Bulan lalu, Beijing memang telah memperingatkan bahwa mereka sedang menyusun biaya masuk barang atau impor sebesar 15 persen dan 25 persen untuk berbagai produk, termasuk anggur, kacang dan skrap aluminium.
Tarif tersebut ternyata mulai diberlakukan sejak, Senin (2/4/2018).
Tarif impor tersebut memang sebagai balasan atas tarif impor 10 persen untuk aluminium dan 25 persen pada baja yang telah ditetapkan AS.
"Kami berharap bahwa Amerika Serikat dapat menarik langkah-langkah yang melanggar aturan WTO sesegera mungkin dan mengatur produk yang relevan antara Cina dan AS kembali ke posisi semula," kata pernyataan Kementerian Perdagangan.
"Kerja sama antara Cina dan Amerika Serikat, dua ekonomi terbesar dunia, adalah satu-satunya pilihan yang benar."
Terkait tarif impor baja dan aluminium, Trump masih menangguhkan sementara untuk sejumlah negara yakni Uni Eropa serta Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Meksiko, dan Korea Selatan.
Tapi Gedung Putih telah mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif baru pada sekitar 60 miliar dolar AS atasimpor Cina atas "pencurian" kekayaan intelektual.
"Saya sudah lama skeptis terhadap kebijakan perdagangan - baik di dalam maupun di luar negeri - yang melayani perusahaan-perusahaan besar daripada keluarga yang bekerja." (channel newsasia)