TRIBUNBATAM.id, KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad mengatakan, pemerintah akan berupaya mengurangi beban utang dari RM1 triliun (sekitar Rp 3.500 triliun) menjadi RM800 miliar.
Dalam wawancara dengan Voice of America (VoA), seperti dilansir Berita Harian, Mahathir mengatakan, kepemimpinannya mewarisi pemerintahan terdahulu yang mengurus negara secara teruk.
Pemerintahan sebelumnya, kata dia, menumpuk banyak utang dan melakukan pinjaman dari luar negeri. Bahkan bank asing menjadi sumber keuangan lokal.
Mahathir menegaskan, pemerintahan baru dari Pakatan Harapan (PH) tidak akan membiarkan utang negara berada pada tahap seperti itu.
Baca: Menkeu Malaysia Blak-blakan: Utang 1MDB Rp 24,4 Triliun Ternyata Dibayar Pemerintah!
Baca: Malaysia Bentuk Satgas Pemburu Uang Negara Rp 64 T dari Skandal 1MBD, 4 Hal Ini Patut Diketahui
Tindakan awal pemerintahannya meneliti jumlah utang negara dan berusaha mengurangini sebanyak RM200 miliar, termasuk menguranfi belanja negara.
Sudah tentu langkah awal pemerintah adalah untuk memastikan bahwa negara mampu membayar pinjaman itu dan coba menguranfi jumlah prinsipal yang dipinjam.
"Kita lihat banyak melantik (orang-orang) politik dalam pemerintahan, namun sibuk mengurus partai, bukan pemerintah," sindirnya.
"Oleh karena itu, kita perlu mengurangi jumlah politikus di pemerintahan, begitu juga beberapa institusi yang berada di luar pemerintah, tetapi menggunakan keuangan pemerintah."
"Yang paling teruk adalah 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Pemerintah menjadi tali untuk (perusahaan itu) mendapatkan pinjaman."
"perusahaan itu dimiliki sepenuhnya oleh pemerintahan, tetapi tidak mengikuti undang-undang dan peraturan sehingga mereka meminjam dalam jumlah yang banyak. Uang yang dipinjam itu kemudian hilang dan dicuri. Ini adalah elemen yang perlu kita hapus dengan segera," katanya.
Sepereti diketahui, Menteri Keuangan Lim Guan Eng, beberapa hari lalu mengungkapkan fakta bahwa utang 1MDB selama ini ternyata dibayar oleh pemerintah.
Namun perusahaan tersebut selalu mencitrakan kepada publik bahwa mereka bisa melunasi utang korporat.
Bahkan, ketika pertama kali masuk kantor, Lim sudah disuguhi lembaran dokumen pembayaran utang 1MDB yang jatuh tempu pada 30 Mei 2018 ini.
Lim kemudian memanggil CEO 1MDB dan dari pertemuan itu terungkap bahwa perusahaan investasi itu ternyata tidak punya uang untuk membayar utang.
Mahathir mengatakan, ia memimpin kerajaan yang mewarisi sistem keuangan yang dimusnahkan oleh pendahulunya, Najib Razak, sehingga menjerat negara dalam krisis utang yang serius.