tidak menemukan keselamatan untuk yang tinggal di pekaranganne. Saya pamit, saya akan ngayah. Apa yang ada di kamar saya minta untuk bekal ngayah)

Surat wasiat Suwatri (Istimewa) ()

Dan oleh warga sekitar, pada pukul 20.00 Wita, wanita asal Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Bangli ditemukan dalam posisi gantung diri di pohon Boni. Tepatnya di kebun milik Pak Sri.

Kapolsek Kintamani, Kompol Gede Sumena didampingi Kanit Reskrim Polsek Kintamani, AKP Dewa Gde Oka menjelaskan, awal mula kejadian tersebut, sekira pkl 09.00 Wita, Suwitri diketahui pergi ke kebun dengan alasan untuk mencari rumput, namun hingga sore hari, Suwitri tak kunjung pulang.

Pihak keluarga yang khawatir, meminta bantuan warga setempat untuk mencari keberadaan Suwitri.

Pada pukul 20.00 Wita, seorang warga bernama Nengah Mudiarsa (35) menemukan Suwitri sudah dalam keadaan meninggal dengan cara gantung diri di pohon Boni, yang berada di kebun milik Pak Sri dengan menggunakan tali plastik warna biru.

"Salah seorang warga bernama Mudiarsa yang ikut membantu mencari keberadaan korban, akhirnya menemukan korban, namun sudah dalam posisi meninggal dengan cara gantung diri di pohon Boni," ujar Sumena saat dikonfirmasi pada hari Minggu (9/4/2017).

Lanjutnya, mengetahui hal tersebut, Mudiarsa memberi tahu warga lainnya untuk membantu menurunkan korban dan melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Kintamani.

"Warga yang mengetahui hal tersebut, selanjutnya melaporkan kepada Polsek Kintamani. Dan dari laporan warga yang masuk pada pukul 21.00 Wita, pihak kami langsung menuju ke TKP," ucap Sumena.

Dari hasil olah TKP, identifikasi, pemeriksan medis dan keterangan para saksi disimpulkan bahwa Suwitri meninggal dunia murni akibat bunuh diri dengan cara gantung diri karena ditemukan tanda-tanda umum korban meninggal gantung diri dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Hal tersebut dipertegas dari hasil pemeriksaan Tim medis polsek Kintamani, Nyoman Suwarti yang dikatakan oleh Kanit Reskrim Polsek Kintamani, Dewa Gde Oka bahwa pada leher korban didapat luka bekas jeratan, pada kemaluan juga keluar air seni, diperkirakan korban meninggal 5 jam yang lalu.

Sedangkan untuk motif kejadian, Oka mengatakan, bahwa Suwitri bunuh diri akibat permasalahan keluarga, yaitu karena korban tidak cocok dengan keluarganya dan sering terlibat cekcok.

Hal tersebut didukung dengan bukti-bukti berupa SMS dan surat wasiat yang ditinggalkan.

Halaman
12

Berita Terkini