TRIBUNBATAM.ID, BUKIT MERTAJAM - Kasus meninggalnya pembantu rumah tangga asal Indonesia, Adelina Lisao, terus didalami oleh kepolisian Malaysia.
Hingga Jumat (16/2/2018), polisi telah memeriksa 19 orang untuk membawa majikannya ke depan meja hijau sebagai tersangka penganiayaan dan pembunuhan.
Polisi telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini, seorang ibu rumah tangga berusia 60 tahun serta dua anaknya, masing-masing pria berusia 39 tahun dan wanita berusia 36 tahun.
Kematian Adelina ini membuat hebih negara tersebut karena perlakuan majikan terhadapnya sudah di luar perikemanusiaan.
Baca: TKI Asal Medan Tewas Dianiaya di Malaysia, Sebulan Dipaksa Tidur Bersama Anjing di Luar Rumah
Baca: Kaki Penuh Luka Bakar & Tidur Bareng Anjing di Luar, Begini Nasib TKW Medan yang Tewas di Malaysia
Awalnya, Adelina (26) diketahui berasal dari Medan, namun setelah didalami, ternyata ia berasal dari Nusa Tenggara Tmur.
Beriuta tentang Adelina viral karena dipaksa tidur di teras bersama anjing piaraaan jenis Rottweiler warna hitam milik keluarga majikannya di Taman Kota Permai, Bukit Mertajam, Penang.
Kondisinya sudah sangat lemah ketika ditemukan dan kemudian dilarikan ke rumah sakit.
Namun, Adelina tak tertolong lagi dan akhirnya meninggal dunia sehari kemudian.
Tidur malam demi malam di teras bersama anjing keluarga, tetangga mulai menduga ada yang tidak beres.
Para tetangga sekitar rumah itu sebenarnya sudah berusaha menolong Adelina yang tidur beralaskan tikar jerami, bantal dan selimut.
Menurut tetangga, seperti dilansir The Star Malaysia, pembantu itu menutupi dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki setiap malam untuk mengusir nyamuk.
"Kami berkali-kali mencoba menanyainya apakah dia baik-baik saja dan jika dia membutuhkan sesuatu, tapi dia tidak akan pernah menanggapi. Dia hanya menggelengkan kepalanya, menunduk dan melangkah pergi."
"Kami benar-benar berusaha membantunya tapi sepertinya dia sangat takut dengan sesuatu," kata tetangga yang tidak mau disebutkan namanya.
Adelina, katanya, terdengar berteriak sepanjang hari. Bahkan setelah tengah malam, tetangga dari tiga atau empat rumah bisa mendengar jeritan tersebut.
"Teriakan itu hebat dan vulgar --dalam bahasa Melayu dan kadang-kadang di Tamil," katanya.
Para tetangga akhirnya tak tahan ketika melihat lengan Adelina yang berusaha ditutupinya, Sabtu pekan lalu.
Di lengan tersebut terlihat bekas luka bakar yang infeksi dan mengeluarkan nanah.
Para tetangga yang awalnya tidak mau ikut campur, akhirnya tidak tahan lagi dan seorang wartawan lokal kemudian melaporkan hal itu kepada sebuah LSM kemanusiaan..
Namun keluarga majikannya menolak bantuan LSM tersebut dan kemudian membawa Adelina ke kantor polisi.
Adelina akhirnya dibawa polisi dari rumah tersebut, Sabtu pekan lalu.
Namun, wanita itu meninggal di rumah sakit sehari setelahnya.
Hasil post-mortem menunjukkan bahwa Adelina meninggal karena beberapa kegagalan organ akibat anemia.
Anemia adalah kondisi dimana tidak cukup banyak sel darah merah dalam tubuh, sehingga mengurangi suplai oksigen agar organ berfungsi dengan baik.
Kepala polisi Penang Comm Datuk A. Thaiveegan mengatakan bahwa polisi tidak mengesampingkan kemungkinan dugaan pelecehan tersebut telah berlangsung berbulan-bulan.
"Kami masih menunggu laporan otopsi terinci," katanya.
Sebanyak 19 orang sudah dimintai keterangan oleh polisi, termasuk dokter yang merawatnya, dan tetangga tempat Adelina bekerja.
Penyelidikan tersebut hampir selesai dan dalam waktu dekat akan diserahkan ke Jaksa Penuntut Umum untuk disidangkan.
Wakil konsul jenderal Indonesia di Penang Osrinikita Zubhana mengatakan bahwa tubuh Adelina akan diterbangkan ke kampung halamannya di Nusa Tenggara Timur.
Adelina tidak memiliki dokumen resmi, diduga ia direkrut secara ilegal.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa negaranya menginginkan keadilan bagi Adelina.