Kisah Haru. Pertemuan Kati dengan Orangtua Kandung, Setelah 22 Tahun Diadopsi Keluarga Amerika

Editor: Mairi Nandarson
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kisah Kati yang diadopsi keluarga Michigan AS, kemudian memutuskan melakukan perjalanan ke China

Pada secarik kertas itu, Lida dan istrinya menuliskan bahwa mereka terpaksa meninggalkan bayi itu karena tidak ada pilihan lain.

"Karena kemiskinan dan masalah lainnya, kami tidak punya pilihan selain meninggalkan gadis kecil kami di jalan."

"Aparat berwenang mengejar kami," ungkapnya. Itulah sebabnya, mereka memutuskan untuk melahirkan bayinya sendiri.

"Saya memotong tali pusarnya dengan gunting."

Setelah bayi itu lahir dan diberi nama Jingzhi, "kami tidak dapat menemukan orang yang kami kenal untuk mengadopsinya."

Karena itulah, mereka sangat berharap dapat dipertemukan kembali dengan anaknya di atas jembatan di Huanzhou.

Takut kehilangan Kati

Menanggapi harapan orangtua kandung Kati, seperti yang dituliskan dalam dokumen itu, orangtua angkatnya dapat memahaminya.

"Itu adalah permintaan yang tulus kepada kita. Tapi karena kita tinggal berjauhan, bisakah kita melakukannya?" kata Ruth.

Saat umur Kati memasuki 10 tahun, ada upaya untuk mempertemukannya dengan orangtua kandungnya, tetapi ini tidak berjalan seperti diharapkan.

Orangtua kandung Kati, Lida (kanan, ayahnya) dan Fenxiang (BBC)

Utusan dari keluarga Ken Pohler telah dikirim ke China, tetapi rencana menjadi berantakan karena kehadiran media.

Orangtua angkatnya membatalkan pertemuan itu dengan alasannya Kati belum siap menghadapi "situasi" di negara asalnya. 

"Ketakutan saya adalah kemungkinan saya bisa kehilangan anak perempuan saya .... Saya terikat, dia adalah anak perempuan saya, kami telah mengadopsinya," kata Ruth.

Lida tentu saja kesal, namun dia tetap menunggu pertemuan tersebut.

Sejak 2004 Lida selalu mengunjungi jembatan tersebut setiap tahun dan hasilnya nihil.

"Saya tidak terlalu berharap, tapi saya tetap menunggu."

Kati berangkat ke China

Kati kemudian memutuskan melakukan perjalanan ke China untuk menemui orangtua biologisnya.

Keinginan ini sulit dia tolak tatkala usianya memasuki 20 tahun.

Dia juga sempat mempertanyakan sikap orangtuanya yang menganggap dirinya "belum siap" bertemu orangtua kandungnya.

"Saya mengerti logika mereka, tapi saya pikir itu logika itu buruk. Mereka mengatakan saya belum siap. Tapi bukankah tidak ada yang disebut betul-betul siap 'kan?"

Pada saat bersamaan, Kati menemukan film dokumenter berjudul Long Wait For Home yang orangtua kandungnya muncul dalam film itu.

"Agak sulit dipercaya, mengapa orangtua angkat saya tidak memberitahu saya lebih awal."

"Saya menontonnya di sekolah, di perpustakaan. Itu kesalahan besar, dan saya mulai menangis ..."

Akhirnya, Ken dan Ruth Pohler -orangtua angkatnya- mengizinkannya untuk menemui orangtua kandungnya.

Mereka kemudian melakukan kontak ulang dengan orangtua kandungnya di China.

Ingin hubungan berlanjut

Pada musim panas lalu, Kati akhirnya terbang ke China untuk menemui orangtuanya di jembatan terkenal itu, seperti yang direncanakan ayahnya.

"Cinta itu nyaris luar biasa. orangtua angkat sangat mencintaiku, dan sekarang saya memiliki cinta seperti ini dari orangtua kandung saya," ungkap Kati.

Dokumen penting yang ingin diketahui Kati adalah catatan berbahasa Cina yang ditinggalkan orang tua kandungnya yang berisi harapan orang tuanya yang ingin bertemu dirinya saat dia berusia 10 atau 20 tahun (BBC)

Dalam perjalanan menuju China, Kati tidak bisa menutupi perasaannya yang campur aduk.

"Ketakutan terbesar saya adalah bagaimana saya akan menyukainya, apakah saya mengecewakan mereka, tapi saya juga tahu kepedihan yang mereka alami." 

Dia juga menyebut faktor bahasa dan budaya sebagai hambatan lainnya.

"Idealnya, saya tidak ingin pertemuan ini hanya sekali. Saya ingin semacam hubungan lanjutan."

Perasaan yang nyaris sama juga dirasakan orangtua kandungnya, ketika menunggu kedatangan Kati.

