Selain opsi itu sebenarnya masih ada beberapa opsi lainnya. Namun terlepas dari semua itu, Agus mengatakan risiko menerapkan KEK di Batam terbilang besar. "Selain biaya yang sangat besar, risikonya juga tinggi karena bagi bisnis mengandung ketidakpastian tinggi," ujar dia.
Dalam hal ini, pihaknya hanya memberikan gambaran kepada pemerintah pusat. Namun apapun keputusannya, tergantung lagi dari pemerintah pusat.
"BP Batam tak memberikan satu pilihan ke Kemenko apakah lebih bagus FTZ atau KEK. Tapi memberikan pertimbangan perhitungan. Setiap pengambilan keputusan ada manfaat dan biayanya," kata Agus. (*)