TRIBUNBATAM.id, WASHINGTON DC - Hingga bulan Mei di tahun 2018 ini, tercatat telah ada lebih banyak korban tewas akibat insiden penembakan di sekolah AS dibandingkan dengan kematian anggota militer di wilayah misi.
Mengutip Metro.co.uk, hal tersebut menjadikan berangkat ke sekolah di AS tahun ini lebih mematikan daripada tentara yang menjalankan misi militer di medan perang.
Media AS melaporkan, sepanjang 2018, sudah ada 29 korban tewas di sekolah akibat kasus penembakan dengan sebagian besar adalah siswa.
Sementara hanya ada 13 laporan kematian anggota militer dalam periode yang sama.
Jumlah kematian dan penembakan di sekolah selama 2018 bahkan lebih tinggi dibandingkan yang pernah terjadi dalam rentang waktu yang sama selama 17 tahun terakhir.
Sejak tahun 2000 hingga 2017 tercatat total ada 36 korban meninggal akibat kasus penembakan di sekolah.
Namun sejak memasuki tahun 2018, telah terjadi 16 kasus penembakan mematikan di sekolah di AS dengan total 29 korban tewas.
Baca: Sebelum Lakukan Penembakan Massal di SMA Texas, Dimitrios Pernah Menulis Dilahirkan untuk Membunuh
Baca: Demitrios, Tersangka Penembakan Massal SMA Texas Juga Bawa Bom tapi Dia tak Nyali untuk Bunuh Diri
Baca: TERUNGKAP! Saat Penembakan Massal yang Tewaskan 17 Orang, Ternyata Ada Seorang Polisi Jaga di Sana
Sementara tercatat hanya ada tujuh insiden fatal di militer.
Dilaporkan Washington Post, tujuh insiden tersebut terjadi saat kecelakaan helikopter yang jatuh di Irak, dengan tiga di antaranya tidak berkaitan dengan pertempuran.
Laporan tersebut didapatkan surat kabar itu dengan membandingkan sendiri data jumlah korban akibat penembakan di sekolah dengan angka-angka dari Departemen
Pertahanan AS yang meliputi kematian anggota pasukan tempur maupun nontempur.
Terakhir, kasus penembakan massal di sekolah AS terjadi pada Jumat (18/5/2018), di SMA Santa Fe, Texas, menewaskan 10 orang.
Pelaku adalah remaja berusia 17 tahun, bernama Dimitrios Pagourtzis.
Dia membawa senapan shotgun dan revolver, serta ditemukan bahan peledak.
Insiden tersebut terjadi hanya berselang tiga bulan setelah penembakan massal di SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, pada 14 Februari yang menewaskan 17 orang.
(kompas.com/Agni Vidya Perdana)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tahun 2018, Jadi Siswa Sekolah di AS Lebih Berbahaya daripada ke Medan Perang"