"Apa yang bisa saya katakan kepadanya saat bertemu? Apakah akan membantu kalau saya minta maaf? Tidak. Sepuluh ribu kata maaf tidak akan cukup," ungkap Lida.

'Ibu sangat menyesal'

Akhirnya, Lida, Fenxiang dan kakak kandung Kati tiba di atas jembatan legendaris itu.

Sambil berjalan, mereka memandang setiap orang yang lalu-lalang di hadapannya.

"Saya melihatnya!" Lida tak kuasa menahan bahagia.

"Di mana?" sang ibu, Fenxiang, tidak kalah penasaran.

"Di sana..."

Kanti akhirnya bertemu orangtua kandung dan saudara perempuannya. Tangisan kebahagiaan pun tumpah di atas jembatan. Mereka saling berpelukan.

"Akhirnya, aku melihatmu. Ibu sangat menyesal. Maafkan ibumu. Akhirnya, aku bertemu denganmu, nak."

Setelah pertemuan ini, Kati menghabiskan beberapa hari untuk mengenal keluarga kandungnya.

Mereka makan, belanja serta menghidupkan petasan secara bersama untuk merayakan kehadiran anaknya yang hilang itu.

"Mereka sangat peduli. Dan yang sangat lucu, ibu kandung saya mengatakan 'oh kasihan, kamu sangat kurus'. Tapi kemudian saya menatap kakak saya: dia jauh lebih kurus."

"Dia sangat peduli. Sepanjang perjalanan, dia terus saja meminta saya makan semuanya. Hal-hal kecil seperti itu ..."

Tidak merasa harus memaafkan

Keesokan harinya, sang ayah menunjukkan lokasi dia meninggalkan Kati saat masih bayi.

"Saya tahu ada yang menemukanmu, karena saya mendengar kamu menangis."

Lida mencoba mengenang lagi.

Lida mengaku saat itu ingin mengambil kembali bayinya, tetapi dilarang oleh keluarganya.

Terhadap apa yang terjadi saat itu, Kati mengatakan:

"Dia (ayahnya) benar-benar hanya ingin agar saya memaafkannya ... Tapi menurut saya, saya tidak merasa harus memaafkan mereka, karena mereka terjebak sistem."

Cinta itu nyaris luar biasa. Orangtua angkat sangat mencintaiku, dan sekarang saya memiliki cinta seperti ini dari orangtua kandung saya, ungkap Kati. (BBC)

Di hari berikutnya, Kati, kedua orangtua kandungnya dan kakak kandungnya melakukan percakapan melalui video call dengan orangtua angkatnya di Michigan. 

"Saya tahu, saya tidak bertanggung jawab sebagai seorang ibu. Kami sangat berterima kasih kepada Anda karena telah merawatnya," Fenxiang membuka pembicaraan.

Ruth kemudian membalas: "Kami juga sangat berterima kasih pada Anda karena telah memberikan kehidupan pada Kati.

Orangtua angkat: 'Kami tidak kehilangan apapun'

Belakangan, Ken mengaku ikut merasakan kebahagiaan anaknya.

"Kami sangat mencintainya dan dia tahu itu, dan kami tidak kehilangan apapun hari ini. Kami sama sekali tidak kehilangan apa-apa. Kami hanya senang untuknya."

Sang ayah angkat, Ruth ikut berkata: "Saya senang dia sampai pada titik ini. Saya hanya berharap ada perasaan damai dan kepuasan pada dirinya dengan pertemuan itu.

Jika itu berarti mengembangkan hubungan dengan mereka, maka tidak masalah. Itu bagus."

Beberapa hari kemudian, Kati kembali ke Michigan.

Di bandar udara keberangkatan, keharuan kembali muncul saat mereka harus berpisah. Air mata meleleh di pipi ibu kandung Kati, Fenxiang.

Sepanjang perjalanan, dia hanya meminta saya makan semuanya. Hal-hal kecil seperti itu ... (BBC)

Tiba di Michigan, Kati kemudian melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dan mulai mendalami bahasa Mandarin.

Dia berharap suatu hari bisa mempertemukan semua keluarganya. 

"Bagi siapapun yang merupakan anak adopsi, saya pikir penting untuk menyadari perasaan Anda. Dan tidak ada cara yang benar atau salah saat merasakannya."

"Tidak menjadi masalah seberapa jauh Anda tahu tentang adopsi itu, mengapa Anda putus asa, dan seberapa besar perasaan Anda terhadap hal itu, dan betapa menyakitkan, tidak masalah ... Saya rasa tidak baik untuk menekan perasaan yang mungkin terjadi, sesulit apapun untuk mengatasinya."

Simak video pertemuan Kati Pohler dengan orangtua kandungnya di bawah ini:

Berita Terkini